**
Heyyo all!
Bellova is back, terimakasih buat kalian yang sudah nunggu updatean kisah Bellova.
Happy reading!!
**Langit tampak gelap, dihiasi oleh gemintang, dan indurasmi. Keceriaan keluarga kecil tersebut membuat suasana malam tersebut menjadi sangat hangat, tak ada yang mengalahkan kehangatan keluarga mereka.
Bahkan, orang-orang yang melihat kehangatan keluarga mereaka akan iri dengan keberadaannya. Sungguh, betapa indah pemandangan keluarga yang saling bercengkrama sekaligus bercerita satu sama lain dengan kebahagiaan yang menyelimuti mereka.
Makanan dinikmati mereka dengan hikmat, semua terasa menyenangkan saat berkumpul bersama keluarga. Kebahagiaan seakan berlimpah ruah menyisip di antara keluarga kecil tersebut.
Sesekali Bellova bercerita, disambut oleh canda tawa kedua orang tuanya, Begitupun mereka semua saling bercerita satu sama lain secara bergantian, malam itu diisi dengan senyuman yang terpampang jelas di wajah mereka.
**
Ruangan tosca tersebut diisi oleh beberapa boneka yang selalu menemani kantuk Bellova sejak kecil, setiap boneka itu memiliki makna berarti gadis tersebut. Ada yang di dapatkannya saat berlibur bersama keluarga, ada yang didapatkannya saat ulang tahun ke dua belas, dan masih banyak lagi.Bellova mengembangkan senyuman di wajahnya, mendekap seluruh boneka yang berjejer di ranjangnya, dan tercium aroma-aroma manis dari parfum yang selalu di semprotkannya di setiap sudut kamarnya. Intinya, Bellova itu tipe-tipe cewek yang selalu harum. Gak pernah deh, dia bau keringat apalagi sampe keteknya basah.
Tak membutuhkan waktu lama, gadis itu sudah menguap, mengantuk setelah menjalankan aktivitas hariannya. Telapak tangannya melebar, menutup mulutnya yang sudah terbuka lebar karena terlalu lelah.
Ia mengambil langkah lebar, menekan tombol saklar yang berada di dekat ambang pintu kamarnya. Segera membenamkan dirinya pada selimut, lalu segera terlelap tak lama dari itu.
**
Tengah malam, tiba-tiba Bellova kembali merengek disertai ringisan yang membuat seisi rumah terbangun. Gadis itu sepertinya sedang mengalami mimpi buruk, dan lagi-lagi mimpi buruk itu tentang ketakutan terbesarnya. Apalagi kalau bukan keluarganya yang harus terpisah karena niat jahat orang lain.Sudah beberapa minggu belakangan, gadis itu sering mengalami mimpi buruk. Namun, akhir-akhir hal itu makin sering terjadi, dan membuat Bellova makin memikirkan hal itu dengan rasa takutnya yang mendalam.
“Arghh!”
“Jangannnn!”
“Ke-kenapa kamu ja-jahat?”
Ringisan, dan tangisan terus terdengar dari bibir Bellova yang sedang tidur dalam keadaan seluruh tubuhnya basah akibat keringat, dan air mata yang bercucuran dari tubuhnya. Kebiasaan buruk dari Bellova adalah jika dia merasakan takut yang berlebihan, gadis itu lebih cepat mengeluarkan keringat. Maka dari itu, dia sering mandi jika sedang mengalami ketakutan berlebihan agar tubuhnya tidak basah oleh keringat, dan berakhir dengan tubuhnya beraroma yang tak mengenakan.
Derit pintu terdengar, seseorang pria paruh baya masuk ke kamar Bellova dengan wajah khawatirnya. Tak dapat dipungkiri, Kael lah yang paling panik, dan langsung berlari ke kamar anak semata wayangnya. Baru disusul oleh Shakina yang masih belum terlalu fokus dengan keadaan.
Wajah keduanya tampak cemas, melihat anak mereka yang masih meracau tak jelas di ranjangnya. Akhir-akhir ini, gadis itu memang sering membangunkan keduanya tengah malam karena mimpi buruk yang dialami oleh Bellova.
“Hey bangun,” ucap seseorang yang berada di samping Bellova. Menepuk-nepuk perlahan pipi Bellova, membantunya tersadar dari mimpi buruk tersebut. Dialah Kael yang sudah menatap lembut Bellova.
“Lov, bangun-bangun. Papa, dan Mama disini, kok,” timpal Shakina memandang cemas anaknya, pandangannya sedari tadi tak teralih sedikit pun dari gadis itu.
“Jangan gitu lagi ya, Lov! Kita memang gak selamanya di sampingmu, tapi setidaknya kami usahakan untuk melindungimu. Meskipun itu dari jauh.” Kael mengembuskan napasnya panjang, mengatakan perkataan yang terselip dalam doanya malam ini.
Perlahan, setelah mendengarkan suara yang sangat familiar baginya, membuat gadis itu tersadar, bahwa kejadian yang terjadi barusan hanyalah bunga tidurnya saja. Namun, dirinya dibuat kebingungan. Mengapa mimpi buruk yang terjadi selalu sama akhir-akhir ini?
Mata Bellova mengerjap, berusaha menfokuskan pandangannya yang semula buram. Gadis itu masih sesegukan, dan air mata tak hentinya mengalir dari pelupuk mata indahnya. Kepalanya menoleh ke arah kiri, dan kanan bergantian, melihat keluarga kecilnya yang sudah menatap cemas ke arahnya.
“Kamu mimpi buruk lagi,” ujar Kael mengusap-usap pucuk kepala Bellova. Bisa dibilang, Bellova tuh paling suka kalau pucuk kepalanya diusap-usap, karena setiap kepalanya diusap, ia akan merasakan getaran-getaran kasih yang tersampaikan melalui tindakan.
Ya, bisa dibilang love language-nya Bellova tuh physical touch, dan quality time. Mangkannya dia selalu menikmati perlakuan seperti itu baik dari keluarganya maupun kekasihnya. Menghabiskan waktu bersama orang-orang yang ia sayangi menurutnya adalah waktu-waktu berharga yang membuatnya makin merasakan keberartiannya.
Tanpa berkata apapun, gadis itu langsung melepaskan pelukan keduanya. Melepaskan rasa rindunya setelah merasakan terpisah dengan keluarganya. Meskipun itu adalah mimpi, tetapi entah kenapa hal tersebut terasa benar-benar nyata baginya hingga ia tak bisa membedakan mana itu mimpi, dan mana itu kenyataan.
“Lov, are u okay?” tanya Kael tampak cemas dengan keadaan putrinya akhir-akhir ini. Entah kenapa, ia merasakan hal ini benar-benar janggal sehingga dirinya menatap sendu pada Bellova.
“Kamu jangan gitu lagi ya, Lov. Mama khawatir,” ucap Shakina dengan mata berkaca-kaca, setidaknya feeling ibu, dan anak sangatlah kuat, bukan.
Bellova mengangguk, napasnya terasa tercekat di sela sesegukannya. “Kalian jangan pergi jauh-jauh tinggalin Bellova ya! Lov-lov takut jauh dari kalian,” ucapnya dengan suara yang tak begitu jelas dikarenakan sesegukannya. Namun, suara itu tertangkap langsung di kepala keduanya.
Mereka seraya susah untuk meng-iyakan permintaan Bellova kali, semua terasa berat, bahkan untuk memutuskan mengatakan sepatah kata saja terkait itu. Akhir-akhir ini kerasahan mereka, sangat mirip dengan mimpi buruk yang Bellova alami. Makin membuat mereka berpikir, bahwa hal tersebut adalah pertanda agar mereka memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin sebelum waktu itu tiba.
Entah akan datang kapan waktu itu, yang terpentong semua hal tersebut akan terjadi baik yang sesuai dengan mimpi Bellova, maupun dengan cara lain yang memisahkan mereka. Semua harus siap jika mengalami hal tersebut, tetapi pada kenyataannya tak semua orang siap menghadapinya.
Bellova mendangak, perasaannya benar-benar tak enak saat ini. Ada sesak di dadanya ketika melihat kedua orang tuanya hanya saling menatap, dan bertukar pikiran. Mereka seperti merahasiakan sesuatu pada Bellova. Membuat gadis itu makin kepikiran hal yang buruk itu. “Pa, Ma, kenapa kalian diam semua?” tanya Bellova menelan salivanya dengan berat perlahan. Ia benar-benar kebingungan, semua hal terasa janggal akhir-akhir ini.
Kael mengangguk dengan senyum palsunya diikutin senyum palsu yang mengembang juga pada wajah Shakina. Mereka tak ingin membuat Bellova merasa kepikiran terus menerus karena hal yang tak seharusnya tak penting untuk dibahas seperti itu.
**
Thank you yang sudah baca sampai part ini.Jangan lupa berikan vote, dan ramein kolom komen kalau kalian suka sama ceritanya!
Ditulis dengan 1005 kata
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Rasa [ END]
Ficção Adolescente[Adu Jotos batch 3 HWCPUBLISHER] kisah seorang perempuan yang sangat dicintai keluarganya dan tiba-tiba sebuah situasi merubah kehidupannya 180 derajat Start: 27 Januari 2022 End: 12 Maret 2022 DILARANG PLAGIAT!! CERITA INI DIIKUTKAN DALAM EVENT AD...