25: Kisah si lelaki dingin

19 3 9
                                    

Di bahu jalan wilayah Sinchon yang berada di sekitar Yonsei, Sangah menyusuri jalan aspal bersama beberapa mahasiswa lain yang melintas. Hari ini di paruh pertama musim panas, cuacanya berawan dan tampak teduh. Sinar matahari yang bersinar sejak pagi tadi menyembunyikan diri di balik awan tebal. Di antara para mahasiswa itu, ia hanya mengenal dua orang karena mereka mengikuti mata kuliah di jam yang sama. Meskipun begitu, mereka tidak terlalu dekat karena hubungan ini hanya sebatas teman kuliah.

Dengan membawa tas sandang yang tergantung di pundak, ia berjalan menuju halte bus yang akan menjadi tujuan akhir perjalanannya. Gadis berambut sepinggang itu kemudian menyibak rambut yang menempel di bahu akibat tertiup angin dari arah belakang. Tali pada tas sandang juga ia naikkan kembali setelah tadi sempat turun dari bahu. Jika dihitung jaraknya, tersisa sekitar 9 langkah lagi hingga ia sampai di halte bus.

Di hari menjelang siang, ia hanya menghadiri satu perkuliahan yang dimulai dari jam 9 pagi. Kelasnya berakhir pukul 11:45 menjelang siang. Setelah kelas itu, tidak ada lagi kelas yang akan diikuti. Rencananya ia akan naik bus dan pulang ke apartemen yang ada di wilayah Yeonhui. Butuh waktu sekitar 30 menit jika ia menggunakan bus, kecuali jika ada kemacetan di sana.

"Jin Sangah!"

Suara seorang lelaki yang terdengar di telinganya membuat ia menoleh ke sumber suara. Dari arah seberang, Hun sedang duduk di halte bus. Lelaki yang menggunakan kaus lengan pendek berwarna putih polos melambaikan tangan. Ia menatap ke gadis itu dengan senyum tipis yang terlukis di wajahnya.

Sangah membalas lambaian tangannya. Hun yang dibalas menurunkan tangan lalu mengajak gadis itu duduk bersama. Gadis itu kemudian mempercepat langkahnya setelah mengetahui Hun juga berada di sana. Dari jauh, ia bisa melihat lelaki itu duduk bersama dua lelaki yang juga menatap ke arahnya.

Tiba di halte bus, ia duduk di sebelah Hun yang sengaja mengosongkan bangku untuk dirinya. Setelah menempatkan tulang duduk, ia menurunkan pegangan tas dan memangkunya di lutut.

"Baru selesai kelas?" tanya Hun yang memulai pembicaraan pada hari menjelang siang ini bersamanya. Dengan pertanyaan mengenai apakah kelasnya baru saja berakhir, pembicaraan ini dibuka.

"Iya. Tidak ada kelas lagi setelah ini," jawab Sangah yang kemudian menjelaskan alasan ia berada di sini bukannya berada di kafe selagi menunggu kelas selanjutnya. Karena tidak ada lagi kelas yang akan dihadiri, ia memutuskan pulang ke rumah daripada menghabiskan waktu di wilayah Sinchon sampai sore.

"Hun! Ini orang yang kaubawa kemarin 'kan?" sela seorang lelaki berkulit putih dan berpipi bulat yang akan terlihat menggemaskan dari jauh. Ia menyela pembicaraan mereka selagi keduanya sedang berbicara.

"Iya. Kalian masih mengingatnya 'kan?" balas Hun yang mengarahkan pandangannya ke dua lelaki tersebut. Selain lelaki pipi bulat itu, ada juga lelaki berambut keriting sepanjang telinga yang bermata bulat duduk di sebelahnya. Mereka sudah bersama Hun sebelum Sangah bergabung.

"Tentu saja," jawab lelaki pipi bulat itu dengan riang. Ia lalu mengarahkan pandangannya ke Sangah yang duduk di sebelah Hun. Ia menyapa gadis itu dengan senyum lebar. Lelaki itu terlihat manis jika barisan gigi putihnya kelihatan. "Apa kabarmu?" sapanya dengan ramah.

"Kita bertemu lagi, Sangah-ssi. Semoga kita semakin sering bertemu," ucap lelaki berambut sepanjang telinga yang juga ikut menyapa dengan ramah. Ia kemudian mengakhiri ucapan dengan mengembangkan sudut bibir dan tersenyum manis. Sudut matanya hampir hilang saat ia tersenyum.

"Kabarku baik. Kamu benar. Semoga kita sering bertemu," jawab Sangah yang membalas sapaan dua teman Hun dengan ramah. Ia mencoba mengakrabkan diri dengan keduanya.

Sangah mengenal keduanya jauh sebelum pertemuan pada hari ini. Pada hari di mana Hun membawanya bertemu dengan anggota band bernama The Airlines, ia dikenalkan kepada mereka. Lelaki dengan pipi bulat menggembung itu bernama Yoo Hweseung. Di anggota ini, ia adalah seorang vokalis utama yang bersuara merdu selain Seunghyub. Lelaki dengan rambut panjang yang duduk di sebelah Hweseung bernama Seo Dongsung yang merupakan bassist dari band kecil ini.

✅Jinx : The Great Destroyer | BTOB x OC x N.Flying FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang