The Right Villain - You Can't Feel Sorry For Him

1.6K 151 14
                                    

Kim Mingyu's POV

Setelah Mingki dan kekasihnya pergi, aku membayar minumanku dan keluar dari bar, melihat mobil Mingki yang melaju entah pergi ke mana. Aku bergegas menaiki motorku, mengendarainya mengikuti Mingki.

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan sekarang, hanya penasaran dengan apa yang adikku akan lakukan pada kekasihnya. Sampai akhirnya, aku melihat Mingki berhenti di depan sebuah rumah, mungkin rumah baru yang ia bicarakan.

Ia menarik kekasihnya memasuki rumah tersebut, aku turun dari motorku yang aku berhentikan cukup jauh dari rumahnya, berjalan mendekat hingga akhirnya aku sampai di depan rumah tersebut.

Aku berjalan ke arah pintu, dengan perlahan, aku membukanya dan langsung mendengar Mingki dan kekasihnya sedang bertengkar di dalam sebuah ruangan. Membahas kenapa kekasihnya itu menciumku, tentu saja, bagaimana bisa ia membedakkanku dengan Mingki?

Sedangkan fisik kami tak jauh berbeda, aku mendekat ke arah ruangan itu dan mendengar kekasihnya yang menangis. Aku berdecak lirih dan berjalan keluar dari rumah tersebut. Terbesit sedikit rasa ingin menolong, tapi itu bukanlah aku dan itu bukan urusanku.

Aku berjalan ke arah motorku dan mengendarainya kembali ke rumahku. Sesampainya di sana, sudah tak ada mobil Myungho, ia pasti sudah pulang. Aku bergegas naik, membuka ruanganku yang sudah dibersihkan oleh Myungho.

Lalu aku berjalan ke arah belakang meja kerjaku, membuka pintu dan masuk ke kamar. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur sembari menatap langit-langit kamar yang dominan berwarna coklat ini.

Pikiranku teringat dengan bagaimana kekasih Mingki yang tiba-tiba datang dan menciumku tadi, bahkan memelukku dengan erat. Mungkin, ini hanya perasaanku saja, tapi aku merasakan perbedaan dari bagaimana ia berciuman dan memeluk.

Berbeda tentu dengan Myungho atau jalang yang aku tiduri. Aku tidak tahu bagaimana perbedaannya, apakah perbedaan itu muncul karena ia menganggapku sebagai Mingki? Sebagai seseorang yang ia cintai?

Aku menghela napasnya, kenapa aku jadi memikirkan pria yang adalah kekasih adikku sendiri? Kenapa juga aku harus mengikuti mereka dan mendengar tangisan pria itu? Aku yakin sekarang ia sedang mengerang kesakitan.

••••••

Aku menatap jam pada ponselku yang sudah menunjukkan pukul empat sore, aku bahkan belum sempat makan siang karena mengurus pekerjaanku. Lalu aku bangkit berjalan ke arah pintu keluar.

"Bos Mingyu mau kemana?" Tanya salah satu anak buahku.

Aku menoleh dan menatapnya dengan wajah datar, seperti biasanya. "Keluar untuk makan." Ucapku dan ia mengangguk untuk menanggapi. Aku membuka pintu, bersamaan dengan kedua anak buahku yang lain datang membawa pria bajingan yang sudah aku kejar selama dua tahun ini.

Aku berdecak kesal, lalu menoleh ke arah Seungkwan yang masih duduk di tempatnya. "Seungkwan, belikan aku jajangmyeon." Ucapku dan ia langsung balik, berjalan keluar.

Kedua anak buahku, Seokmin dan Junhui membawa pria itu masuk, menghempaskan tubuhnya di lantai ruangan ini. Aku mendekat, meraih dagunya dan membuatnya mendongak. "Lama tidak bertemu, Jeon Joongi." Ucapku dengan sedikit tersenyum tipis.

Aku bangkit dan duduk di sisi sofa, menatapnya yang menunduk dan bersimpuh di lantai. "Kembalikan uangku." Ucapku dan ia mendongak.

Menatapku seperti kucing jalanan yang memelas. Menjijikan. "M-mingyu.. Aku sudah tidak memegang uangnya, sudah untuk berobat anakku." Ucapnya seperti merintih. Aku terkekeh pelan, kaki kananku aku angkat.

The Right VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang