Eps 19

934 75 12
                                    

Tak berapa lama setelah pelayan itu disiksa.

"Boss, saya sudah melakukan sesuai perintah boss" ucap barra membuyarkan lamunan Akhdan serta Livia

'kenapa dengan pelayan itu ya, kok banyak luka nya' pikir livia

"Lho, pak landak. Kamu apakan itu pelayan nya kok sampai kayak daging dicabik cabik" tanya Livia dengan polos nya seakan melupakan apa yang baru saja terjadi padanya.

Barra yang ditanya kelabakan seketika, belum lagi ia mendapat tatapan tajam dari Akhdan yang seakan mengatakan.

'habis kamu kalo menikmati wajah cantik gadisku'

'boss serem bener ya, kayak singa mau mangsa daging saja' pikir barra

"E---Eh bukan saya nyonya yang melakukan nya, itu tadi tikus lewat yang nyabik nyabik pelayan ini beserta kawanan nya si ular dan kodok" ucap nya dengan gugup membuat Livia memincing menatap dirinya

'memang sejak kapan tikus suka nyabik nyabik manusia, aku baru dengar sekarang' pikir Livia

'dan sejak kapan pula, kodok sama ular jadi sekutu. Lagian kodok juga seperti nya nggak suka daging manusia' pikir Livia kembali dengan raut bingung nya

"Nggak hanya tikus saya via, tapi kepompong sama ulat bulu juga" ucap Akhdan dengan santai nya yang kini malah membuat Livia kembali berfikir keras tentang apa yang barusan dilontarkan oleh Akhdan

'lha si boss malah nambah nambahin saja' pikir barra

"Lho, kepompong kan di dalam sarang nya Pi, ulat bulu juga di pohon atau daun ada nya sepengetahuan ku ya. Terus gimana cara mereka masuk" ucap Livia membuat Akhdan tak dapat berkata kata, ia pun memikirkan kalimat untuk mengelabuhi Livia agar tidak terus bertanya, yang mana akan membuat nya diskakmat kembali.

'apa ya kalimat yang pas untuk membuat nya tak bertanya tanya lagi. Agak susah seperti nya untuk menjawab perkataan nya yang tak dapat ditebak itu' pikir akhdan

"Kepompong nya keluar dari sarang nya sebentar untuk mampir kemari via untuk menikmati daging wanita ini yang menurut mereka enak, ulat bulu nya pun juga dipanggil sama kepompong kemari. Katanya ada makanan enak disini yang siap disantap bersama" ucap Akhdan membuat barra mengernyit begitu juga dengan Livia

'sejak kapan kepompong dan ulat bulu bisa bicara. Dan sejak kapan juga mereka suka daging apalagi daging manusia' pikir barra

"Memang nya ulat bulu dan kepompong bisa bicara ya?? Dan juga sejak kapan mereka berteman setahuku ulat bulu dan kepompong itu nggak berteman deh" ucap Livia membuat Akhdan terbungkam kembali

'pusing aku memikirkan hal ini, aku pun juga nggak tau ulat bulu dan kepompong itu satu spesies, atau beda spesis. Ditambah mereka berteman atau tidak aku pun juga mana tau akan hal itu. Aku kan bukan Mentri kehewanan. Tapi aku harus memikirkan jawaban setiap kalimat yang dilontarkan oleh livia' pikir barra

"Ohh, sejak zaman dinosaurus punah. Mereka sudah berteman via. Malahan akrab banget kayak Tom dan Jerry serta bagaikan kancil dan harimau" ucap Akhdan yang mulai melantur, ia benar benar bingung harus menjawab apa. Jadilah ia hanya menjawab apa ada nya saja

'lho menurut apa yang pernah ku dengar dari teman teman, tom dan Jerry lalu kancil dan harimau itu nggak akur dan akrab deh. Bukan nya hewan paling akrab menurutku ialah semut dan nyamuk' pikir Livia

'dari pada pusing pusing memikirkan jawaban, alangkah lebih baik jika aku menjawab apa ada nya' pikir Akhdan kembali

"Memang nya papi sudah hidup apa dizaman itu, kok sampai bisa tau mengenai hal itu" tanya Livia kembali sambil menatap memincing ke arah Akhdan, membuat Akhdan dilanda gugup seketika.

"Ya aku sih belum lahir, cuma itu kan kata kata dari Dark Valero yang ku gunakan untuk menjawab pertanyaan mu" ucap Akhdan yang menutupi kegugupan nya

'memang ada ya orang yang lahir dizaman itu dengan nama dark valero, setahuku para penemu juga nggak ada yang nama nya seperti itu. Wahh apa jangan jangan pak boss ngarang nih' pikir barra

"Papi pencuri berarti, karena menggunakan kalimat itu tanpa izin terlebih dahulu kepada pemilik nya" ucap Livia dan Akhdan langsung tak dapat berkata kata lagi, ia pun lalu mengalihkan pembicaraan nya

"Barra, cepat panggil penghulu kemari. Lalu bawa juga ayah dan bunda serta lea, urus semua nya berkas berkas nya" ucap Akhdan

'lha ngebet banget si boss, mau nikah. Mana yang dibolehin hadir hanya mereka bertiga lagi' pikir barra

"Oke" jawab barra lalu pergi dari sana

'dasar asisten gak ada akhlak. Main pergi aja tanpa pamit' batin Akhdan yang menatap kesal kepergian barra

"Oh ya, orang tua kamu bagaimana" tanya Akhdan membuat Livia terdiam seketika

"Nggak ada" hanya jawaban itu saja yang terlontar dari mulut Livia

Akhdan yang melihat raut kesedihan di mata Livia pun merasa bersalah seketika. Ia lalu menarik Livia dalam dekapan nya.

"Suttttt sudah jangan sedih, maaf kan aku yang mengungkit hal itu" ucap nya yang sama sekali tak mendapat jawaban dari Livia, malahan gadis itu mengalihkan kesedihan nya tersebut.

"Gimana dengan pelayan ini, apa dia hanya dibiarkan disini saja" ucap Livia membuat Akhdan tersadar, ia melupakan hal itu sangking ngebet nya ingin menikah dengan Livia

.
.
.

829 Kata untuk part ini

.
.
.

Diketik: 22 Februari 2022
Jam: 11.13-  11. 48
Dipublish: 25 Februari 2022
Jam: 10.26

.
.
.

Terima kasih yg udah baca

Jgn lupa vote dan comment ya.

Bye bye

Kesayangan PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang