(14)

65 0 130
                                    

"I take you to be my husband...

I take you to be my wife...

To have and to hold...

From this day forward...

For better, for worse...

For richer, for poorer...

In sickness and in health...

To love and to cherish...

Till' death do us part...

And there to I pledge my faith, myself to you..."

Suara dentuman musik yang menggelegar cukup mengganggu Si Jin setengah jam terakhir ini. Tapi pria itu memilih duduk diam di depan meja bar, menikmati sarafnya yang berdenyut- denyut. Terkadang berada di tempat sangat ramai bisa menyembunyikan pikiranmu yang kacau. Entah sudah gelas wine keberapa yang dihabiskan Si Jin malam itu dan dia tidak keberatan menghabiskan lebih banyak lagi, sekalipun kalau nanti dia mabuk dan harus merepotkan Chang Wook lagi atau yang lainnya untuk membawanya pulang. Untuk malam ini saja dia ingin menjadi egois tanpa harus memikirkan orang lain.

Terus terang saja dia mulai lelah, dan memikirkan jalan di depannya membuatnya merasa lebih lelah lagi.

Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini dan dia tidak pernah merasa selelah ini. Dan yang paling menyedihkan adalah dia tidak tahu harus menyalurkan emosinya dan bercerita pada siapa, karena dia tahu bagaimana reaksi keluarganya dan yang lain. Si Jin membenci situasi ini, sangat benci. Dulu dia punya seseorang untuk mendengarkan semua ini, semua hal yang mengganggunya tapi tidak bisa dia sampaikan pada yang lain. Si Jin mencoba mengusir pikiran menyedihkan bahwa dia benar- benar harus menghadapi ini sendiri sekarang tapi memang begitulah adanya dan dia tidak punya pilihan untuk mundur atau menyalahkan orang lain.

Pria itu meneguk segelas wine lagi ketika aroma yang dikenalnya tiba- tiba mengusik benaknya dan dirasakannya kursi di sampingnya berbunyi.

"Botol sebesar itu bukankah terlalu berbahaya dihabiskan sendiri?"

Si Jin tahu itu siapa tapi dia masih berpaling untuk meyakinkan dia tidak berhalusinasi.

Han So Hee menatapnya dengan senyum manis yang lemah, rambutnya sekarang berwarna hitam, mungkin untuk comeback album mereka. Si Jin merasakan jantungnya berdebar kencang dan perutnya berisi timah panas, tapi dia memilih untuk berpaling pada gelasnya lagi dan menggoyangkannya pelan dengan tak bersemangat. So Hee menatap rak wine di depannya sambil menghela nafas, dia toh sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Si Jin.

"Bagaimana kabarmu? Kelihatannya kau lelah sekali..."

Si Jin tertawa kecil sini mendengar nada khawatir di suara So Hee, setiap So Hee bergerak atau mengatakan sesuatu pada Si Jin hatinya merasa sedikit perih, karena teringat bagaimana semua yang dia bayangkan bersama So Hee sudah hilang dan tidak ada harapan lagi.

Gadis itu menghentikan bartender yang lewat dan memesan gelas kosong. Si Jin melirik So Hee diam- diam. Apa gadis ini benar- benar berniat 'mengganggunya' malam ini?

"Aku selalu penasaran," kata Si Jin dingin, masih memperhatikan cairan wine dalam gelas kecilnya. "Bagaimana manusia menangani masalah berat yang tidak pernah mereka bayangkan akan mereka hadapi, dan kapan masalah itu akan berakhir."

So Hee tertegun, selain terkejut dengan Si Jin yang sudah berhenti untuk tidak mengacuhkannya.

"Karena itulah masalah menjadi berat," kata gadis itu pelan, "karena mereka tidak pernah menghadapinya sebelumnya,"

"Aku ingin tahu apa ada orang lain yang pernah mengalami ini, dan dapat melewatinya dengan baik. Aku ingin tahu bagaimana mereka mengatasinya." Pria itu mendengus sedih, "tapi sejauh yang kutahu, hanya aku satu- satunya."

Shine Where stories live. Discover now