"ya begitu lah diriku" jawab seadanya Akhdan ia bingung akan merespon apa setelah via berkata begitu tadi.
Saat via akan berkata kembali, barra pun datang sambil membantu bibi membawa makanan untuk via, ya meskipun masih banyak pelayan di rumah ini yang mampu untuk membawanya, namun tak ada salah nya kan membantu membawakan. Seperti itulah apa yang difikirkan oleh barra.
Saat sudah berada di hadapan boss nya, ia membantu kepala pelayan tersebut untuk menata makanan itu di meja. Selesai nya, mereka pun pamit, kecuali barra ia kini malah duduk dihadapan via dan Akhdan.
"Dimakan gih" ucap Akhdan sambil menatap lembut Livia
"Lho kenapa banyak banget, aku nggak akan habis dengan makanan sebanyak ini. Lebih baik papi berikan saja pada para pelayan dan juga yang lainnya. Daripada nanti malah terbuang, kan mubazir" ucap Livia
"Baiklah, nanti akan ku berikan setelah kamu selesai makan" ucap Akhdan
"Jangan nanti nanti, sekarang aja. Lagian aku hanya habis satu porsi ini saja kok" ucap Livia sambil menunjuk salah satu lauk yang menurutnya begitu menggoda
"Sesuai keinginanmu, sayangku" ucap Akhdan yang sama sekali tak menyadari perkataan terakhir nya. Namun sepertinya Livia juga sama hal nya dengan Akhdan yang tak menyadari panggilan itu karena ia kini tengah sibuk memakan makanan yang menurutnya begitu mengugah selera.
'apa dia tidak mendengarkan ku barusan' pikir Akhdan karena melihat Livia sibuk makan.
Namun tak lama ia pun memaklumi hal itu. Mungkin Livia masih lapar, pikir nya begitu.
Ia pun lalu memanggil lagi salah satu pelayan yang kebetulan tak jauh dari tempat nya.
"Pelayan" panggil nya membuat pelayan tersebut yang mendengarnya kini langsung menghampiri majikannya itu.
"Ya tuan" ucap nya dengan hormat
"Bagikan makanan ini pada yang lain, karena via sudah hampir kekenyangan" ucap nya pada pelayan tersebut
"Baik tuan" ucap pelayan tersebut lalu membawa makanan itu satu per satu.
'si boss ya, benar benar tak berperi kekaryawanan sama sekali. Masa asisten nya yang lagi nganggur begini nggak dikasih makan sih' pikir barra, Akhdan yang mendengar nya pun sontak berkata.
"Kalau kau mau, ambil saja sebelum semuanya dibawa oleh pelayan. Jangan terus melirik ku begitu seperti orang lagi merencanakan sesuatu saja" ucap nya yang hanya dibalas cengegesan oleh barra.
Barra pun langsung mengambil tiga piring makanan yang tersaji di depan nya. Livia yang melihat hal itu sontak berkata yang mana membuat barra hampir terjengkal karena perkataan nya itu.
"Pak landak, kalo makan nggak boleh rakus. Nanti kalo tiba tiba keselek lalu mati gimana, terus mati nya masuk neraka lagi karena serakah nanti juga matimu begitu tidak elit yaitu keselak makanan enak" ucap Livia yang kini mengerjai barra
'kok ngeri begini ya, apa ini nyata atau hanya ucapan nya saja. kalo nyata gimana ya. huh, sudahlah lebih baik aku makan satu piring ini saja daripada nanti malah jadi kenyataan perkataan gadis itu barusan' pikir barra
Ia pun lalu dengan terpaksa meletakkan dua piring nya kembali yang diambil nya tadi ke meja.
Sedangkan di kejauhan sana ada dua orang pelayan yang menatap sinis serta iri ke arah via.
"Dari pakaian nya seperti nya ia wanita miskin yang tak punya apa apa" ucap salah satu pelayan yang masih menatap sinis, iri juga benci kepada via yang terlihat begitu akrab dengan boss mereka, yang menurut mereka begitu sulit di dekati.
"Cihh, gadis miskin yang coba coba merayu boss dengan bermodalkan wajah buluk nya itu. Benar benar tidak level sama sekali, lebih cantikan juga kita daripada wanita itu" ucap pelayan satu nya lagi dengan begitu sombongnya.
.
.
.
.
.
.Diketik: 13 Februari 2022
Jam: 17:05
Dipublish: 18 Februari 2022.
.Makasih yg udh baca maaf jika ada salah kata maupun kalimat.
Jgn lupa vote dan comment guys
Sampai bertemu di part selanjutnya
Bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan Presdir
FanfictionSTORY 22 spin off My Sweet Husband (SERIES 1) . . . kisah Akhdan dengan seorang gadis sederhana Yang belum diketahui asal usul nya