Musim panas telah tiba. Perkuliahan di semester ganjil akan segera berakhir 2 minggu lagi. Sebelum liburan musim panas, para mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas Yonsei akhir-akhir ini disibukkan dengan tugas akhir. Ujian akhir juga akan segera tiba sebentar lagi.
Di ruang kelas saat jam menunjukkan sekitar pukul 9 pagi, Sangah duduk di bangku barisan ketiga seperti biasanya. Hari ini, ia menggunakan kaus lengan pendek berwarna kuning cerah, celana flannel gelap, dan flat shoes. Bajunya yang berwarna cerah seiras dengan ekspresi wajahnya pagi ini. Rambutnya yang kini mencapai pinggang dibiarkan tergerai. Dahinya dibiarkan terekspos tanpa ditutupi poni.
Menunggu dosen yang akan masuk dan mengawali perkuliahan pada hari ini, ia sedang memperhatikan ponselnya. Sejak tadi, gadis itu tersenyum cerah menatap ke ponsel―hampir sama dengan cerahnya pagi itu. Hatinya terasa diterbangkan ke angkasa lepas yang tidak ada batasnya.
Sejak masuk kelas, ia memperhatikan sebuah foto yang memperlihatkan dirinya di belakang lampu hias dan tersenyum ke arah kamera. Foto itu sama persis seperti yang dilihatnya sejak beberapa hari lalu. Foto itu sebelumnya dipotret oleh Hun yang diambil saat kunjungan ke festival musim semi kemarin. Dengan kata lain, ia tersenyum karena kenangan pada hari itu masih diingatnya hingga saat ini.
Beberapa saat kemudian, seseorang merebut ponselnya dari atas meja dan membuat lamunan gadis itu buyar. Senyum gadis itu menghilang dalam sedetik. Ia segera mengarahkan pandangan ke orang yang membuatnya tersadar dengan wajah kesal. Di sebelahnya, Changsub menjejakkan tulang duduknya dan tersenyum cerah seperti orang bodoh.
Changsub melihat ke layar ponsel yang direbutnya tanpa rasa bersalah. "Sepertinya tingkat kepercayaan dirimu terlalu tinggi ya sampai kau terus-terusan melihat fotomu sendiri," cibirnya memulai pembicaraan pada pagi itu. Ia sudah melihat kelakuan Sangah yang menatap ke layar ponsel tanpa henti.
"Memangnya apa masalahmu? Tidak salah 'kan kalau aku memuji diriku sendiri? Lagipula kalau bukan diri sendiri yang memulai membanggakan diri, siapa lagi yang bisa melakukannya. Sudah pasti semua itu dimulai dari diri sendiri, bukan? Hal itu saja kau tak tahu. Kau juga bukannya terlalu bodoh," balas Sangah yang berceloteh panjang lebar. Raut wajahnya masih kesal mengingat Changsub merebut ponselnya dengan sengaja. Hal itu merusak suasana hatinya saat ia baru saja ingin mengawali hari.
Changsub yang mendengar omelannya menoleh. Wajahnya tampak terkejut. Ia tidak percaya bahwa Sangah baru saja mengomelinya. "Kau baik-baik saja? Kau tidak sakit 'kan? Kalau sakit pulang saja," sahutnya dengan nada tidak percaya.
Sangah semakin kesal mendengar pertanyaannya. Ia menatap lelaki itu dengan jengkel. "Kau mengigau ya? Emang apa bedanya kalau aku sakit atau tidak?" gerutunya.
"Kau tidak pernah bicara sebanyak ini denganku. Bahkan tidak pernah mengomeliku. Biasanya kau itu hanya bilang 'diamlah, aku tidak peduli. Cuci saja mukamu sekarang'," jawab Changsub yang kemudian meniru gerak-gerik Sangah selama berbicara dengannya. Selama ini, gadis itu hanya mengucapkan satu kalimat dan ia juga kelihatan cuek. "Tapi sekarang kau jauh berbeda. Apa saja yang kau makan tadi? Kau sungguh baik-baik saja 'kan?" cecarnya.
"Jadi kalau aku bicara panjang lebar, berarti ada masalah yang terjadi padaku begitu. Mulai sekarang jangan bicara denganku," gerutu Sangah lalu merebut kembali ponselnya di tangan Changsub. Ia kembali mengarahkan pandangannya ke ponsel dan melihat apakah ponselnya dalam keadaan baik-baik saja akibat tangan Changsub yang menyentuh ponselnya.
Changsub tersenyum lebar melihat tingkah Sangah yang marah kepadanya. Kesalnya Sangah pada pagi ini menurutnya menggemaskan. "Pagi-pagi saja kau sudah kesal sendiri," ledeknya yang mencoba mencairkan suasana.
Sangah tidak menjawab dan hanya menutup bibirnya rapat-rapat. Di lubuk hati yang paling dalam, ia masih merasa kesal karena Changsub merebut ponselnya tanpa izin. Sementara itu, Changsub sedang memikirkan topik lain yang ingin dibahas. Ia lalu teringat ajakan temannya sebelum duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/292798527-288-k129185.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Jinx : The Great Destroyer | BTOB x OC x N.Flying Fanfiction
Fanfiction[END] Kesialan dan nasib buruk bisa menimpa siapapun, tapi nasib buruk yang diterima Jin Sangah sepertinya lebih bisa dikatakan sebagai kutukan. Hingga lelaki yang tidak pernah tersenyum hadir dan mewarnai hidupnya, dia juga membuatnya bertahan dari...