(52)

84 0 60
                                    

Tidak sulit menemukan kios burger yang dimaksud Cha Young; kios itu sangat kecil dan diapit dengan sempurna oleh gedung- gedung menjulang di sekelilingnya; seperti seekor kucing yang sedang berusaha menonjol di antara gerombolan harimau. Pemiliknya toh berhasil melakukannya; tampilan luar kios itu terlalu menonjol dengan dominasi warna merah dan kuning cerah. Siapapun yang melewatinya pasti akan menengok dua kali dan memperhatikan gedung itu. Aroma saos barbekyu yang baru jadi serta daging asap menggelitik perut Cha Young ketika ia dan Tuan Hong sampai di depan bangunan mungil itu. Untunglah semua orang telah sibuk di tempat kerja masing- masing dan sepertinya mereka tidak berencana memesan burger di jam kerja. Cha Young tidak perlu repot- repot berjuang di antrian.

"Woah," gumam Cha Young, menatap tempat itu dengan senang. Dia lupa kapan terakhir dia makan burger; Nyonya Yoo sangat tegas meminta Cha Young memperhatikan makanannya, beliau juga memastikan ada Yoo Si Jin yang akan dengan senantiasa 'mentertibkan' pola makan Cha Young bila ia berencana untuk makan sembarangan. Tapi ibu mertuanya tersebut juga selalu menyarankan agar Cha Young tidak segan- segan meminta Si Jin membelikan makanan yang ingin dia makan. Jadi, tidak salahkan kalau dia makan makanan siap saji seperti burger sekali- sekali?

"Tempat macam apa ini—" Tuan Hong segera diam ketika menyadari tatapan bingung Cha Young.

"Bukankah Anda sering makan burger di sini?" tanya Cha Young bingung.

"Ah," Tuan Hong tertawa gugup dan mengusap punggung lehernya, "m—maksudku, aku sering meminta pegawaiku yang membelikan jadi..."

"Oh," Cha Young mengangguk. "Burger itu paling enak dimakan saat dagingnya baru dimasak, apa Anda tahu?"

Tuan Hong menatap Cha Young selama beberapa detik, sepertinya beliau tidak pernah membayangkan akan memiliki pembicaraan ringan seperti ini bersama gadis itu. Cha Young memang ramah dan sopan, tapi jelas dia tidak suka banyak bicara, kecuali pada seseorang yang dia percaya atau cukup dekat dengannya.

Tanpa menunggu jawaban Tuan Hong, Cha Young berjalan memasukki gedung, meninggalkannya yang masih tidak percaya bahwa hari ini telah datang; hari di mana dia bisa menghabiskan waktu berdua bersama putrinya yang telah dia cari selama bertahun- tahun. Meskipun tidak persis seperti yang dia khayalkan selama ini, tapi baginya ini sudah lebih dari cukup. Tuan Hong memperhatikan Cha Young dari jauh; berdiri di depan meja kasir sambil menatap menu yang diberikan pelayan dengan bingung, mempertimbangkan menu mana yang harus dipilih.

Tanpa sadar sebuah senyum terharu menghiasi wajah tampan Tuan Hong. Pandangannya mengabur dan beliau dengan segera mengusap wajahnya sebelum bulir air mata mempermalukan seorang pria yang tangguh dan dingin seperti dirinya di depan orang banyak.

*

"Apa burger-nya seenak itu?" tanya Tuan Hong penasaran, memperhatikan cara makan Han Cha Young dengan saksama. Mereka saat ini sedang duduk di ayunan taman yang terbuat dari besi. Cha Young melahap burger berukuran besar di tangannya seolah dia tidak makan selama beberapa hari; gadis itu tampak kelaparan dan sedikit lagi akan menuju kea rah 'kerasukan', setidaknya begitulah menurut Tuan Hong. Apalagi cara makan Cha Young berbanding terbalik dengan keadaan tubuhnya yang tetap terlihat kurus meskipun sedang mengandung.

Tuan Hong sendiri tidak benar- benar menikmati burger-nya; dia telah sarapan di rumah dan nafsu makannya menurun drastis akhir- akhir ini; menurut Dokter Noh itu adalah salah satu efek samping dari penyakitnya. Ngomong- ngomong soal penyakit, Tuan Hong tidak ingin mengingat sedikit pun tentang fakta bahwa dia sedang sakit parah—yang ingin dia lakukan saat ini adalah menikmati waktu yang sangat jarang bersama putri sulungnya. Putri yang telah lama dia cari.

Cha Young tersadar dengan pertanyaan Tuan Hong dan hampir tersedak—yang langsung diselamatkan oleh Tuan Hong dengan memberinya botol air mineral—meminumnya, kemudian tersenyum malu sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan. "Maaf, burger-nya sangat enak, dan aku sudah lama ingin memakannya,"

Shine Where stories live. Discover now