Eps 2

3.4K 177 2
                                    

Pelayan lain yang mendengar titah wanita itu pun langsung pergi memanggil sang manajer.

Tak berapa lama kemudian sang manajer pun datang, ia langsung menghadap ke wanita itu

"Ada apa nona Timoty" tanya manajer itu saat tau pelayan nya sedang bermasalah dengan siapa

"Pelayan ini sudah merusak hanphone ku" ucap nona Timoty

Manajer yang mendengar hal itu sontak langsung menampar dengan begitu keras pipi Livia, hingga membuat Livia terduduk dilantai seketika

"Dasar tidak bejus, bagaimana bisa kamu merusak handphone nona Timoty. Apa kamu bisa menggantinya HAAAA!!! Oh pasti tidak kan, karena kamu sama sekali tidak memiliki uang sepeserpun, untuk makan dan tempat tinggal saja seperti nya begitu susah untukmu" amuk pak manajer sambil memaki Livia di hadapan semua orang yang tengah melihat kejadian tersebut.

'apa manajer akan memecatku kali ini, karena ketidak sengajaanku merusak hanphone wanita itu' pikir Livia dengan hati yang begitu kalut

Livia hanya bungkam saja dengan tatapan kosong saat sang manajer terus memaki nya dan memukul kepala nya menggunakan tongkat yang dipegang oleh asisten manajer.

Meskipun darah mengucur di dahi nya, ia sama sekali tak berniat membalas perkataan manajer itu, ia pikir mungkin ini balasan untuk semua dosa yang pernah dilakukan nya.

Nona Timoty yang melihat hal itu tersenyum puas seketika, namun entah kenapa dalam hati nya terselip rasa tidak tega saat melihat gadis itu terus dipukuli oleh manajer tersebut.

'ada apa denganku, kenapa aku tidak tega melihat nya diperlakukan seperti itu' pikir nya

"Sudah cukup pak manajer" ucap nona Timoty dengan spontan nya

Membuat sang manajer menghentikan perbuatannya itu.

"Kenapa nona menghentikan saya" tanya pak manajer dengan heran nya

"Tidak apa apa, hanya saja aku tidak ingin repotasi ku hancur hanya karena masalah ini" ucap nona Timoty

Pak manajer hanya mengangguk faham.

Sementara lelaki yang melihat kejadian tadi langsung mengepal kan tangan nya dengan kuat, entah bagaimana ia begitu sedih serta marah saat melihat gadis itu diperlukan dengan begitu buruk tepat dihadapan nya, ditengah rasa itu ia pun memutuskan untuk langsung bertanya kepada asisten nya.

"Siapa dia??" Tanya pria yang tak lain adalah Akhdan dengan sorot mata yang tak mampu dibaca oleh sang asisten nya

"Dia adalah pemimpin Timoty Corp, boss. Yoana Timoty" jelas nya dengan perasaan was-was melihat tatapan boss nya yang tidak seperti biasanya

"Hmm, timoty Corp" ucap nya sambil tersenyum smirik, senyum yang begitu mengerikan bagi orang yang melihat nya termasuk asisten nya

"Barra, kau urus wanita itu nanti, kau tau kan apa yang harus dilakukan pada nya" ucap Akhdan kepada asisten nya yang bernama barra

"Sangat tau boss" ucap barra

"Baiklah, sekarang kau bawa gadis itu ke ruangan ku. Nanti kita akan mengurus si manajer tidak tau diri itu" ucap nya

"Baik boss" ucap Barra

Akhdan pun langsung pergi dari sana menuju ke ruangan nya.

Sedangkan barra ia kini menerobos kerumunan

Saat sudah berada di sana

"Ada apa ini" tanya barra yang pura pura tidak tahu.

"T---Tuan barra" ucap pak manajer dengan begitu gugup nya saat melihat asisten boss nya

'siapa pria itu, kenapa ia begitu tampan sekali, boygrup favorit ku saja sampai kalah ganteng dari nya' pikir yoana yang menatap terpesona ke arah Barra.

