(47)

96 0 76
                                    

"Eomma (ibu)..."

"Aku tidak sudi punya anak sepertimu!"

"Eomma..."

"Pergi!"

"Eomma—"

Cha Young memekik kecil—kedua matanya membuka dengan lebar; nafasnya tercekat dan sejenak ia mengira tidak lagi sanggup untuk bernafas. Peluh membasahi dahinya dan gadis itu berusaha untuk menenangkan jantungnya sementara paru- parunya bekerja keras untuk mendapatkan asupan oksigen yang kuat. Semenit kemudian semua terasa nyata dan dia menghela nafas ketika dia tidak sedang berada di tempat menakutkan manapun tapi di kamar suaminya yang nyaman di kediaman keluarga Yoo.

Dia kembali bermimpi buruk.

Cha Young kemudian bangun dengan susah payah lalu bersandar di kepala ranjang. Nafasnya sekarang lebih tenang, tapi tidak mengubah suasana hatinya yang suram dan ketakutan. Bukan sesuatu yang asing baginya untuk bermimpi buruk—bahkan bisa dibilang mimpi buruk sangat sering 'mengenjunginya' sedari kecil. Tapi mimpi buruk yang mendatanginya selama beberapa hari terakhir ini terasa berbeda; dia bukan lagi seorang anak kecil yang sedang terancam dengan kehadiran seorang wanita.

Kali ini dia menjadi si ibu yang tidak menginginkan anaknya sendiri. Dia bisa merasakan perasaan jijik dan sebal itu setiap kali dia mendengar suara seorang anak memanggilnya 'ibu', seolah- olah suara itu mengancam akan menghancurkannya. Seolah- olah suara itu mengancam akan mengganggunya. Mengapa? Mengapa dia membenci anaknya sendiri?

Cha Young menutup matanya. Tidak kan? Dia tidak akan menjadi wanita seperti itu kan? Semua orang meyakinkannya kalau dia akan menjadi seorang ibu yang baik; bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau dia akan berakhir dengan menghancurkan anaknya sendiri?

"Tidak kan?" bisik Cha Young pada gundulan di perutnya; kedua tangannya mengelus perutnya dengan lembut. "Tidak kan? Aku tidak akan menjadi wanita seperti itu kan?"

Han Cha Young membuka matanya, meringis pelan merasakan sebuah tendangan kecil.

"Tidurlah," bisiknya pelan, "aku akan berusaha untuk tidak bermimpi lagi."

*

'LEE JI HYUN PINGSAN SAAT MEMBAWAKAN PIDATO PENGANTAR ACARA PEMBUKAAN GRAND PASIFIC MALL'

Han Cha Young mengerutkan kening; membaca barisan judul pembuka berita utama di koran langganan Tuan Yoo. Ini pertama kalinya dia menemukan berita di koran pagi yang berhubungan dengan orang yang diketahuinya. Mereka tidak berlangganan koran di rumah karena selain informasi mudah didapatkan Via internet di HP, mereka tidak begitu tertarik dengan segala peristiwa yang terjadi di sekitar mereka di saat masalah mereka sendiri sudah cukup banyak.

Dan ngomong- ngomong, mengapa Lee Ji Hyun bisa pingsan? Cha Young sempat berpendapat wanita itu bisa menghadapi badai angin sekalipun dan tidak akan jatuh karenanya.

Tapi sesakit apakah beliau hingga bisa jatuh pingsan di acara sepenting itu?

Sebegitu lelahnyakah dia?

Cha Young membuka lipatan koran tersebut dengan penasaran untuk membaca penjelasan selanjutnya ketika orangtua Si Jin melangkah masuk ke dalam ruang makan. Gadis itu segera meletakkan koran ayah mertuanya ke tempatnya semula dan berdiri menyapa Tuan dan Nyonya Yoo, yang tersenyum cerah melihatnya sambil menempati kursi masing- masing.

"Cha Young—ah, tidurmu enak?" tanya Nyonya Yoo dengan riang.

"Neh," jawab Cha Young ramah, duduk di seberang ibu mertuanya dengan Tuan Yoo sebagai kepala meja.

Tepatnya satu minggu sudah Han Cha Young menginap di rumah orang tua Si Jin karena pria menyebalkan itu sibuk dengan promosi albumnya. Dia toh memang pernah mengatakan kemungkinan untuk tidak pulang selama beberapa hari tapi Cha Young hanya tidak menyangka dia tidak akan melihat suaminya dalam waktu cukup lama.

Shine Where stories live. Discover now