Chapter 4 : SMA Renvarica.

70 39 55
                                    

Yuhuuu. Eh? Kita ketemu lagi hehe. Gimana? Kalian masih stay di cerita A+ ini?

Sebelum itu kita absen dulu yuk! Sebutin asal sekolah kaliannn!

"Berteman gak boleh milih? Gue sih pemilih. Yang hobi fitnah, jago nikung, muka 2, mulut lemes, ngapain ditemenin? Haha."
_TiffanyAgseisaMagrovannya.

|| A+ ||

Hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh kalangan pelajar. Karena di hari senin inilah mereka harus rela berpanas-panas di tengah lapangan dengan terik matahari yang mulai muncul. Tak ayal banyak murid yang lebih membolos atau tidak sekolah, hanya karena mereka tidak ingin mengikuti upacara.

Zaman memang telah berubah. Dulu di saat seperti inilah orang-orang bersemangat untuk melakukan upacara pengibaran bendera sang merah putih karena mengingat perjuangan seorang pahlawan yang bertaruh nyawa untuk mempertahankan Indonesia. Tapi sekarang? Mereka mulai melupakan jasa pahlawan yang dahulu rela mati untuk negara Indonesia.

Oke, back to topic. Murid-murid Renvarica mulai memposisikan barisannya sesuai dengan kelas mereka masing-masing. Anggota OSIS pun turut membantu barisan murid-murid, karena you know, tidak semua murid mematuhi perintahnya. Mereka berbaris acak begitu saja, tidak mematuhi perintah.

Tepat pada pukul 07.00 pagi, upacara pengibaran bendera merah putih, mulai dilaksanakan. Semua berbaris rapi dan tertib melihat pelaksanaan upacara dan mendengarkan amanat sang kepala sekolah. Tak ayal juga dari mereka ada yang pingsan atau sakit karena terlalu lama berdiam diri di bawah terik matahari yang mulai muncul, apalagi mendengar ocehan sang kepala sekolah yang panjang kali lebar. Lebih parahnya ada yang pura-pura sakit atau pura-pura pusing kepala untuk menghindari ocehan sang kepala sekolah. Kalian pernah begitu?

"Ck! Ngoceh apa sih tuh si botak? Heran gue, dari tadi gak kelar-kelar. Dia sih enak gak kepanasan, lha kita? Bener-bener tuh si botak, minta gue mutilasi!" cerocos siswi bername-tag Faresti.

"Udah sih kamu diem aja, bentar lagi juga selesai. Lagian matahari di pagi gini itu baik buat kesehatan tau," ujar gadis berhijab bernama Azilla.

"Banyak bacot lo dari tadi. Liat noh Salma dari tadi liatin lo mulu," timpal Tiffany dengan tampang julidnya.

Faresti berdecak, tidak ingin membalas ucapan mereka. Itu lebih baik, daripada nanti ujung-ujungnya berantem 'kan?

Dan tepat pada pukul 08.08 pagi, murid Renvarica membubarkan barisannya karena upacara telah selesai dilaksanakan. Murid-murid mulai berbondong-bondong untuk memasuki kantin, adapun yang pergi ke UKS atau ke kelasnya masing-masing. Di hari senin SMA Renvarica memang memberi sedikit jeda untuk mereka beristirahat sebelum masuk jam pelajaran, anggap saja jika istirahatnya 3 kali, oleh karena itu pula Renvarica selalu pulang pada pukul 17.20 setiap hari senin.

"Kaki gue pegel banget anjir. Plislah senin depan gue bolos aja," ujar Faresti mendumel.

Faresti Agilia Sasrstiva. Gadis itu memiliki sifat cerewet, mulutnya pedas, dia juga paling tidak bisa diam bicara. Mulutnya selalu berisik dan juga gadis itu paling jago dalam beradu mulut.

"Tadi gue ajak bolos kenapa gak mau?" tanya Tiffany.

Tiffany Agseisa Magrovannya. Semua orang biasa memanggil Fany atau Tiffa. Gadis itu blasteran Indonesia-Spanyol. Wajahnya yang cantik membuat para kaum adam berbondong-bondong ingin menjadikan Fany kekasihnya. Namun sayang, sifat Tiffany agak sedikit bad dan tomboy. Renvarica memberikan julukan Tiffany sebagai bad girl Renvarica. Dia juga pemilih dalam hal berteman.

A+ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang