15: Festival musim semi

17 3 2
                                    

Sangah dan Hun baru saja keluar dari Kafe Angelinus. Hun yang menyusul gadis di depannya menutup pintu pembatas kafe. Mereka bergerak menjauh dari gedung yang menjadi persinggahan warga Yeonhui saat langit sudah hampir 3/4 gelap. Langkah kakinya terlihat seirama.

Dikawal oleh Hun di belakangnya, Sangah memimpin jalan. Sejak tadi, kepala gadis itu berputar tanpa henti untuk mencari cara agar bisa pulang ke rumah secepatnya. Gadis itu hanya memikirkan rencana awalnya yang ingin mengakhiri pertemuan pada hari ini lalu pulang ke rumah. Langkah kakinya senada dengan datangnya ide demi ide yang bermunculan di dalam kepalanya.

"Malam ini aku tidak ada acara apapun. jadi lebih baik mari kita akhiri pertemuan hari ini dan pulang ke rumah. Mari kita lakukan, Jin Sangah!" batinnya yang mencoba untuk mendorong dirinya sendiri. Dengan keputusannya yang bulat, ia akan melakukan semuanya sesuai dengan rencana.

"Sangah!" panggil Hun yang tiba-tiba memecah keheningan. Diiringi oleh latar sebuah lagu yang diputar dari gedung seberang. Baru kali ini lelaki itu menyebut namanya.

Sangah yang berjalan lebih dulu mendadak berhenti. Ia segera memutar kepalanya dan memusatkan perhatian ke Hun yang berada tidak jauh darinya. Lampu jalan yang redup seolah-olah memusatkan cahayanya ke mereka. Dua anak manusia itu kini ditemani oleh lampu jalan.

"Malam ini kau masih punya banyak waktu?" tanya Hun yang baru kali ini mengajukan pertanyaannya. Setelah lama saling berbaur dan beradaptasi dengan gadis itu, ia memberanikan diri untuk bertanya. Berbanding terbalik saat bertemu Sangah di jalan tadi, kali ini ia tidak tampak kaku seperti robot.

"Tidak ada," jawab Sangah pendek. Tetapi di detik itu juga ia menyadari bahwa bukan itu jawaban yang ingin diucapkannya. Ia menyadari kebodohannya. Dalam pikirannya, ia bersedia beradu mulut dengan bibirnya yang tidak mau mengatakan seperti yang terlintas di kepalanya. "Sialan! Mengapa hanya kata itu yang keluar dari mulutku?" rutuknya dalam lubuk hati.

"Kau tahu festival musim semi di sini 'kan?" tanya Hun lagi penasaran. Wajah cuek dan dinginnya kini sudah tidak terlalu kelihatan. Ia sudah mulai bisa membiasakan diri dengan keberadaan gadis itu.

Sangah tidak menjawab terlebih dahulu. Ia menggunakan otaknya kembali dan berpikir. Saat ini masih musim semi, jadi festival seperti yang disebutkan Hun harusnya masih ada. Ia lalu mengingat-ingat sampai kapan festival itu dibuka. "Tahu. Festival itu masih dibuka di minggu ini," jawabnya setelah mengira-ngira di minggu berapa sekarang. Ia yang lahir di Seodaemun setidaknya tahu seluk-beluk kota.

"Kalau begitu, mari pergi ke sana!" ujar Hun yang kali ini mengajaknya untuk pergi ke tempat diadakannya festival musim semi.

Sangah menatapnya dengan tidak percaya. Jantungnya hampir lepas ketika mendengarnya. "Apa? Bukannya festival itu hanya buka sampai―" dalihnya yang kemudian memutar kepala ke arah sebaliknya. Gadis itu kemudian terdiam.

Ia tidak sengaja melihat papan reklame yang memberitahukan tentang festival musim semi. Di papan itu, tampak jelas semua informasi yang diberitahukan mengenai festival itu. Matanya membulat ketika membaca informasi bertuliskan 'Festival dibuka sampai pukul 10 malam'. Selama ini, ia hanya mengetahui festival itu hanya buka sampai sore hari. Oleh karena itu, tatapannya tampak hampa.

Ia memutar kembali lehernya ke Hun yang menunggu responnya. Lelaki itu masih menunggu jawabannya. Oleh karena itu, ia jadi merasa bersalah jika ia menolak ajakan itu dengan tidak ada alasan apapun. "Mari kita pergi ke sana!" serunya dengan terpaksa. Ia kemudian memaksakan senyumnya.

*

Bertempat di taman kota wilayah Yeonhui, festival musim semi sedang diadakan. Berbagai pohon sakura dan beragam pohon musim semi yang tumbuh di sepanjang jalan tumbuh di sisi kiri dan kanan. Pohon itu digantungkan lampu hias yang memberikan pemandangan menarik saat malam tiba. Pemandangan indah dan memanjakan mata membuat orang-orang yang ada di Seodaemun berkumpul di sini.

✅Jinx : The Great Destroyer | BTOB x OC x N.Flying FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang