(53)

126 0 95
                                    

Malam ini terasa sangat berbeda dari malam- malam sebelumnya untuk Hong Gong Yoo. Meskipun pada kenyataannya, dia kembali menghabiskannya dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Duduk termenung di ruangan kerjanya yang megah; menatap gedung- gedung pencakar langit di hadapannya serta langit yang gelap dan tak berbintang; dia bisa mendengar suara- suara bising mobil di bawah sana yang semakin lama berangsur- angsur berkurang. Di meja kerjanya yang panjang, menumpuk dokumen- dokumen yang harus dia tanda tangani dan pelajari untuk presentasi pada rapat pemegang saham besok yang seharusnya dijadwalkan untuk hari ini tapi ditundanya.

Sebuah senyum bahagia tersungging di wajahnya yang terlihat lelah. Ya, malam ini akhirnya dia bisa tersenyum kembali; dan akhirnya dia bisa bernafas lega, membuang seluruh beban dan perasaan bersalah yang mengikatnya selama ini. Dan karena putrinya mau menerima kehadirannya. Tidak ada yang lebih baik dari itu—bahkan dari segala kabar baik yang dia dengar selama beberapa tahun terakhir ini.

Hong Cha Young mau menerima kehadirannya.

Pria paruh baya itu menatap ponselnya sejenak, mempertimbangkan apakah harus menghubungi Cha Young dan menanyakan kabarnya karena ternyata gadis itu tadi kabur dari rumah sakit. Gong Yoo nyaris menekan tombol 'menghubungi' tapi jarinya terhenti. Dia tidak ingin memaksakan segalanya pada Cha Young; biarlah semuanya berjalan apa adanya. Sedikit banyaknya dia telah mempelajari karakter putrinya yang mirip dengannya; tidak suka dipaksa dan terburu- buru. Lagipula, toh ada Yoo Si Jin, suaminya. Meskipun Gong Yoo masih berpendapat Yoo Si Jin adalah seorang pria angkuh tapi jauh di lubuk hatinya dia percaya.

Tidak ada pria yang lebih baik dari Yoo Si Jin untuk menjadi suami Cha Young

Hong Gong Yoo memutar kursinya, meletakkanya ponselnya kembali di meja kerjanya ketika pintu tiba- tiba terbuka, menampakkan Tuan Ahn.

"Mengapa kau belum pulang, Ahn Gi Seok?" tanya Gong Yoo sambil mengerutkan keningnya.

"Itulah yang sudah kurencanakan satu jam yang lalu tapi kemudian Detektif Choi datang dan membawakan ini untukku." Tuan Ahn memindahkan tumpukan dokumen di depan Gong Yoo ke samping kemudian meletakkan map yang di tempat itu, seolah menegaskan bahwa apa yang dibawanya ini lebih penting dari dokumen- dokumen tadi. Hong Gong Yoo menatap map itu kemudian melirik Tuan Ahn di depannya yang menatapnya dengan ekspresi dingin dan tak terbaca.

"Apa ini?"

"Kado." Jawab Tuan Ahn dengan seringai kecil. Ekspresi yang cukup aneh untuk seorang Tuan Ahn yang biasanya sangat dingin, sopan, dan hanya berbicara seadanya. Hong Gong Yoo segera membuka dokumen itu dengan penasaran lalu membaca beberapa lembaran kertas di dalamnya. Ekspresi penasaran itu tergantikan dengan kemarahan yang ditahan.

"Han... So-Hee?"

Tuan Ahn tidak menjawab, hanya mengedipkan matanya dengan pelan, tanda bahwa Hong Gong Yoo diminta untuk membaca lebih banyak lembar lagi. Semakin lama Hong Gong Yoo terlihat semakin terkejut dengan apapun yang ditemukannya di tiap halaman yang dibacanya, bahkan beberapa foto.

"Jadi... dia adalah mantan kekasih Yoo Si Jin?"

Gong Yoo menyebutkan kata 'mantan kekasih' dengan sedikit jijik. Tuan Ahn mengagguk, memutuskan bahwa dia toh harus menjelaskan dengan versi verbal karena sepertinya data- data tertulis kurang menjelaskan arti dari laporan ini. "Bisa dibilang hubungan mereka rahasia karena agensi mereka melarang publikasi hubungan seperti itu. Han So Hee adalah penyanyi baru, dan Yoo Si Jin—ssi saat itu adalah senior jauhnya. Mereka menjalin hubungan untuk waktu yang terbilang cukup—"

"Aku tidak terlalu suka penjelasan yang itu." Kata Hong Gong Yoo sebal, mengibaskan tangannya. Membayangkan itu membuat darahnya berdesir karena pasti putrinya tidak suka dengan fakta itu. Apakah mempercayai Yoo Si Jin adalah sebuah kesalahan?

Shine Where stories live. Discover now