Warning: semua hanyalah fiksi dan dilarang plagiat!
Happy reading all!**
Waktu memang tak dapat memaksakan orang mengingat seluruh kejadian, tetapi waktu membuat semua momen menjadi berarti.
Langit sore masih mengantung jingga kala itu ditemani dengan pancaran sinar ultraviolet yang merona dengan perpaduan oranye kekuningan. Gadis itu tampak berkeringat dari biasanya, ia sibuk mengemasi baju-bajunya yang sudah berantakan.
Ternyata libur seminggu di Jogja terasa sangat cepat, bahkan Bellova ingin menghentikan waktunya sejenak agar dapat menikmati quality time bersama keluarga penuh, tetapi dirinya tak boleh egois. Semua harus kembali pada rutinitas kehidupannya.
“Huftt, kok, cepet banget, sih,” keluh Bellova kembali mendengkus, lalu mengusap keringat sebiji jagung yang sudah membasahi dahinya.
Tiba-tiba lelaki paruh baya keluar dari kamar sebelah dengan kepalanya yang sudah menggeleng-geleng di tengah senyuman lebarnya. Tentu saja, kehadiran Kael membuatnya mengalihkan fokusnya pada lelaki itu. “Ck-ck-ck! Lov-lov kenapa wajahnya termenggut banget ya?” Kael menggelengkan kepalanya heran sembari berdecih.
Sorot mata Bellova yang semula terfokus pada koper, tiba-tiba menatap Kael menggeleng terheran-heran. Buset … gak cape kapa itu kepala goyang mulu macem goyang dumang.
“Ih Papa ah … mukanya kayak ngeledek bener,” sahut Bellova mendengkus, dan mengerucutkan bibirnya. “Lov-lov mau liburan lebih lama tau.” Bellova merajuk, tetapi suaranya tak terdengar begitu jelas karena diselingi oleh dirinya yang terus menggerutu.
“Hahahaha, iya, Lov-lov, lain kali kita liburan lagi ya,” sahut Kael mengusak rambut Bellova sekilas, menatap Bellova lekat, lalu melenggang pergi tak lama kemudian.
“Janji ya Pa!” ujar Bellova penuh harap.
“Iya, Lov-lov. Kok, gak percaya banget, sih.” Kael sudah berada di kamarnya, tetapi lelaki paruh baya itu menyahut ucapan Bellova dari kejauhan.
Bellova beranjak dari lantai, ia menghampiri Kael yang tengah sibuk mengaca. Dih, pede banget! Udah tua masih aja pedenya kelewat batas, jadi herman deh! Salah satu tangannya kini berkacak pinggang, sementara tangan kanannya memberikan jari kelikingnya agar tertaut pada Kael.
“Ih Papa, Lov-lov malah ditinggalin di kamar! Disini malah sibuk ngaca, janji ya Pa!” Bellova kembali menyodorkan jari kelikingnya mendekat ke Kael.
“Iyaaa Lov-lov, Papa janji!” Lelaki paruh baya itu tak menatap Bellova sedikit pun, ia masih sibuk mengaca, lalu tak lama kemudian mengibaskan rambutnya.
“Papa, kenapa gak mau natap Lov-lov, sih?” Bellova merajuk, dan dengan manjanya ia bergelendot pada lengan Kael.
“Iya-iya, memang Lov-lov manja banget ya, ini Papa janji, deh!” Kael menggeleng seraya terkekeh dengan perilaku manja Bellova, tetapi memang kelakuan Bellova sangat mirip dengannya. Ia langsung menyodorkan jari kelingkingnya, dan menautkannya dengan Bellova.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Rasa [ END]
Teen Fiction[Adu Jotos batch 3 HWCPUBLISHER] kisah seorang perempuan yang sangat dicintai keluarganya dan tiba-tiba sebuah situasi merubah kehidupannya 180 derajat Start: 27 Januari 2022 End: 12 Maret 2022 DILARANG PLAGIAT!! CERITA INI DIIKUTKAN DALAM EVENT AD...