Tujuh bulan kemudian...
Kedua mata rubah Wonwoo menatap Mingyu yang berjalan di depannya memasuki markas. Mingyu sudah dapat berjalan kembali, sekitar dua bulan lalu ia sudah dinyatakan sembuh oleh dokter.
Selama tujuh bulan Wonwoo bersama Mingyu, ia sudah ditetapkan sebagai asisten pribadi, karena dirinya yang membantu Mingyu, seperti berlatih berjalan, makan, mandi dan hal yang lainnya.
Keadaan Wonwoo sudah membaik, sangat membaik malah, ia tak pernah lagi memikirkan Mingki, hanya saja ia masih memiliki amarah jika bertemu langsung dengan Mingki.
Karena menjadi asisten pribadi Mingyu, itu membuat Wonwoo terus mengikuti Mingyu kemana pun Mingyu pergi. Contohnya adalah rumah kedua orang tua Mingyu, tepatnya keluarga Kim.
Terkadang, ia tak ingin mengikuti Mingyu tapi itu sudah tugasnya. Bahkan ia pernah sekali dua kali duduk di meja makan yang sama dengan Mingki.
Wonwoo tidak akan pernah meminta kembali hubungan antara dirinya dengan Mingki, ia sudah mengikhlaskannya, tak akan berguna jika ia terus memikirkan orang yang pernah menjadi pemilik hatinya itu.
Sementara mengenai perasaannya terhadap Mingyu, bohong jika ia tidak memiliki perasaan lebih terhadap bosnya itu. Berbulan-bulan ia menghabiskan waktu dengan Mingyu, melakukan hal bersama yang terkadang, belum pernah Wonwoo lakukan bersama Mingki.
Tapi ia tidak tahu cara mengatasi perasaannya itu, sedangkan dirinya takut bahwa perasaan itu adalah bentuk pelampiasannya karena Mingki menyakitinya. Ia tidak mau menyakiti Mingyu.
Perhatian yang Mingyu berikan membuat Wonwoo merasa lebih aman dan nyaman, selama ia tinggal bersama Mingyu pun, ia tidak pernah menangis, kecuali saat ia melihat Mingyu yang membunuh orang untuk pertama kalinya di markas.
Mingyu masih kejam, terkadang juga ia membentak Wonwoo, tapi Wonwoo tahu karena itu kesalahannya. Namun dirinya juga lebih menyukai sikap Mingyu yang seperti itu, yang selalu jujur padanya dan membuat Wonwoo menjadi lebih baik dengan memperbaiki diri.
Pemuda Jeon itu tentu juga tak bisa menghindar dari berbagai hal yang pernah Mingyu lalukan, seperti bagaimana ketika ia melihat Mingyu yang benar-benar mengoyak tubuh manusia.
Ia sudah dilatih di beberapa bulan pertama, tapi untuk melihat Mingyu mengoyak tubuh manusia, hari itu baru pertama kali baginya. Bagaimana tangan Mingyu bergerak membelah perut korbannya.
Bahkan ia juga pernah melihat Mingyu yang memutilasi dan memberikan potongan tubuh itu pada anjing buas Mingyu. Hal yang tak pernah Wonwoo duga bahwa di negara seperti itu, ada sisi gelap yang tidak terjamah orang awam.
Mengenai hubungannya dengan kedua orang tuanya, Wonwoo sudah lepas tangan, ia jarang sekali mengunjungi kedua orang tuanya. Karena batalnya pernikahannya dengan Mingki, membuat kedua orang tuanya marah dan tak lagi menganggap Wonwoo sebagai anak.
Ia masih berhubungan baik dengan Jeonghan yang sering menolongnya, mengunjungi kafe milik Jeonghan dan mengobrol selama beberapa saat. Setelah itu, ia kembali pada tugasnya, menjaga Mingyu.
Wonwoo sekarang sudah bisa bela diri, ia bahkan pernah pertama kali membelah perut manusia atas perintah Mingyu.
Hari itu, ada pengkhianat di kelompok gangster mereka dan Mingyu sangat tidak menyukainya, ia sudah menggores leher pria itu hingga tewas, lalu tiba-tiba menarik tangan Wonwoo dan memaksa Wonwoo untuk membelah perutnya. Jadilah sekarang Wonwoo sudah terbiasa dengan hal tersebut.
Lebih buruk karena sekarang dirinya melihat Mingyu yang sedang memukuli seorang pria yang tidak membayar hutangnya pada Mingyu. Ia sudah memberikan kesempatan kedua, tapi menyia-nyiakan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Villain
FanfictionMINWON • COMPLETED Tentang kebodohan Jeon Wonwoo dengan si kembar Kim. ••• Setiap orang pasti memiliki sisi jahat pada dirinya sendiri, entah bagaimana bentuknya itu. Tapi hanya beberapa orang yang mampu menunjukkan sisi jahatnya tanpa memedulikan b...