•Part 25•

447 11 0
                                    

Happy Reading gaes

Maaf bila banyak typo

Selamat membaca.

Yongken berlari kearah Falen, seperti nya sepupu nya itu benar benar serius melawan nya, Arin, Denis, Dita dan Yuri hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut.

Set?!

Yongken tiba tiba didepan Falen, padahal tadi pria itu masih jauh dari Falen, kecepatan nya bukan main.

Bugh?!!

Falen terpental jauh akibat pukulan dari Yongken.

Bibir nya berdarah, Yongken yang sudah siap ingin menginjak kepala Falen.

Taghh?!!!

-
-
-
-
-
-
-

Falen terbangun dari tidurnya, nafas nya tidak beraturan, Arin yang ada di samping nya juga kaget melihat Falen yang tiba tiba bangun dengan nafas tidak beraturan itu.
"Ini minum dulu" ucap Arin ia memberikan Falen segelas air putih itu.

Falen meminum nya dan diam sejenak.

Apa maksud mimpi barusan?

Ia masih diam, ia masih beradu pikiran dengan otak nya kalau itu hanya mimpi biasa.

"Kamu kenapa?" tanya Arin, ia memperhatikan Falen

"Mimpi.... Mimpi itu aneh" ucap Falen terbata.

"Udah-udah istirahat lagi, aku disini nemenin kamu jangan mikirin mimpi aneh itu lagi" ucap Arin, ia memeluk Falen, Falen akhirnya tenang dan kembali tertidur.

Arin kembali memainkan ponsel nya, ia mengirim chat ke sahabatnya untuk datang, Yongken ada di halaman belakang rumah sakit ini bersama Yuri.

-
-
-
-
-
-
-

"Mungkin kalau gue bilang ini, lo gak bakal percaya" ucap Yongken ia duduk di taman belakang rumah sakit  disebelah nya Yuri yang menemani nya.

"Why?" tanya wanita itu dengan bahasa nya, ia memang asli dari inggris.

"Cerita nya gak terlalu panjang, dulu gue pernah kerja diluar negeri, ah bukan, lebih tepat nya gue pernah jadi salah satu pengawal keluarga besar di inggris" ucap Yongken ia menatap langit sore yang cerah.

Yuri masih mendengarkan cerita Yongken, ia masih diam.

"Gue cuma jadi pengawal sementara disana dan setelah nya gue di jadwal kan di Amerika Serikat dan itu jadi pekerjaan tetap gue"

"Gak nyangka kalau lo jago bela diri" ucap Yuri takjub.

"Bela diri cuma sekedar hobi gue waktu kecil dulu nya, sekarang malah jadi keharusan" Yongken masih dengan posisi yang sama.

"Lo tau Yur? Keluarga besar di inggris yang gue kawal itu siapa?"

"Gue juga dari inggris, gue asli lahir disana, kalau lo sebut nama keluarga itu mungkin gue tau" ucap Yuri.

"Lo tau keluarga Tekanisiya?"

Degh?!!!

"Te... Tekanisiya katamu?" tanya Yuri terbata bata.

Yongken tersenyum
"Iya Yur, Codename Ken itu gue"

Degg?!!!

"Kenapa lo terkejut gitu? Tekanisiya itu nama keluarga lo kan?"

"Keluarga itu dibunuh berantai oleh seseorang dan yang hanya tersisa cuma Lo dan adik perempuan lo kan?"

"Apa gue bener?"

Yuri diam, tanpa ia sadar air mata nya keluar.

Yongken memeluk Yuri, ia memompang kepala Yuri ke pundak nya, ia mencari info lebih lanjut, ia menyadari kalau Yuri adalah anak perempuan dari keluarga yang dulu pernah ia kawal, bahkan kepala keluarga Tekanisiya atau Ayah dari Yuri sangat baik kepada nya. Bagi Ayah Yuri ia menganggap Ken udah seperti anak nya.

Sedangkan Yuri, ia menggingat masa kecil nya, pengawal tampan dan muda itu yang selalu ia ingat bahkan saat pengawal tampan itu pergi ia mencari pria itu tapi tidak pernah menemukan nya dan ternyata itu adalah Yongken?!

"Jadi.... Lo?" tanya Yuri

"Iya, gue yang ngejaga lo waktu lo kecil, waktu lo masih suka nangis dan adek lo masih bayi waktu itu tapi lo minta perhatian lebih sama Ayah lo itu, gue gak pernah lupa" ucap Yongken dengan senyum nya.

Yuri terdiam, senyum tulus itu, hati nya benar benar tenang, Yongken tidak seperti yang ia duga selama ini.

"Kenapa lo pergi waktu itu?" tanya Yuri mulai kesal.

"Lo tau? Waktu itu gue masih SMA, gue belum lulus sekolah dan gue di lantik di USA menurut lo gue harus gimana waktu itu?" tanya Yongken balik.

"Dan saat gue dengar kabar yang menimpa keluarga lo, gue gak bisa apa apa, gue ada di Amerika, gue juga gak terima apalagi Tuan Zack terlalu baik sama gue"

"Alasan gue ceritain masalalu gue ini, karna gue udah tau semua nya kalau lo anak dari Tuan Zack, Tekanisiya Yurie, siapa sangka kalau lo yang datang sendiri"

Yuri memeluk Yongken langsung. Ia menangis dalam diam, dari dulu ia mencari Yongken tapi tidak menemukan pria ini. Ia benar benar kangen dengan pengawal muda nya dulu.

Ia melepaskan pelukan nya dan memperhatikan Yongken.

"Kalau boleh tau, kenapa lo jadi guru ngajar SMA?" tanya Yuri antusias.

"Mmm.... Gimana bilang nya ya? Kalau gue bilang karna seseorang yang minta tolong ke gue untuk ngawasin adik nya, lo percaya?"

Yuri sejenak berfikir...

"Jangan bilang ituu??!" tanya Yuri, ia menutup mulut nya tidak sangka.

Yongken mengangguk, ia mengelus kepala Yuri lembut.

"Tapi tetap aja, Adik nya itu sepupu gue.... Udah yuk masuk kita jengguk Falen" ucap Yongken.

Yuri mengangguk dan pergi ikut disamping Yongken, ia masih memikirkan kata kata Yongken barusan.

See you next time readers><

My Love In My SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang