**********normal"Neveria!". Seorang wanita cantik dengan iris mata semanis madu dan memiliki warna rambut begitu nyentrik seperti bara api, menoleh kearah seorang wanita paruh baya yang sedang menggandeng gadis kecil ditangannya.
"Ada apa nyonya kepala desa~~"...tak.. Dia terkekeh mendapat sentilan sayang didahinya.
"Mau kemana kau nev?". Nev tersenyum.
"Aku ingin ke-hulu sungai untuk mencuci baju-bajuku reyla". Reyla, menggeleng., dan menjitak kepala neveria dengan sedikit kencang sekarang.
...tak....
"Aww.. Sakit reyla!!''. Neveria memajukan bibirnya, dan mengusap dahinya yang terkena jitakan reyla.
"Kandunganmu sudah bulannya, lihat!!, seberapa besarnya itu... Kau mau kehulu sungai, yang dimana sekarang sungai sedang deras-derasnya?". Tunjuk reyla ke-arah perut neveria yang memang bulat seperti bola.
"Tapi mau gimana lagi, aku harus mencuci bajuku!". Rengeknya seperti anak kecil.
"Biarkan devas yang mengambil air kehulu sungai, dan untuk cucianmu biar aku yang cuci kan!". Neveria menggigit bibirnya, merasa kalau semua itu bisa dia lakukan sendiri.
"Jangan berpikir macam-macam, kami sudah berjanji pada Diego untuk menjagamu, yakan diana?, kita akan menjaga mama neveria, bukan?". Gadis manis yang digandeng reyla mengangguk semangat.
"Benar mama, kami akan menjaga mama dan adik, yeayyy!!". Neveria tersenyum mengusap surai emas itu dengan sayang.
"Ayo kembali!!". Neveria mengangguk.
----------------
"Ukhh.... Sakit".
"Neveria tarik nafas lalu buang, tenanglah semua akan baik-baik saja, okeyy". Neveria mengangguk. Itu terjadi begitu saja, pagi tadi dia merasa mulas dan tiba-tiba keluar darah dari s*l*ngkangannya, dia segera meneriaki nama reyla, reyla yang terkejut langsung memanggil devas(suaminya), untuk memanggil kan bidan.
"Tenanglah nak, ikuti kata-kataku, tatik nafas..... Ya bagus... Dorong!!".
"Ekhhhh....hufh.. Hufhh.. Ekhhhh". Kepala dari sang bayi sudah terlihat, persalinan itu berakhir baik.
"Nev, lihat dia sangat cantik". Devas, sngat gemas dengan bayi yang ada ditangannya, Neveria tersenyum melihat bayi nya, rambut merahnya yang menyembul dari balik kain bayi itu sangat lucu.
"Ya lah, sekarang ada dua orang yang akan menjadi pewaris ahli tariku". Devas memandang malas, 'terserah apa katamu nenek tua, yang kan sayang'. Devas hanya bisa mengatakan itu didalam hatinya saja.
"Benarkah, aku mau lihat adik, kakek". Devas menjajarkan tingginya dengan diana, mata diana berbinar melihat bayi dengan pipi yang berwarna hampir sama dengan rambut bayi itu.
"Cantik kan?". Diana mengangguk, devas mengelus pucuk kepala diana dengan sayang.
"Namanya siapa kek?". Devas tersenyum, dan menatap neveria.. Dia menyimpan bayi kecil itu disamping ibunya.
Neveria mengelus pipi bayinya dengan hati-hati, mungkin ini juga yang dirasakan sahabatnya saat melihat diana baru lahir.
Nafas neveria sedikit tersenggal, tapi devas dan reyla tidak menyadarinya.
"Diego... Mem--berikan nama nana untuk an--anak kami!.. Hufh..hufh,.. Devas, reyla... Kami mu--mungkin akan merepotkan ka--kalian berdua, tolo--ng jaga nana dan di--ana.....". Nafasnya semakin menipis... Devas dan reyla panik, reyla menyuruh devas memanggil tabib tapi semuanya sia-sia, neveria menyusul suami dan kedua orangtua diana, yang tidak lain adalah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu/ff wmmap/
Romansabagaimana rasanya berinkernasi kedalam sebuah novel yang selalu kalian baca setiap malam, novel dimana kalian tau alurnya, dan endingnya. tapi tidak bagiku, kukira hidup didalam negri novel seperti cerita fantasy yang selalu aku baca akan mudah dila...