The Right Villain - We Do Love Each Other

1.4K 133 5
                                    

"Wonwoo?" Jeonghan menatap Wonwoo dengan terheran yang berdiri di depan meja kasir. "Kenapa kau di sini?" Tanyanya bingung.

"Aku mampir untuk membeli ice americano hyung.. Aku baru saja pulang dari perusahaan klien." Jawab Wonwoo sembari tersenyum.

Jeonghan menatapnya aneh, ia kemudian mengangguk. Membuatkan ice americano untuk Wonwoo.

"Dua hyung." Ucap Wonwoo.

Jeonghan menoleh. "Untuk siapa?" Tanyanya.

"Mingki, dia di mobil sekarang." Balas Wonwoo.

Jeonghan menghentikan aktivitasnya, menatap Wonwoo dengan mengernyitkan dahinya. "Mingki? Tadi dia sudah ke sini Wonwoo."

"Kapan? Sedari pagi tadi aku bersamanya, kami baru pulang rapat bersama."

"B-benarkah? Jadi tadi yang datang ke sini adalah saudara kembarnya?"

"Maksudmu Mingyu?"

"Mungkin.." Jeonghan tersenyum canggung. "Aku tidak tahu jika dia itu bukan Mingki, kami bahkan berbincang cukup lama."

"Kalian membahas apa?"

"Dia bertanya mengenai seseorang yang sering datang ke kafe ini." Jeonghan melanjutkan membuatkan pesanan untuk Wonwoo. "Pantas saja berbeda sekali sikapnya, ia tidak memanggilku hyung dan berbicara informal." Ucap Jeonghan.

"Mingyu dan Mingki memang berbeda sikapnya, fisik mereka saja yang sama."

"Aku benar-benar tidak bisa membedakannya." Jeonghan memberikan pesanan Wonwoo.

"Ada, Mingyu lebih besar daripada Mingki dan di pipi kiri Mingyu, ada tahi lalat kecil." Balas Wonwoo sembari mengeluarkan uang untuk membayar pesanannya.

Jeonghan terkekeh. "Kau bisa membedakannya hm?"

"Tentu saja."

"Baiklah, jangan sampai kekasihmu itu tertukar dengan saudara kembarnya karena kau tak bisa membedakannya."

"Kalau begitu aku pamit, sampai bertemu di apartemen hyung."

"Iya.." Jeonghan menatap kepergian Wonwoo yang keluar dari kafenya, ia menghela napasnya. Menggelengkan kepalanya karena ia sama sekali tidak tahu bahwa yang datang tadi adalah kembarannya Mingki.

Apalagi dirinya sudah meminta bantuan pada Mingyu untuk mencarikan tempat tinggal untuk Wonwoo. Jeonghan menghela napasnya panjang, ia lalu menyuruh pegawainya menggantikan dirinya menjaga kasir dan masuk.

•••

Mingyu menghentikan motornya tak jauh dari rumah Taeyong, meskipun ia belum akan menemuinya, ia hanya ingin memastikan apakah orang yang ia cari benar adanya di sana.

Ia duduk di atas motornya, menunggu selama beberapa saat hingga pintu rumah yang sedang ia intai itu terbuka. Seorang wanita paruh baya keluar untuk membuang sampah. Lalu masuk kembali.

Mingyu menunggu lagi. Lima belas menit berlalu, tiga puluh menit berlalu, hingga akhirnya satu jam lebih ia duduk di atas motornya. Menghela napasnya dengan panjang.

The Right VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang