The Right Villain - A Wolf That Really Faithful To His Mate

1.3K 134 14
                                    

Pintu apartemen Jeonghan terbuka, ia begitu terkejut saat melihat Wonwoo menangis dengan membawa tasnya. Ia meraih tubuh Wonwoo masuk dan tubuh Wonwoo terperosok di lantai apartemen Jeonghan.

Jeonghan bersimpuh di samping Wonwoo, meraih tubuhnya dan memeluknya dengan erat. Ini pertama kali baginya melihat Wonwoo menangis sampai seperti itu.

Kedua tangan Wonwoo memeluk erat Jeonghan, ia menenggelamkan wajahnya di dada Jeonghan, membuat baju yang lebih tua basah karena tangisannya. "Hiks.. Hyung.. Sakit.." Isak Wonwoo dengan lirih.

Jeonghan masih tidak tahu apa yang terjadi, padahal besok adalah pernikahan Wonwoo dan bahkan ia akan datang bersama Seungcheol besok. "Wonwoo.. Ada apa?" Tanyanya sembari mengusap rambut Wonwoo.

"Mingki.. Hiks.. Mingki tidur dengan Irene.. Dan.. Irene hamil hyung.." Tangisnya, yang membuat Jeonghan terkejut mendengarnya. Ia tidak mengira bahwa Mingki bisa berbuat seperti itu pada Wonwoo.

Jeonghan mengusap punggung Wonwoo yang bergetar, ia mengecup pucuk kepala Wonwoo dengan lembut. Juga merasakan sakit setelah tahu apa yang terjadi.

Sedari keduanya remaja, Jeonghan begitu dekat dengan Wonwoo, Wonwoo selalu datang padanya jika membutuhkan bantuan, itu membuat Jeonghan juga merasa senang karena ia menganggap Wonwoo sebagai adiknya sendiri.

Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang, harus membantu Wonwoo dengan cara apalagi agar Wonwoo bisa menjadi lebih baik. Ia hanya bisa mengusap punggung bergetar Wonwoo.

Tubuh Wonwoo begitu lemas, kedua tangannya yang memeluk erat Jeonghan terkulai lemas begitu saja. Ia serasa tak memiliki tenaga. Ia hanya bisa menangis, itu satu-satunya cara ia bisa mengekspresikan kesakitan yang ia rasakan sekarang.

Keduanya berada di posisi tersebut selama hampir lima belas menit lamanya, sampai akhirnya Jeonghan bisa membujuk Wonwoo untuk bangkit dan membawanya ke kamarnya.

Ia membaringkan Wonwoo di tempat tidur, menarik selimut dan menutupi tubuh Wonwoo hingga dada. Ia menatap Wonwoo yang terdiam dengan kedua mata yang sembab dan merah.

Tangan kanannya terulur mengusap rambut Wonwoo. "Apa yang harus hyung lakukan agar membuatmu lebih baik Wonwoo?" Tanyanya.

Wonwoo beralih menatapnya dengan lekat. "Besok, kita tetap datang ke acara pernikahannya.. Mingki dengan Irene." Jawab Wonwoo dengan wajah datar yang penuh dengan kesedihan. Air mengalir dari kedua ujung matanya.

Jeonghan mengangguk untuk menanggapi. "Sekarang istirahatlah, besok kita berangkat bersama Seungcheol." Jeonghan menepuk pundak Wonwoo, lalu ia bangkit dan berjalan keluar dari kamar tersebut.

Wonwoo menatap langit-langit kamar itu, air mata kembali mengalir tapi ia hanya terdiam, sampai akhirnya ia terlelap tidur.

••••••

Sejak pagi hari Wonwoo terbangun dari tidurnya, ia hanya melamun. Bahkan ia seperti hilang kendali pada tubuhnya sendiri. Jeonghan tak bisa berbuat apa-apa, ia malah ingin sekali menampar Mingki karena membuat Wonwoo seperti itu.

Saat Seungcheol menjemput, Jeonghan menceritakan apa yang terjadi. Mereka tetap datang ke acara pernikahan itu, dengan Wonwoo yang kini duduk di jok belakang mobil Seungcheol.

Ia menatap keluar jendela dengan tangan yang memegang cincin lamaran yang Mingki berikan padanya. Ia sudah melepasnya sejak pagi tadi. Sesampainya di gedung pernikahan, Wonwoo keluar bersama Jeonghan dan Seungcheol.

Ketiganya berjalan memasuki gedung dan aula yang sudah disewa oleh Mingki dan Wonwoo untuk pernikahan mereka yang batal, bahkan kemarin keduanya baru dari sana.

The Right VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang