•Part 33•

98 2 0
                                    

Happy Reading gaes

Maaf bila banyak typo

Selamat membaca.

Julian masih menjaga jaraknya. ia sadar kalau Haze juga bukan orang biasa yang bisa ia kalahkan dengan mudah.

Begitu juga dengan Haze. ia mengerti kalau Julian juga memiliki kemampuan yang cukup bagus tapi sepertinya ia salah melawan orang.

"Aku bisa bertanding satu ronde dengan putra ketiga dari anak pemimpin perusahaan Claren.
Ini suatu kehormatan" ucap Julian senyum miring.

Tanpa pikir panjang. Haze langsung menyerang kearah Julian. ini tidak seperti Haze biasanya. ia selalu menunggu lawannya menyerang duluan tapi ini sangat berbeda dari sebelumnya.

Pukulan demi pukulan tidak mengenai wajah Julian tapi Haze tidak berhenti mengarah pukulan itu kearah Julian.

Bughh!!!

Pukulan itu mengenai wajah Haze.

"Maaf? apa kau ingin memukul ku?" ucap Julian sombongnya.

Haze mundur dari jaraknya. ia memegang pipi bekas dipukul itu. cukup kuat pukulan sekilas dari Julian. benar dugaannya. Julian tidak mudah dikalahkan.

Julian dengan cepat menyeliding kaki Haze. Haze jatuh ke bawah. Julian menghempit Haze dan memukul nya tanpa memberi Haze perlawanan.

"Seperti ini kau memukul teman ku kan?"

Bughh... Baghh.... Bughh....

"Ku habisi kau kepar*t" ucapnya lagi.

Semua yang menonton tidak seheboh saat awal acara dimulai. mereka lebih fokus kearah pertandingan tersebut bahkan tidak ada yang bersuara sedikit pun kecuali suara pukulan diatas arena.

"Ini baru dimulai" Ucap Marvel.

"Sepertinya Haze mulai serius dari sekarang" ucap Sean.

"SAYANGG.... SEMANGATT!!!" Teriak Ellen.

"Mulai lagi Ellen" Ucap mereka malas.

Julian yang asik memukuli Haze seketika terpental dari arena itu.

"Cuih" Haze meludah sembarangan arah terlihat darah dilantai itu.

"Aku sudah lama tidak melakukan ini" Ancang ancang Haze siap dengan kuda kudanya.

"Ayo Maju" ucapnya lagi.

"Bangs*t anak kaya sombong" maki Julian.

Julian maju dan mengarahkan pukulan kearah Haze tapi tidak menggenai sedikitpun wajah tampan Haze.

Mereka semua terdiam. gerakan itu sama persis seperti Julian barusan. Haze menirunya?

"Jadi seperti itu kemampuannya" batin Falen sedikit takjub.

Julian masih mengarahkan pukulan itu tanpa ia sadar. Haze menyeliding kakinya. ia kehilangan keseimbangannya. Haze tidak tinggal diam. ia menghempit Julian kebawah. lalu memukul nya.

Bughh!!! Bugghh!!

Lahan demi lahan ia tidak kuat bertahan.

"He.. hentikan. dia bisa m*ti" teriak Ellen.

Bughh!!! Bughh!!!!

Ellen masuk keatas arena dan memeluk Haze dari belakang.
"Kamu udah menang. udah. ini udah selesai" Ucap Ellen pelan tepat ditelinga Haze.

My Love In My SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang