Bagian 19

54.9K 5.1K 66
                                    

Happy reading

Pagi harinya Lia sedang berjalan menuju ruang makan dengan sesekali bersenandung kecil

"Seneng banget keliatannya" celetuk Gita yang melihat putri bungsunya tidak berhenti tersenyum

Lia hanya membalasnya dengan senyuman yang bertambah lebar

"Gak cape apa dek senyum terus" ucap Azka aneh melihat kelakuan adiknya

Meskipun Lia termasuk anak yang riang, tetapi jika terus menerus tersenyum, itu sedikit membuat keluarganya khawatir, mungkin takut anaknya tidak waras?

Arka yang mengetahui alasan Lia tersenyum pun hanya menggelengkan kepalanya

"Lagi kasmaran dia, semalem kan ada yang baru jadian" goda arka terhadap adiknya yang sekarang sedang menunduk dengan pipi yang memerah

"Oh benarkah, waahh putri mommy sudah besar ya" ucap Gita ikut menggoda anaknya

"Sama siapa? Lia masih kecil kenapa harus pacaran" sahut Hendra yang baru saja datang

Lia langsung menatap Hendra yang juga sedang menatap dirinya

"Sama Alvian, udah sih dad biarin aja, Lia kan lagi masa puber" ucap arka santai yang diangguki Gita

"Huft, kalo dia macem macem sama kamu, bilang ke Daddy, biar Daddy hajar anak itu" ucap Hendra yang sebenarnya tidak rela anak gadisnya sudah mempunyai pasangan

Lia tersenyum "meskipun Lia sekarang udah punya pacar, tapi cinta pertama Lia tetep Daddy kok" ucap Lia menatap Hendra

"Uuu sosweetttt" ucap Gita sembari menangkap kedua pipinya dan menatap tengil ke arah Lia dan Hendra

Hendra yang melihat kelakuan istrinya hanya bisa menghela nafas, lalu pandangannya beralih ke arah Lia yang sedang menatap hidangan sarapan pagi ini 'semoga kamu bahagia nak' batin Hendra tersenyum tipis

Sedangkan di tempat lain, seorang remaja lelaki tengah menatap satu bingkai foto yang menunjukkan dua anak lelaki yang saling merangkul dan tertawa ke arah kamera

Dia mengelus pelan foto tersebut, tidak terasa air matanya menetes. Dia menyesal, sangat menyesal, andai dulu dia tidak gegabah dan tidak mementingkan egonya, pasti sekarang dua anak yang berada di foto itu tetap bahagia sampai sekarang

"Maafin Abang, Fathan" ucap lelaki tersebut

Transmigrasi figuran

Saat ini Lia sedang bersama ketiga sahabatnya di kantin, bel telah berbunyi beberapa saat yang lalu

"Mau pesen apa? Biar gue yang pesenin" ucap jessi menatap sahabat sahabatnya

"Widih tumben nih" sahut Sisil ketika mendengar jessi ingin memesankan makanan untuk mereka

"Yaelah, mumpung gue lagi baik nih" balas jessi memutar bola matanya malas

"Yaudah pesen bakso sama es jeruk aja" ucap Sisil

"Lia mau batagor sama es jeruk" ucap Lia

"Samain sama Sisil, jangan lupa pake pedes ya mbak" ucap melin

Jessi pergi menuju stand makanan, sebelum itu dia memberikan jari tengah ke arah melin, yang jawab kekehan pelan dari mereka bertiga

Lia mengedarkan pandangannya, melin yang melihat itupun menyenggol bahu Lia yang memang sedang duduk di sebelahnya

"Nyariin siapa sih" tanya melin, Sisil yang sedang memainkan handphonenya ikut menoleh ke arah Lia

"A-ah enggak kok, Lia ga nyari siapa siapa" jawab Lia gugup

Melin pun mengangguk dan Sisil kembali menatap ponselnya

Lia kembali mengedarkan pandangannya ke arah pintu kantin, menunggu seseorang

"Nyari aku hm" suara lelaki tiba tiba terdengar di telinga sebelah kiri Lia, Lia yang terkejut reflek melihat ke arah suara, dan

Cup

Bibir Alvian menempel di pipi Lia

Seluruh murid di kantin yang sedari tadi memperhatikan kedatangan Alvian dkk dari arah pintu kantin sampai menuju meja Lia pun dibuat terkejut atas tindakan Alvian tadi, kecuali arka yang hanya memutar bola matanya malas

"OMG, my eyes" pekik melin menutupi kedua matanya lalu mengintip di sela sela jarinya

Sisil yang melihat itu malah menopang dagunya lalu membayangkan dirinya yang juga dicium oleh pujaan hatinya

Sedangkan Radit dan Rizki yang melihat itu dibuat geleng geleng

"Lebay" celetuk Alvian lalu duduk di sebelah Lia dan memeluk mesra pinggang Lia

"Gatau tempat banget sih Lo" ucap rizki yang iri karena dirinya baru saja diputusi oleh pacarnya yang ke 7

"Bodo" sahut alvian

Lia yang melihat kelakuan Alvian terhadapnya dibuat gemas, ingin sekali rasanya membuang anak ini ke jurang, tapi dia tidak akan sanggup

Prang

Suara pecahan mengalihkan pandangan murid murid BHS

Disana terlihat jessi yang berdiri di tengah tengah kantin, tapi bukan itu masalahnya. Dea, atau lebih tepatnya queen bullying yang sesungguhnya terlihat basah kuyup dan seorang gadis yang jatuh terduduk sambil terisak

Ica, gadis itu mengepalkan tangannya di balik rok karena gagal mengguyur jessi, dia dendam terhadap jessi karena waktu itu jessi sudah mempermalukan dirinya

"Berani beraninya Lo" geram Dea kepada gadis yang baru saja menumpahkan minumannya

"M-maaf aku ga sengaja" ucap ica terbata bata, berharap dirinya ditolong oleh seseorang, tapi nyatanya semua orang hanya diam menyaksikan

Jessi menatap tajam Ica. Sebenarnya tadi dia melihat Ica yang berjalan kearahnya sambil membawa minuman, dia yang mempunyai firasat pun langsung berpindah tempat

Lalu datanglah Dea yang akan melewati tempat tersebut, tapi tiba tiba Ica menabraknya dan minuman pun tumpah ke seragam Dea

"Bawa dia ke gudang belakang" ucap Dea kepada antek anteknya

Antek anteknya pun membawa Lia paksa ke gudang belakang, sebelum Ica keluar dari kantin, dia menatap ke arah Alvian dkk dengan harapan ditolong oleh pangeran sekolah itu, tapi yang di dapatinya hanya tatapan tajam dari mereka semua

Murid murid BHS sudah mengetahui bahwa Ica pura pura Polos dari kejadian waktu itu, ketika Ica memfitnah Lia

Dari kejadian itu, mereka pun mengubah pandangan mereka kepada gadis yang saat ini sedang di seret paksa oleh antek antek dea, di susul oleh dea yang masih emosi

Lia yang sedari melihat kejadian tersebut tersenyum miring tanpa ada yang mengetahui 'you lose' batin Lia




















Makasih yang udah vote
Yang belum vote dulu yuk
❤️

Transmigrasi Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang