Mingyu di bawa ke rumah sakit, bersama korban yang lain, ia dijaga ketat oleh anak buahnya. Sementara kasus mengenai robohnya gedung itu, polisi tengah menyelidikinya.
Gedung itu roboh karena adanya bom. Tapi Mingyu tentu sudah memikirkan jauh bagaimana resikonya. Malam hari sebelum acara perayaan itu berlangsung, ia pergi ke sana.
Ia mematikan kamera CCTV dari pusat ruang keamanan, ia juga sudah melumpuhkan petugasnya. Setelah itu, Mingyu naik lewat tangga darurat, dengan memakai baju serba hitam, masker dan topi.
Ia memasang bom tersebut di ujung setiap lantai yang ia pasangi bom. Setelah itu, ia keluar dengan cara yang sama, melalui pintu belakang yang tak ada kamera CCTV-nya.
Mingyu bahkan rela berjalan kaki dan tak membawa motor, menghindari setiap CCTV yang sudah ia ketahui letaknya di mana saja. Karena setelah akhir pekan ia melakukan persetubuhan itu, Mingyu melakukan semuanya sendiri.
Itu sebagai ganti atas ayahnya yang membunuh paman Kim dan juga Dongmin. Karena dirinya tahu, berapa kerugian yang akan diterima oleh keluarga Kim.
Membuat Tuan Kim dan Mingki benar-benar bingung karena banyak pegawai yang meminta ganti rugi atas korban atau pekerjaan mereka. Terlebih lagi, bisa dibilang itu bukan musibah, karena robohnya gedung memang disengaja.
Sedangkan hubungan Mingki dengan Wonwoo belum membaik, Wonwoo masih mendiami Mingki, padahal pernikahan mereka akan dilaksanakan empat hari dari sekarang. Tapi Wonwoo masih begitu marah.
Entah bagaimana jadinya jika hubungannya tak bisa terselamatkan, keduanya mungkin tidak akan menikah. Ia duduk di sofa ruang tamu sembari melamun, sementara Mingki memperhatikannya dari ambang pintu kamar.
Mingki lalu berjalan mendekat, ia duduk di samping Wonwoo. "Sayang.." Panggilnya dan Wonwoo hanya menoleh, menatapnya dengan datar. "Bagaimana jika kita mendaftarkan pernikahan kita hari ini?" Tanyanya.
Wonwoo mengernyitkan dahinya. "Ini bukan waktu yang tepat untuk itu, Mingyu bahkan belum sadarkan diri Mingki."
"Iya, tapi tidak mungkin kan pernikahan kita di undur."
"Mingki." Wonwoo menatapnya dengan tajam. "Mingyu berada di rumah sakit karena menyelamatkanku, aku masih merasa bersalah padanya karena meninggalkannya begitu saja, lalu dirimu? Kau tidak kasihan pada Mingyu huh?"
Mingki terdiam, ia menatap Wonwoo lekat, bagaimana ia tidak kasihan pada Mingyu, Mingyu adalah saudara kembarnya, tapi Mingki sendiri yakin jika Mingyu adalah orang yang melakukannya. Merobohkan gedung itu.
"Wonwoo, ini bukan tentang Mingyu, tapi tentang hubungan kita, pernikahan kita berdua." Balasnya kemudian.
Wonwoo menghela napasnya. "Tapi banyak orang yang sedang berduka Mingki, pegawai Kim Corp. sedang berduka dan bahkan ada yang meninggal, mana mungkin kita bisa menikah disaat seperti ini huh?"
"Lalu apa maumu?" Tanya Mingki.
"Pernikahan kita di undur." Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar.
Mingki menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau." Ucapnya, ia menghela napasnya panjang. "Aku sudah mempersiapkan semuanya, tinggal kita mendaftarkan pernikahan kita dan selesai." Lanjut.
"Mingki--"
"Wonwoo." Mingki meraih tangan Wonwoo dan menggenggam kedua tangannya. "Percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja." Ucapnya.
Wonwoo menatapnya lekat, ia mengerjap lalu menunduk, tidak tahu lagi harus bagaimana selain mengikuti apa yang Mingki katakan. Ia lalu mengangguk untuk menanggapi.
Mingki tersenyum, ia meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya dengan erat. "Aku mencintaimu.." Lirihnya, yang hanya dibalas anggukan oleh Wonwoo.
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Villain
FanfictionMINWON • COMPLETED Tentang kebodohan Jeon Wonwoo dengan si kembar Kim. ••• Setiap orang pasti memiliki sisi jahat pada dirinya sendiri, entah bagaimana bentuknya itu. Tapi hanya beberapa orang yang mampu menunjukkan sisi jahatnya tanpa memedulikan b...