•Part 20•

590 15 4
                                    

Happy Reading gaes

Maaf bila banyak typo

Selamat membaca.

"You're a virgin" ucap Falen pelan.

"Tentu saja aku masih perawan, aku tidak pernah melakukan nya dengan lelaki lain. Kamu yang pertama" ucap Arin malu.

Falen tersenyum, sedangkan Arin memeramkan matanya ia melemas, ia melepaskan keperawanan nya dengan laki laki ini yang baru berpacaran dengan nya.

Hari menunjukkan mulai pagi, Arin yang ingin beranjak dari kasur itu tapi ditahan oleh Falen.
"Mau kemana?"

"Bikin sarapan buatmu, kamu gak laper?" tanya Arin balik.

"Mie aja, aku pengen mie" rengek Falen.

"Mie? Kak Gisel bilang jangan sering sering makan mie"

"Baru juga ini makan mie"

"Iyayaa ku buatin"

Setelahnya Arin pergi kedapur, saat membuka lemari didapur sudah banyak stok mie di lemari itu.

Arin menggelengkan kepalanya. Kak Gisel benar benar menyediakan mie sebanyak ini?

Tanpa berpikir panjang ia membuatkan mie 2 bungkus untuk Falen dan juga dirinya.

-
-
-
-
-
-
-

Gisela POV

Sela selesai dengan pekerjaan nya didepan komputer seharian ini.

Ia memilih keatas loteng gedung kantor nya.

Pemandangan di kota North-East berbeda dengan Jakarta.

Wanita itu memang suka memandang langit dimalam hari.

"Kamu gak pulang?" tanya salah satu pria yang datang menghampiri Sela.

"Belum Dav, pikiran gue lagi mumet jadi ya ngilangin mumet" jawab nya tetap memperhatikan langit langit.

"Kalau ada masalah cerita Sel, yang kamu kenal disini cuma aku"

"Iya Dav thanks nanti gue cerita, lagi gak mood" jawab nya acuh.

"Kalau gitu gue duluan, kalau ada apa apa soal kerjaan Call gue" ucap nya lagi dan pergi dari tempat itu.

Sela tersenyum tipis, teman sekolah nya sekaligus bos di kantor nya.

Sela kerja dikantor ini berkat Davi adik kelas nya sewaktu SMA, siapa sangka kalau ia jadi asisten adik kelasnya itu sekarang.

Ia tahu kalau bos muda nya itu menyimpan perasaan padanya, tapi ntah kenapa ia tidak tertarik dengan lelaki lain kecuali adik tampan nya itu.

Ia kembali mengingat wajah Falen saat mereka tidur bersama. Benar benar gemas bahkan Sela belum bisa melupakan adik nya itu.

"Andai lo tau kalau gue bukan kakak kandung lo?! Apa lo bisa nerima gue Fal?"

<<<<<<<<<<<<

Hari dimana Sela pertama kali di adopsi, Sela yang masih dibilang berumur 6 tahun itu di panti asuhan.

Tetapi ada pasangan keluarga yang mau mengadopsi nya. Ia senang sekaligus takut, kalau orang tua barunya jahat atau menyiksa nya nanti dirumah barunya itu.

"Baik Pak Rendra, saya akan mengurus surat adopsi untuk Gisela Elizabeth" ucap salah satu pengurus panti itu.

Seorang pria dewasa melirik nya, lalu jongkok untuk menghadap wajah nya.

"Itu namamu? Cantik sekali" ucap pria itu lalu mengelus kepala Sela lembut.

"Kamu mau ikut Ayah? Kerumah baru kamu" ucap pria itu lagi.

Ia diam tidak menjawab dan melihat wanita cantik disebelah pria itu.

Ia heran melihat perut wanita itu yang membesar tanpa sadar ia juga mengelus perut wanita itu.

"Dia bakal jadi adek kamu, ibu harap kalian gak berantem kalau adek kamu udah lahir nanti" ucap wanita yang menggandung itu dengan senyum nya.

Ia baru tau sekarang, kalau wanita itu sedang hamil.

"Aku bakal sayang dede kok kalau dia lahir nanti"

Rendra dan Nira tersenyum mendengar ucapan polos Sela.

"Yaudah yuk pulang kerumah ayah, kita yang jadi orang tua mu sekarang"

2 Bulan kemudian.

Sela berlari mendengar kabar kalau ibu nya lahiran dadakan, bahkan ayah nya terkejut melihat istri nya yang terbaring lemas di kasur rumah sakit itu.

Mereka masih menunggu sampai akhirnya terdengar suara tangisan bayi yang berarti berjalan dengan lancar.

"Yah, nama dede nya siapa?" tanya Sela polos.

"hmm nama ya? Gimana menurutmu sayang?" tanya Rendra kepada Nira.

"Aku terserah kamu Yah namanya siapa, dia laki laki, harus ayah nya yang kasih nama" ucap Nira.

5 Tahun kemudian.

Sela yang sudah di Sekolah Menengah Pertama sedangkan Falen yang masih di Sekolah Dasar.

Sela masih tidak menyangka kalau ia dapat keluarga yang baik dan harmonis seperti ini, karena dari kecil nya ia sudah ditinggal orang tua kandung nya.

Mereka sangat akur walau tidak sedarah, Falen dan Yongken selisih 3 tahun. Berbeda dengan Sela yang diatas mereka.

Falen yang polos sangat nurut dengan Sela dan Sela menyukai itu.

Saat Sela sadar kalau adik nya itu pubertas, ia tidak sengaja melihat nya.

Dan saat orang tua mereka keluar, Sela memancing adik nya lalu parah nya mereka jadi sering melakukan itu.

Baik Sela maupun Falen tidak sadar saat mereka melakukan nya, memang Sela yang mengajari adik nya yang tidak benar, tapi ntahlah mungkin dari situ perasaan nya tumbuh.

Berbeda dengan Falen yang menggangap kalau Sela adalah kakak kandung nya dan menuruti apa kata Kakak nya itu.

>>>>>>>>>>>>>

"Ayah, ibuu, apa aku salah kalau mencintai putra kalian?" tanpa sadar air matanya menetes saat menyetir mobil itu

Ia sampai di apartemen nya, ia memilih untuk membersihkan diri nya dan tidur sejenak, hari esok pekerjaan pasti menunggu nya.

Tidak lupa ia selalu mengabari adik nya itu, begitu pesan nya dibales Falen baru ia bisa tidur dengan nyenyak.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Falen memakan mie masakan Arin
Enak menurutnya, ia memakan nya tanpa berenti.

Arin yang masih memperhatikan Falen.
"Itu cuma mie loh, pelan pelan ntar keselek baru tau"

Dan setelah nya Falen terbatuk.
"Nah kan baru juga dibilangin, nih minum"

"Kamu gak pulang Rin? Mau aku anter?" tanya Falen masih memakan mie nya.

Arin tersenyum, akhirnya Falen bisa juga bilang 'aku' 'kamu' begitu dengan nya.

"iyaa nanti ajaa, kamu makan duluu"

Akhirnya aku bisa update sehari 2x ya readers wkwek....
See you readers><

My Love In My SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang