Setetes Rasa [ END]

Bab 20: Mengedepankan Ego

**
Hari ini double update guys!
Semoga suka sama ceritanya.
Happy reading.
**

Gadis berambut ikal sebahu itu masih mencari kesibukan lain di kelasnya. Mulai dari men-scroll wall instagramnya sampai mencoba mengerjakan soal yang bahkan gadis itu tak paham mengerjakannya. Intinya, gadis itu mencoba menyibukkan diri untuk mencari pekerjaan lain yang dapat dilakukannya sementara masih kemusuhan dengan sang kekasihnya.

Baginya, daripada harus galau-galau, dan menangisi perbuatan kekasihnya. Lebih baik memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat. Mencoba menyibukkan dirinya, tetapi berbagai cara yang dilakukannya lagi-lagi bertemu pada kegagalan.

Gadis yang berada di depannya pun dapat menebak, bahwa Bellova sedang bad mood karena kejadian tadi pagi sehingga sedari tadi gadis tersebut menjauhkan ponsel dari genggamannya. Risau, dan mencoba melirik notifikasi pada ponselnya sudah di cobanya sedari tadi.

“Eh, Bel! Gua bawa berita bagus banget!” ucap Della langsung mengotak-atik ponselnya, sibuk sendiri mencari imfo-info terbaru terkait SMA CePi.

“Berita apaan? Kalau beritanya terkait Hoshi berarti bukan berita baik lagi menurut gua,” kesal Bellova yang masih kemusuhan pada Hoshi, ia benar-benar kesal karena lelaki itu tak peka pada keadaannya.

“Buset, sensi amat lo, Neng,” sindir Della mendengkus. Siapa juga yang mau bahas Hoshi? Orang dia juga udah kebawa kesel abis sama makhluk satu itu.

“Bodoamat!” ketus Bellova kembali melakukan aktivitas yang dilakukanya agar pikirannya tak berpikir tentang lelaki itu.

“Ting-ting!”

Suara notifikasi itu berasal dari ponsel Della, membuat gadis itu dengan sigap membuka aplikasi whatsapp-nya
.
| Oy, Del!

Sapa lo anjir panggil-panggil?|

|Gua Deon, sahabatnya si Hoshi.

Kenapa lo ngehubungin gua?|

|Bellova di sono galau mulu kaga?

Iya, emang kenapa?|

Pasti lo nanya-nanya tentang Hoshi, kan.|

|Nih, pacar sahabat lo daritadi ngelamun mulu

|Eneg gua ngelihatnya

Biarin, salah siapa diajalan ama Fara.|

Giliran cewenya ngambek, situ ikut galau juga.|

|Hah … sama Fara, yang bener aja omongan lo.

Emang gunanya gua kibulin lo apa?|

Dasar cowok cemen!|

|Omongan lo jaga ya!

|Temen gua lagi kepikiran malah lo ejek.

Della mengabaikan pesan tersebut, malas berdebat dengan Deon yang notabene-nya seenak jidat kalau nanggepin. Bellova mengernyitkan dahinya, melihat wajah sahabatnya ikut memasam setelah melihat ponselnya.

“Lo kenapa?” tanya Bellova dengan mendangakkan kepalanya.

“Gapapa, lupain aja,” sahut Della dengan cepat.

**
Menjauh dari lelaki yang benar-benar di sayangi olehnya membuat Bellova makin gundah dengan keputusannya untuk menjauh sesaat setelah mendapati Hoshi berjalan beriringan dengan Hoshi. Dirinya rindu pada lelaki itu, tetapi lagi-lagi gengsi menyembunyikan segalanya.