"Bagus sih, cocok lah kalo kakak jadi bintang bareng kawanan buaya" ucap nya membuat Reana membelalakkan matanya seketika
'cantik gini malah disandingin dengan para buaya' pikir Reana
****
'sudahlah lebih baik tak usah membalas nya lagi yang ada nanti gue bisa gila' pikir Reana kembali
"Apa kau sudah makan" ucap nya tanpa menjawab perkataan Livia tadi
"Udah, tadi pagi" ujar nya dengan wajah yang begitu polos
'yaampun nih anak kenapa hanya makan pagi doang, apa dia nggak punya duit, atau belum gajian. Kasian banget liatnya, tapi dia tidak menunjukkan rasa sedih nya meskipun seperti ini' pikir Reana
"Sekarang ikut aku, aku akan membelikan mu makanan yang banyak hari ini" ucap Reana lalu menarik tangan Livia, namun terhenti tiba tiba saat Livia berkata
"Maaf kak, aku sudah ada makanan yang diberi pak boss" ucap Livia sambil menunjuk dus yang berisi makanan, yang kini tengah ditentengnya
"Yasudah kalo gitu aku beliin pakaian dan keperluan lain saja" ucap Reana kembali dan lagi lagi ditolak oleh Livia
"Maaf kak, aku menolaknya. Aku nggak ingin kakak bangkrut karena membelikan ku semua itu" ucap nya yang kembali memasang wajah polos
Yang menurut Reana begitu menggemaskan, namun tertutupi karena rasa kesal nya terhadap gadis itu yang sedari tadi menolak ajakannya.
"Aku nggak akan bangkrut hanya karena membelikan mu itu semua kakak ipar. Dan untuk urusan makan nanti bisa dimakan direstoran yang ada disana kok" ucap nya yang sudah kesal dengan Livia
"Sudah jangan banyak omong lagi, masuk. Kalo nggak aku cabutin semua bulu matamu itu" ancam nya membuat Livia menurut seketika
Mau tak mau ia pun masuk ke mobil Reana, setelah Reana membukakan pintu mobil nya.
Begitu pun juga dengan Reana, setelah Livia masuk kini ia pun juga masuk ke mobil nya. Lalu mobil pun melenggang pergi menuju, mall milik keluarga Alfandy.
Sesampainya mereka di mall, Livia langsung memilihkan semua pakaian, sepatu, sandal dll untuk Livia.
Sementara Livia sendiri saat baru datang ke mall tersebut dibuat kagum seketika. Namun ia menutupi rasa kagumnya itu dan menyimpan nya dalam hati.
Beberapa saat kemudian setelah selesai berbelanja, Reana mengajak Livia ke salah satu restoran. Disana mereka hanya memesan minuman saja, untuk makanan nya mereka makan berdua makanan pemberian Akhdan. Reana yang tadi awal nya menolak pun seketika menerima karena celetukan Livia yang mengatakan 'kalau kau tidak makan nanti tubuhmu bisa sekurus sedotan lho kak, terus nanti para lelaki, dudawan serta buaya darat. Nggak akan ada yang tertarik dengan tubuh mempesonamu itu' karena celetukan itu lah mau tak mau ia menerima ajakan Livia yang makan berdua bagaikan adik dan kakak.
Selesai makan serta minum. Kini Reana mengantarkan kembali Livia ke tempat nya tadi.
Saat sudah sampai disana
"Terima kasih ya kak, kakak baik banget deh. Ku doakan wajah kakak cantik gak ada jerawatnya. Dan juga cepet cepet gak sendiri lagi kayak sandal yang gandengan nya hilang" ucap nya yang lagi lagi membuat Reana tak dapat berkata kata lagi
'rasanya hari ini aku begitu bahagia, karena seperti mendapat sosok yang mengisi kekosongan hatiku' pikir livia
"Sudah pulang sana, besok aku kesini pagi hari untuk mengantarmu bekerja" ucap Reana namun berhubung Livia sedang tidak fokus, ia jadi tidak mendengar kan perkataan Reana
"Hei, kakak ipar apa kau mendengarkan ku!!!" Ucap nya yang menyadarkan Livia
"Ahhh iya, ada apa Re" ucap nya
.
.
.
.Terimakasih yg udah baca, maaf jika ada salah kata atupun kalimat. Jangan lupa untuk vote dan comment.
Sampai bertemu di part selanjutnya. Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan Presdir
FanfictionSTORY 22 spin off My Sweet Husband (SERIES 1) . . . kisah Akhdan dengan seorang gadis sederhana Yang belum diketahui asal usul nya