Happy reading
Alvian dkk kini sedang berada di sebuah ruangan yang berada di sekolah, ruangan itu memang di khususkan untuk Alvian, keluarganya yang menyiapkan itu
"Jadi, Lo mau nemuin dia sekarang?" Tanya arka serius kearah Al yang sedang menghisap rokoknya
"Ya, dia harus tau kebenarannya" balas Alvian tanpa menatap arka
"Apa dia bakal percaya kali ini? Kita udah sering coba buat ngejelasin semuanya tapi dia selalu menghindar" ucap Rizki yang kali ini menatap serius sahabatnya, sifat tengilnya hilang entah kemana, mungkin hanya untuk kali ini
"Kita coba aja dulu, masalah dia percaya atau enggak itu belakangan, yang penting kita udah coba buat ngejelasin" sahut Radit mengutarakan pendapatnya
"Bener yang dibilang Radit, kita harus cepet cepet kasih tau dia, sebelum dia makin salah paham sama kita, terutama Lo Al" ucap arka menyetujui ucapan Radit
Rizki terdiam, lalu "Tapi kalo nanti dia nanya siapa pelaku sebenarnya, kita mau jawab apa? Sedangkan kita aja gatau siapa laki laki itu yang udah nusuk Fathan" balas Rizki yang mempunyai pikiran yang panjang
Memang saat kejadian tersebut, Alvian dkk tidak melihat wajah sang pelaku, mereka hanya melihat bayangan seorang lelaki lalu hilang
Hening, semuanya terdiam mendengar ucapan Rizki yang memang ada benarnya, mereka harus mengetahui pelakunya dan motif dari pembunuhan tersebut
Tapi mereka tidak pernah mendapatkan petunjuk apapun, sang pelaku ternyata sangat pintar menyembunyikan bukti bukti yang ada
"Gapapa, kita jelasin dulu semuanya. Kebenaran pasti akan terungkap cepat atau lambat" jawab Alvian yang sedari tadi diam, lalu dia membuang puntung rokoknya
"Dimana dia sekarang" tanya Alvian
"Dia ada di apartemen miliknya" jawab Radit
Radit memang bisa melacak keberadaan seseorang
"Mau kesana sekarang" tanya Arka kepada sahabatnya
"Ya, lebih cepat lebih baik" jawab Alvian lalu beranjak dari sana menuju parkiran yang diikuti oleh sahabat sahabatnya
Bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi, makanya sekarang hanya ada beberapa murid yang masih di sekolah, sebagian yang mengikuti ekstrakurikuler dan sebagian yang hanya berdiam di sekolah karena malas untuk pulang ke rumah
Alvian pun menaiki motornya dan melaju menuju apartemen seseorang dan tidak lupa dibelakangnya ada arka dkk yang juga ikut menemani Al
Transmigrasi figuran
Sesampainya di sebuah apartemen mereka memakirkan motornya di tempat parkir lalu pergi menuju lift untuk pergi ke kamar seseorang
408
Nomor kamar yang mereka cari cari akhirnya ketemu, tidak menunggu lama Alvian pun menekan bel, berharap bahwa dia memang berada di apartemennya
Ting tong
Tidak lama pintu terbuka dan menampilkan seorang lelaki dengan tubuh atletis dan wajah tampannya itu
Lelaki itu yang melihat Alvian berada di depan pintu apartemennya pun hendak menutup kembali pintunya
Tetapi Alvian yang sudah membaca gerak gerik remaja di depannya dengan sigap menahan pintu agar tidak tertutup
"Please, dengerin penjelasan gue sekali aja, Lo harus tau kebenarannya" ucap Alvian menatap tepat pada mata remaja tersebut, bahkan mata Alvian sedikit berkaca kaca ketika melihat remaja di depannya ini
Remaja tersebut menghela nafas, "Oke, tapi jangan disini" ucap remaja tersebut pasrah
"Oke, kita pergi ke cafe gue aja, ga jauh kok dari sini" sahut Radit cepat sebelum remaja tersebut berubah pikiran
Remaja lelaki itupun kembali masuk ke kamarnya dan mengambil jaket serta kunci motor, lalu dia pergi keluar mendahului Alvian dkk
Alvian yang melihat itu hanya menatapnya sendu, Arka yang ada di sisinya mencoba menenangkan Alvian dengan cara menepuk bahunya
Mereka pun menyusul remaja tersebut yang sudah berada di depan lift
Mereka pergi ke cafe Radit dengan motor masing masing
Sesampainya di cafe, mereka segera duduk di meja pojok yang terlihat sepi
Mereka sengaja memilih tempat itu agar tidak ada yang menguping, tapi sepertinya sia sia, karena ketika mereka masuk ke dalam cafe, salah satu pengunjung yang ada disana terlihat menegang, lalu berpindah duduk di tempat yang tidak jauh dari meja Alvian agar bisa mendengar percakapan mereka
"Jelasin" ucap remaja itu sambil menatap meja, dia sedari tadi tidak menatap Alvian maupun Arka, Radit, dan Rizki dia hanya menatap ke arah lain, dibawah meja tangannya mengepal, dia merasakan berbagai emosi di dalam dirinya, antara sedih, kecewa, marah, dan senang
Alvian menghela nafas lalu menatap sahabat sahabatnya, mereka menganggukan kepalanya seolah berkata 'ayo jelasin sekarang, jangan buang buang waktu'
Alvian pun menatap remaja lelaki yang masih menatap meja, seakan meja lebih menarik dari pada dirinya dan sahabatnya
"Tapi sebelum itu, Lo ga boleh motong ucapan gue, sampai gue selesai bicara, ngerti" ucap Alvian kearah remaja tersebut
"Ya, cepet" balas remaja lelaki itu
Alvian pun menceritakan semuanya, mulai dari dirinya dan sahabatnya yang ingin mencari suasana baru, lalu melihat Fathan yang sudah terkulai lemas, dan melihat bayangan seorang lelaki di gedung tersebut
Remaja itu mendengarkan dengan baik ucapan Alvian, dia bahkan tidak berniat membuka suaranya saat Alvian sudah selesai bicara
Lalu remaja itupun memeluk Alvian. Alvian menegang sesaat sebelum akhirnya membalas pelukan remaja itu sambil menepuk nepuk punggungnya
"Lo percaya sama gue, Gibran?" Tanya Alvian kearah lelaki yang sedang memeluknya
Remaja itu, Gibran. Gibran mengangguk "maaf karena udah salah paham sama Lo" ucap Gibran menatap Alvian penuh penyesalan
"Gapapa, yang penting sekarang Lo udah tau semuanya kan" jawab Alvian tersenyum tipis ke arah Gibran
Gibran membalas senyumannya. Radit dan Rizki yang sedari tadi menyaksikan pun akhirnya menghela nafas lega dan ikut tersenyum ke arah sahabatnya, dan juga Gibran yang mungkin mulai sekarang akan kembali menjadi sahabat mereka
Salah satu pengunjung yang sedari tadi mendengarkan pun meneteskan air matanya 'gue harus gimana, gue takut' batin pengunjung itu lalu pergi meninggalkan cafe
Makasih yang udah vote
Yang belum vote dulu yuk
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran (END)
Roman pour AdolescentsSeorang gadis bernama Amalia Putri bertransmigrasi jiwa ke tubuh seorang figuran di novel "love you" yang sudah dia baca. "Gila, masa iya gue pindah tubuh"