The Right Villain - We Don't Need Him Anymore

2.1K 171 7
                                    

Jeon Wonwoo's POV

Sudah hampir empat tahun lamanya aku bekerja di perusahaan ini, tak ada perubahan sama sekali. Aku tetap menjadi sekretaris dari kekasihku sendiri. Aku sudah berkali-kali meminta padanya untuk diubah posisi di departemen lain, atau aku yang resign dan mencari pekerjaan lain, tapi ia tidak memperbolehkannya dengan alasan tidak ingin jauh dariku.

Aku mengerti, kami berdua saling mencintai. Awal mula bagaimana hubungan ini terjadi saat aku bekerja dengannya sekitar lima bulan, awalnya aku tidak pernah mengira bahwa aku akan jatuh cinta pada bosku sendiri yang seorang pria. Karena sedari dulu, aku sangat sadar bahwa aku menyukai perempuan, bukan laki-laki.

Namun berkat apa yang ia lakukan padaku, aku menyimpan perasaanku sendiri hingga akhirnya terjadilah ciuman pertama kami, saat dirinya mabuk sehabis datang ke pesta perayaan berdirinya Kim Corp. yang diselenggarakan tiga tahun lalu.

Aku mengantarnya ke rumahnya, waktu itu, kedua orang tuanya sedang pergi ke pulau Jeju. Jadi aku mengantarnya sampai ke kamarnya dan ia menciumku tiba-tiba. Mengatakan bahwa ia menyukaiku meskipun dalam keadaan mabuk.

Awalnya aku tidak percaya, tapi saat aku akan pergi, ia malah menarikku, menghempaskan tubuhku di tempat tidurnya hingga akhirnya kami berhubungan badan, untuk pertama kalinya aku berhubungan intim dengan seorang pria. Ia pria pertamaku.

Dan keesokan paginya, hubungan kami dimulai, kami saling jujur mengenai perasaan kami dan memutuskan menjalin hubungan yang bertahan sampai sekarang. Hanya beberapa orang yang tahu, Seungcheol dan Jeonghan hyung, Rowoon dan Irene.

Jeonghan hyung adalah kakak kelasku sewaktu sekolah menengah pertama hingga atas, kami kenal dekat karena ia selalu membantuku jika aku ada masalah finansial atau keluarga. Sementara Seungcheol hyung, aku kenal dengannya terlebih dahulu saat bekerja di Kim Corp. tidak tahu jika ternyata ia kekasih Jeonghan hyung.

Sedangkan Rowoon, aku kenal dengannya karena ia adalah direktur utama dari Kim Corp, juga ia yang ternyata sepupu dari kekasihku. Dan untuk Irene, dia adalah seorang model yang cukup terkenal, ia adalah teman dari masa kecil kekasihku.

Hanya keempat orang itu yang tahu mengenai hubunganku dengan bosku sendiri, aku belum siap untuk mengatakan pada keluargaku bahwa aku berkencan dengan seorang pria, aku butuh waktu untuk itu.

Dan Mingki, ia sama, ia bilang, peraturan keluarganya begitu ketat, terutama ayahnya. Jadi kami sama-sama belum bisa mengatakan pada keluarga kami bahwa kami berkencan, entah sampai kapan waktunya.

"Kau melamun?" Aku terperanjat saat mendengar suara Mingki, menoleh dan mendapatinya yang duduk di sampingku. Kami berdua sedang berada di luar, ini hari minggu dan kami pergi kencan.

Aku tersenyum kecil, menerima pemberian ice cream yang ia berikan padaku. "Tidak, hanya memikirkan beberapa hal." Jawabku sembari tersenyum. Aku menjilat ice cream rasa vanilla yang ada di tanganku.

Ia menganggukkan kepalanya dan menjilat ice cream yang ada di tangannya sendiri. Kami duduk di sebuah kursi taman, menatap lurus ke depan ke arah sungai Han. Hari sudah sore dan kami sudah menghabiskan waktu bersama sejak pagi tadi.

"Wonwoo." Panggilnya tiba-tiba dan aku menoleh, menatapnya dengan lekat. "Aku ingin kau bertemu dengan keluargaku." Ucapnya, aku mengernyit bingung. "Kedua orang tuaku sudah menyuruhku untuk menikah, dan aku ingin mengenalkanmu pada mereka."

Kedua mataku mengerjap, aku menelan ludahku dengan kasar. "K-kau sungguh-sungguh?" Tanyaku untuk memastikan, karena jika ia benar melakukannya, aku juga akan mengenalkannya pada kedua orang tuaku.

Ia mengangguk untuk menanggapi, sembari tersenyum tipis dari bibirnya. "Aku sudah memikirkannya, mungkin ini saatnya kita berdua untuk menikah." Balasnya dan itu membuatku ingin menangis.

The Right VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang