(21)

84 0 119
                                    

 "Wow."

Cha Young berdiri tegak di samping Rowoon, keduanya saat ini berdiri di lapangan cukup luas yang ditutupi salju dan dikelilingi pepohonan rimbun. Langit di atas sana menyelimuti mereka dengan semburat berwarna jingga dan matahari mulai turun dari tempatnya—sekarang Cha Young mengerti dengan maksud Rowoon mereka hampir kehabisan waktu. Dan Cha Young bersyukur mereka masih sempat.

"Bagaimana kau bisa tahu tempat ini?" Cha Young melirik pria tinggi di sampingnya yang menatap matahari itu dengan dingin. Seolah- olah dia sedang menyalahkan langit itu atas segala penderitaannya.

"Katakan saja aku sangat ahli dalam menemukan tempat- tempat yang eksklusif,"

"Cih," Cha Young mendengus. "Baguslah kalau begitu, sesuai dengan sifatmu sekarang,"

"Apa?" Rowoon mengerutkan kening tebalnya dan dia benar- benar mirip tokoh kartun manga dengan eskpresi seperti itu. Pria itu lalu berdehem dan memalingkan wajahnya dari Cha Young. "Tidak seharusnya aku mengajakmu ke sini,"

"Kalau begitu kenapa kau mengajakku?"

"Karena kau terlihat bosan," jawab Rowoon asal.

Karena aku ingin selalu melihat segala hal yang indah bersamamu... batin Rowoon.

"Cih, terima kasih banyak kalau begitu," gumam Cha Young sinis lalu mendorong pundak Rowoon. Keduanya tenggelam dalam diam dan nyaman dan Cha Young sejenak lupa dengan kegalauan dan rasa bersalahnya. Bila Rowoon berada di sampingnya semuanya terasa polos dan netral, seolah dia berada di tempat yang benar bersama dengan orang yang benar.

Meskipun secara teknis kenyataannya tidak demikian.

"Seperti film Twilight," komentar Cha Young.

Rowoon mendengus. "Kau terlalu banyak menonton film." Gumamnya.

"Aku serius," ujar Cha Young. "Dan kalau dipikir- pikir, kau seperti tokoh vampirnya. Wajahmu tampan tapi bengis."

"APA?"

Cha Young tertawa.

"Tapi kau mirip Bella. Kikuk, pucat, dan terlalu polos."

"Yang itu aku setuju," ujar Cha Young. "Kalau begitu apa kita sedang bermain Twilight?"

Rowoon tertawa. Han Cha Young tidak perlalu menjadi komedian untuk membuat orang tertawa, dia hanya perlu bertingkah seperti dirinya sendiri. "Kecuali di bagian menghisap darahnya karena aku tidak suka darah orang hamil."

"YAH!"

Situasi kembali hening dan ketika mereka sadar, benda bersinar berbentuk bulat itu mulai bersembunyi di balik gunung.

Rowoon menggaruk kepalanya. "Aku tahu ini terdengar bodoh tapi kurasa kita harus segera membuat permohonan,"

Cha Young mendengus. "Cih, di dunia mana orang membuat permohonan saat matahari terbenam?"

"Katanya di sini bisa."

Ekspresi serius Rowoon mematikan keinginan Cha Young untuk tertawa. Sungguh aneh melihat seorang Rowoon mengatakan hal seperti itu dengan serius, seolah- olah dia benar- benar percaya, seolah- olah dia sudah habis harapan dan tinggal ini jalan satu- satunya. Keduanya bertatapan.

"Aku akan pergi,"

Sesaat semuanya terdengar hampa dan sunyi.

"P—pergi?" tanya Cha Young, berharap pria itu hanya bergurau.

"Promosi di Korea selesai dan aku harus kembali ke Beijing dan Taiwan untuk album kami." Setiap frase yang diucapkan Rowoon sangat simple dan tanpa perasaan tapi memberi efek yang cukup besar bagi Cha Young. "Kami akan pergi sekitar dua bulan,"

Shine Where stories live. Discover now