"Apa aku setua itu hingga kamu memanggilku pak Hm" ucap nya dengan begitu kesal
"Nggak, kamu tampan kok. Nggak kelihatan tua sama sekali" ucap Livia dengan begitu polos nya
"Benarkah" ucap Akhdan dengan berbinar Yang langsung diangguki oleh Livia.
******
"Ya" jawab Livia dengan senyum nya yang entah kenapa membuat Akhdan terpanah seketika.
Saat ia tengah melamun menatap wajah Livia, tiba tiba saja barra masuk dengan membawa apa yang diperintahkan boss nya.
'kenapa si boss melamun sambil senyum senyum sendiri ya, apa boss kini tertarik pada wanita' pikir barra
"Ini boss" ucap barra yang menyadarkan lamunan Akhdan seketika
"Bawa meja kemari dan letakkan itu" ucap Akhdan kembali yang langsung dibalas anggukan oleh barra
Setelah barra meletakkan semua nya dengan benar. Kini Akhdan mulai mengopres darah di dahi Livia dengan begitu telaten.
"Apa ini sakit" tanya Akhdan yang langsung dibalas gelengan oleh Livia
"Ini nggak sesakit, seperti apa yang ku alami dulu boss" ucap nya dengan begitu polos
"Memang apa yang kamu alami dulu" tanya Akhdan yang kini mulai penasaran dengan kehidupan gadis yang membuat nya tertarik.
"Aku hampir mati saat anak anak panti membawaku menuju jurang lalu mendorongku. Sebelum aku jatuh ke bawah jurang, ada kakek kakek tua yang menyelamatkan ku waktu itu. Berkat nya kini aku masih menghirup udara di dunia ini" ucap nya yang masih begitu polos meskipun dimatanya tersimpan begitu banyak kepiluan.
Akhdan yang mendengar itu berkaca kaca seketika, namun tidak disadari baik oleh barra maupun oleh Livia
"Kenapa mereka mendorong mu" tanya Akhdan
"Entah lah, aku sama sekali tidak tau alasan mereka sampai sekarang" ucap Livia kembali yang hanya dibalas anggukan tanda mengerti oleh Akhdan
"Sekarang kamu masih tinggal disana" tanya Akhdan kembali yang masih membersihkan darah di dahi Livia juga di sudut bibir nya
"Nggak, aku sudah tidak tinggal disana" ucap Livia
"Terus, sekarang tinggal dimana" tanya Akhdan
'tumben si boss banyak nanya begini, biasanya aja irit banget bicaranya' pikir barra
"Aku tinggal di kontrakan dekat penampungan barang barang bekas" ucap Livia kembali
"Apa nggak bau disana" tanya nya lagi
"Nggak sama sekali" jawab Livia
'sepertinya disana tempat kumuh yang banyak kuman nya, meskipun kata via nggak bau. Aku jadi tidak tega memikirkan tempat tinggal gadis kecil ini' pikir Akhdan
"Apa aku boleh bertanya" tanya Livia
"Boleh, setelah kamu menciumku" ucap Akhdan sambil menggoda Livia
"Maaf boss, gak boleh cium cium. Belum halal" ucap Livia membuat Akhdan terpaku seketika, sementara barra menahan tawa nya karena mendengar perkataan gadis itu.
"Baiklah kalo gitu, nggak jadi. Sekarang kamu mau nanya apa" ucap Akhdan
"Apa boss beneran nggak minta cium lagi" tanya Livia yang memastikan kembali
Akhdan yang mendengarnya mengangguk seketika.
"Baiklah. Nama boss siapa" tanya Livia
"Akhdan Aysel Alfandy, pemilik restoran ini" ucap Akhdan yang hanya dibalas anggukan saja oleh Livia
'ohh pria baik hati ini ternyata pemilik restoran ini. Berarti aku harus memanggilnya boss sekarang' pikir livia
"Apa ada pertanyaan lagi" tanya Akhdan, Livia langgsung menggeleng kan kepalanya seketika.
"Baiklah kalo gitu" ucap akhdan
"Bar, bawa makanan yang sudah dibungkus kemari" ucap Akhdan kembali
Barra pun menyerahkan makanan yang sudah diambil nya dari meja si boss
"Ini makanan nya boss" ucap barra
Akhdan pun menerima makanan tersebut, lalu menyerahkan nya kepada Livia.
"Ini makanan untuk kamu bawa pulang" ucap Akhdan saat ia selesai mengobati Livia
"Apa ini bayar boss, kalo iya. Maaf saya nggak bisa menerima nya, saya sama sekali nggak ada uang boss. Gaji bulan lalu saja untuk bertahan 2 bulan ini" ucap nya yang lagi lagi membuat Akhdan tertegun seketika.
'apa sebegitu takutnya nya diri mu, sampai sampai kamu menolak makanan ini. Dan juga apa dia belum digaji' batin Akhdan
'dan kenapa dia tiba tiba memanggilku boss, kenapa bukan mas atau Abang, Hubby pun juga boleh' pikir Akhdan
"Nggak bayar kok" ucap Akhdan membuat Livia lega seketika
"Makasih boss" ucap nya sambil tersenyum tulus, yang langsung mendapat anggukan oleh akhdan
"Yasudah untuk saat ini kamu istirahat di rumah saja ya" ucap Akhdan membuat ketakutan Livia seketika menguar
"Apa saya dipecat boss" tanya Livia yang kini mulai berpura pura tegas untuk menguatkan dirinya
'kenapa dia sampai berfikiran begitu, apa di begitu takut, karena masalah tadi' pikir nya
"Nggak, aku tidak memecatmu melainkan memintamu untuk istirahat di rumah sementara waktu. Setelah sembuh kamu boleh kembali bekerja" Ucap Akhdan
"Beneran, aku tidak dipecat boss" ucap Livia dengan raut bahagia
"Iya" jawab Akhdan sambil tersenyum membuat barra tertegun seketika
'baru pertama kali aku melihat senyum si boss, apa si boss udah tertarik ya sama wanita' pikir Akhdan
"Sekarang, kamu boleh pulang. Ini sudah jam pulang restoran" ucap Akhdan yang diangguki oleh Livia
"Saya pamit pulang dulu ya boss" ucap Livia
"Iya" jawab Akhdan kembali
Tak lama Livia pun pergi dari ruangan boss nya setelah ia diobati oleh sang boss tadi. Sementara Akhdan ia menatap kepergian Livia, seraya membatin.
'aku berjanji setelah ini akan selalu membuatmu bahagia bersamaku, tak kan kubiarkan kepiluan dan kesedihan ada di hatimu kali ini. Aku akan menghampus semua kepiluan yang selama ini kamu rasakan' pikir Akhdan
.
.
.Terima kasih yg udah baca maaf jika ada salah kata maupun kalimat.
Jangan lupa vote comment dan follow teman teman, sampai bertemu di part selanjutnya.
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan Presdir
FanfictionSTORY 22 spin off My Sweet Husband (SERIES 1) . . . kisah Akhdan dengan seorang gadis sederhana Yang belum diketahui asal usul nya