Author's POV
Setelah Mingyu mengantar Wonwoo ke apartemen Jeonghan, ia melajukan motornya kembali ke rumahnya. Sesampainya di sana, ia bergegas naik ke lantai tiga dan masuk ke ruangannya, mendapati ketiga anak buahnya berada di sana dengan seorang pria yang bersimpuh di lantai. "Kenapa?" Tanya Mingyu sembari mendekat.
"Ini sudah jatuh tempo tapi ia tidak mau membayarkan hutangnya." Jawab Seokmin sembari menunjuk pria paruh baya itu.
Mingyu berjalan mendekat, ia berjongkok di hadapan pria itu. "Ambilkan pisauku." Ucapnya dan Junhui mengambilkannya, memberikannya pisau lipat itu pada Mingyu.
Mingyu kemudian mengarahkan sisi tajam dari pisau itu ke leher sebelah kiri pria yang tubuhnya bergetar. "Carotyd sinus, jika pisau ini mengenainya, kau bisa mati dalam waktu tiga sampai lima detik." Mingyu menyeringai, yang membuat pria itu semakin takut.
Ia menatap Mingyu dengan ketakutan dan tatapan memohon. "Aku mohon.. jangan bunuh aku.." Lirihnya dengan kedua tangan yang menampilkan gestur memohon. "A-aku tidak punya uang sekarang.." Lanjutnya.
"Lalu kapan kau punya uang? Dan hari ini sudah jatuh tempo, sesuai perjanjian, kau harus membayarnya." Mingyu menatapnya dengan wajah datar, ia sedikit menggores leher pria tersebut.
"Satu minggu.. Beri waktu aku satu minggu lagi. Aku mohon." Ia menatap Mingyu dengan tatapan memohon, mengerjapkan kedua matanya.
Mingyu mendekat. "Baiklah, tapi jika dalam waktu satu minggu ke depan, kau tidak membayarnya, kau akan mati di tanganku." Bisik Mingyu lalu ia menjauh.
Pria itu menganggukkan kepalanya, lalu ia bangkit dan bergegas keluar dari ruangan tersebut. "Kalian tetap ikuti dia, jangan sampai kabur." Ucap Mingyu.
Seokmin dan Junhui mengangguk untuk menanggapi, mereka kemudian keluar dari ruangan tersebut. Mingyu berjalan dan mendudukkan diri di kursi kerjanya.
"Bos Mingyu." Panggil Seungkwan dan Mingyu mendongak. Ia berjalan ke arah Mingyu sembari membawa sebuah amplop, meletakkannya di atas meja kerja Mingyu. "Tadi ada seorang wanita yang datang kemari untuk menyicil hutang ayahnya." Ucapnya.
Mingyu mengernyitkan dahinya. "Siapa?" Tanya Mingyu.
"Aku lupa menanyakan namanya, tapi ia bilang, ayahnya adalah Jeon Joongi." Jawab Seungkwan.
Mingyu mengangguk untuk menanggapi dan Seungkwan kembali ke mejanya. Mingyu kemudian meraih amplop putih tersebut, ia mengeluarkan isinya. Berjumlah lima juta won. Ia bingung, padahal Wonwoo sendiri yang bilang akan membayarkannya. Tapi kenapa anak perempuan Joongi yang datang?
Mingyu menghela napasnya, ia membungkuk dan membuka brankas miliknya, memasukkan uang tersebut dengan tumpukan uang di dalamnya, lalu ia menutupnya. "Seungkwan, kau boleh pulang." Ucap Mingyu dan Seungkwan mengangguk. Ia berbenah dan keluar dari ruangan tersebut.
Mingyu kemudian masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri, lalu ia masuk ke kamarnya dan istirahat.
••••••
Rowoon menatap Irene yang duduk di sampingnya, yang sudah setengah mabuk, ia berniat mengambil alkohol Irene tapi Irene mencegahnya. "Irene, kau sudah mabuk." Ucap Rowoon.
Irene menghela napasnya, ia lalu meneguk alkoholnya. "Aku tidak akan berhenti sampai Mingki datang ke sini." Ucapnya dengan kesal, ia sudah mengabari Mingki sejak satu jam yang lalu, tapi Mingki belum juga datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Villain
FanfictionMINWON • COMPLETED Tentang kebodohan Jeon Wonwoo dengan si kembar Kim. ••• Setiap orang pasti memiliki sisi jahat pada dirinya sendiri, entah bagaimana bentuknya itu. Tapi hanya beberapa orang yang mampu menunjukkan sisi jahatnya tanpa memedulikan b...