(44)

98 1 115
                                    

37 Grill and Bar terletak di lantai 37 hotel Conrad, salah satu hotel termewah di Yeouido. Cha Young belum pernah ke tempat ini dan terkagum- kagum dengan desain restorannya yang sangat ekslusif dan mengagumkan. Semua properti dan nuansanya menegaskan kemewahan. Pencahayaan-nya yang minim serta posisi meja mereka yang memberikan kesempatan untuk melihat pemandangan lampu kota Seoul di bawah sana yang mengagumkan membuat tempat ini terkesan sangat romantis.

Cha Young sendiri mengenakan one-piece yang dibelikan ibu mertuanya untuknya, sebuah gaun berwarna biru tua berlengan pendek dan bagian bawahnya mencapai setengah betis. Rambut cokelat gelapnya yang bergelombang dibuat lurus dan tergerai alami di pundaknya; riasan yang sangat simpel di wajahnya memberikan kesan gadis muda yang sangat polos dan cantik. Si Jin tidak bosan- bosannya menatap istrinya yang saat ini sedang sibuk mengagumi keadaan di bawah sana, tidak menyadari ekspresi wajah Si Jin dan senyum tampannya atau fakta bahwa pria itu tengah memperhatikannya seperti orang bodoh yang sedang tersihir. Dia memang tidak salah memilih tempat; tempat ini sangat tepat untuk mereka, terlebih lagi Si Jin jarang mengajak istrinya berkencan. Gadis itu selalu di rumah atau keluar untuk berbelanja keperluan mereka—Si Jin sangat sibuk dan saat di rumah dia hanya ingin beristirahat. Dia bersyukur Cha Young meminta diajak makan steak. Gadis itu perlu banyak gizi dan energi, dia bahkan tidak terlihat seperti ibu hamil pada umumnya. Dan dengan mengajak gadis itu ke tempat seromantis ini, mungkin saja Cha Young akan membiarkan Si Jin bermesraan dengannya malam ini dan bisa saja—

"Maaf, Tuan Yoo—" suara pelayan pria yang cukup nyaring mengagetkan Si Jin.

"Apa?" tanya Si Jin, nyaris membentak, karena terkejut. Pelayan pria itu terlihat cukup kaget dan buru- buru meminta maaf. Pipi Si Jin kontan memanas; sepertinya pria itu sudah cukup lama berdiri di situ dan diabaikan oleh pasangan muda di depannya.

Cha Young sendiri terkejut—mengalihkan tatapannya dari pemandangan Seoul yang indah, sedikit heran dengan sikap suaminya yang kini terlihat salah tingkah—pipinya bahkan terlihat sedikit memerah. Si Jin menyebutkan beberapa nama asing yang akan menjadi santapan mereka, serta pork steak spesial sebagai menu utama.

"Kau tidak apa- apa?" tanya Cha Young khawatir begitu pelayan pria itu pergi meninggalkan mereka.

"A—aku? t—tentu." Kata Si Jin, tertawa pelan tapi kemudian meneguk air putih di gelas, mencoba meredakan perasaan malunya karena hampir tertangkap basah.

"Bagaimana kau tahu ada tempat seindah ini?"

Si Jin tersenyum lembut. "Kau suka?" Ini bukan satu- satunya tempat yang Si Jin tahu, dia tahu banyak tempat bagus dan indah dan dia tidak sabar untuk membawa gadis itu ke sana. Dan mungkin nanti dengan bayi mereka. Membayangkannya saja sudah membuat Si Jin sangat bersemangat.

Cha Young mengangguk.

"Steak di sini sangat enak. Kau jarang memintaku mengajakmu makan di luar, jadi kali ini aku tidak akan mengecewakanmu."

"Kau juga bisa minum wine di sini." Komentar Cha Young, memperhatikan deretan botol- botol wine yang berjajar rapi di rak kayu berwarna hitam yang menempel atap.

"Kau tahu itu tidak mungkin kan? Bagaimana aku bisa menyetir dalam keadaan mabuk?"

"Wow, kau 'imut' sekali." Canda Cha Young.

"Kau tahu," Si Jin mengerutkan kening, "pria normal tidak suka dibilang imut. Kecuali Soo Hyun -hyung tentu saja, dia mendapat pengecualian."

"Tapi kau memang imut." Kata Cha Young, sedikit bersungguh- sungguh.

Si Jin menyeringai kemudian mendekatkan kepalanya ke arah istrinya. "Kau tahu benar aku tidak imut. Sudah berapa kali aku membuktikannya padamu, huh?"

Shine Where stories live. Discover now