"Ada apa ini" tanya nya sekali lagi dengan sorot mata tajam nya

"H---Hanya masalah kecil saja tuan" ucap pak manajer yang masih saja gugup

"Masalah kecil apa nya" amuk yoana saat mendengar perkataan pak manajer

"Suttt diam nona" ucap pak manajer tanpa suara, seperti orang yang tengah berbahasa isyarat

Namun yoana yang tak menggubris pun seketika langsung berkata marah kembali

"Dia telah merusak handphone mahalku yang ku beli terbatas dari perusahaan Alfandy" jelas nya sambil menatap tajam Livia

'heh, seperti nya itu barang tiruan saja. Jika memang handphone itu produksi dari perusahaan Alfandy pasti di dalam casing nya ada logo perusahaan Alfandy' pikir Barra sambil tersenyum mengejek ke arah yoana

"Benarkah nona, apa anda yakin dengan yang nona katakan barusan" tanya nya kepada yoana

"Benar, mana mungkin aku berbicara bohong. Jika memang aku berbohong aku akan menyantunkan uangku sebesar 1 miliyar ke panti asuhan setiap tahun nya" ucap nya yang masih saja mengelak

'heh, senjata makan tuan setelah ini' pikir Barra

"Saya sangat tau nona mengenai brand handphone milik perusahaan Alfandy. Di dalam casing nya ada logo perusahaan tersebut. Coba nona buka casing handphone nya" ucap barra sambil tersenyum kemenangan karena akan membungkam wanita itu

Yoana yang mendengar nya pun langsung membuka casing tersebut dan ternyata tidak ada logo perusahaan Alfandy sama sekali di dalam nya. Ia pun seketika malu karena ketahuan tengah berbohong.

"Bagaimana nona, pasti tidak ada kan" ucap barra yang tadi sempat melirik casing dalam handphone yoana, yang nyata nya sama sekali tak ada logo perusahaan Alfandy

Seketika yoana pun langsung pergi dari sana dengan amarah nya karena sudah dipermalukan oleh barra.

'awas aja kau pria tampan tapi jahat. Lain kali aku akan membalas mu' pikir yoana saat sudah akan keluar dari perusahaan tersebut.

"Dan kau manajer, tunggu giliran mi kalo ini" ucap barra lalu membawa Livia menuju ruangan boss nya.

Pak manajer yang mendengar hal itu langsung berkeringat dingin seketika.

Barra yang kini sudah sampai di ruangan boss nya pun langsung masuk, lalu berkata

"Permisi boss, ini nona yang boss suruh mengantar nya kemari" ucap barra

Livia yang mendengar nya menjadi was was seketika

'apa dia boss direstoran ini' pikir Livia

"Duduk lah gadis kecil" ucap Akhdan dengan anda dinginnya namun terkesan lembut

Livia yang mendengar titah Akhdan pun langsung duduk di sofa yang tak jauh dari pria itu.

"Barra, ambilkan hansaplas, obat merah, air hangat dan juga handuk kemari" perintah Akhdan yang langsung dibalas anggukan oleh barra

Setelah kepergian barra, Akhdan pun kini berjalan mendekat ke arah Livia, lalu ia pun duduk di samping gadis itu.

"Siapa namamu?" Tanya Akhdan dengan lemah lembut nya membuat Livia yang was was, seketika lega setelah mendengar perkataan lembut boss nya, namun masih tersimpan ketakutan yang begitu besar dalam hati nya.

"L--Livia pak" ucap Livia membuat Akhdan seketika cemberut karena Livia memanggil nya 'Pak'

"Apa aku setua itu hingga kamu memanggilku pak Hm" ucap nya dengan begitu kesal

"Nggak, kamu tampan kok. Nggak kelihatan tua sama sekali" ucap Livia dengan begitu polos nya

"Benarkah" ucap Akhdan dengan berbinar Yang langsung diangguki oleh Livia.

.
.
.

Terima kasih yg udah baca. Maaf jika ada salah kata maupun kalimat.

Jangan lupa vote dan komen.

Sampai bertemu di part selanjutnya.

Bye bye









Kesayangan PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang