(2)

73 0 119
                                    

Han Cha Young menghabiskan beberapa menit berikutnya dengan berjalan ke sana kemari di kamarnya, kedua tangannya yang sedikit gugup saling berkait, dompet cokelat itu dibiarkan di atas meja. Cha Young berhenti dan menatap dompet itu. Haruskah dia mengembalikannya? Tentu saja haruskan? Cha Young mendesah, bagaimana pun benaknya berseru dia harus mengembalikan dompet itu bagian hatinya yang lain menanyakan bagaimana caranya mengembalikan dompet itu karena pertama, bertemu dengan dengan seorang Super Shine Si Jin sama susahnya dengan melipat tanaganmu ke belakang dan untuk orang biasa seperti Cha Young dia harus membayar cukup mahal untuk bertemu pria itu, istilahnya—dia harus menghemat uang jajannya selama beberapa bulan. Dan kedua, haruskah dia bertemu pria itu sedangkan melihat wajahnya saja adalah hal yang Cha Young hindari? Dan dia sedang berusaha melupakan apa yang terjadi kemarin malam. Haruskah dia bertemu pria itu lagi?

Cha Young menghela nafas. Sebelum dia berfikir lebih jauh tiba- tiba pintu kamar terbuka dan Cha Young reflex berlari ke arah mejanya dan melempar dompet itu ke dalam lacinya. Suzy melangkah masuk sambil menguap, menatap Cha Young dengan heran karena gadis itu duduk di tempat tidurnya dan bukannya belajar, seperti yang sering gadis itu selalu lakukan setiap malam untuk mengejar prestasi—ambisinya.

"S—sudah pulang?" kata Cha Young sedikit gugup. Suzy mengangkat keningnya. "Kau kenapa sih? Dari tadi aneh sekali..."

Cha Young menggeleng. "Aku baik- baik saja. Oh iya, tugas," gumamnya dan langsung melompat ke kursi belajarnya dan mengerjakan tugasnya, ketika dia mendengar suara pintu kamar mandi ditutup gadis itu membuka lacinya perlahan dan mengambil dompet itu dan menatapnya. Entah mengapa memegang dompet itu saja membuat tangannya bergetar dan jantungnya berdebar. Sial, haruskan dia bertemu pria itu lagi? Entah apa yang akan terjadi dan bagaimana mereka akan menghadapi satu sama lain. Tapi menemukan dompet dan tidak mengembalikan pada pemiliknya tetap saja salah.

"Eish," Cha Young membenamkan kepalanya di buku dan menutup mata.

Haruskah dia mengembalikannya? Setelah semua yang terjadi, sanggupkah Cha Young bertemu dengannya lagi?

*

Si Jin baru saja menyelesaikan sesi rekaman untuk proyek 'Radio Star' minggu depan bersama Lalisa Manoban dan yang lainnya, kegiatan terakhir di jadwal yang sangat padat hari ini. Dan besok dia harus menyelipkan waktu untuk persiapan tur Asia mereka beberapa minggu kedepan. Kadang- kadang Si Jin menganggap keajaiban dia bisa menyelesaikan semua jadwal itu meskipun jam tidurnya harus dikorbankan.

"Suguhaseyo," sapa mereka satu sama lain sebelum meninggalkan ruangan. Si Jin menyapa rekan kerjanya dulu lalu meninggalkan mereka, ditemani manajernya.

"Aku sudah berdiskusi dengan salah satu staff di acara Strong Heart tadi, besok pagi kau dan aku akan ke sana untuk meminta maaf atas kekacauan yang kau timbulkan tadi di studio," kata Manajer Park Seo Joon dengan nada datar ketika mereka berdua berjalan menyusuri koridor gedung yang kosong. Dikarenakan jadwal Si Jin yang sangat padat minggu depan rekaman Radio Star terpaksa dilakukan larut malam dan dia sangat berterima kasih pada para sunbae yang mau mengalah dalam hal ini. Si Jin menghela nafas. "Arasso," ujarnya dingin. "Apa jadwalku besok?"

"Besok jam 9 pagi kita sudah di kantor SM untuk mendengarkan mode album baru SJ-M, setelah itu kau harus di gedung KBS untuk rekaman show baru Junho, dan malamnya kita harus bersiap- siap untuk berangkat ke Thailand."

Si Jin menghela nafas. Sepertinya kata 'istirahat' adalah hal yang sangat amat jarang dia dengar selama beberapa tahun belakangan ini.

"Malam ini—"

"Aku akan pulang sendiri. Appa ingin menemuiku di rumah malam ini," kata Si Jin dingin. Manajer Park berhenti sebentar lalu menghela nafas. "Baiklah, jam 7 kita sudah di gedung SBS. Get it?"

Shine Where stories live. Discover now