Chapter 10 : Pertemuan.

37 18 5
                                    

"Dari banyaknya ribuan manusia di dunia. Kenapa harus dia? Emang ya, dunia itu sempit."
_AzillaArizkaPriscanara.

|| A+ ||

Drrr

Suara deringan ponsel menghentikan kegiatan bercerita Arlan. Ia melihat layar ponselnya yang menampilkan nama 'papah'. Ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Pulang! Malam ini kita akan bertemu dengan calon tunanganmu!"

"What? Papah serius?"

"Papah gak pernah bercanda, Ar. Cepat pulang, kita akan menemui calon tunanganmu."

Arlan menghela nafas panjang. Tidak ada pilihan lain selain menyetujui sang papah. Arya itu paling tidak suka dengan penolakan. Lagipun sehari ini ia sudah memikirkan untuk ke depannya bagaimana. Ini keputusan mutlak yang sudah ia tekatkan.

"Iya. Arlan pulang." Sambungan telpon dimatikan oleh Arya sepihak.

Arlan mengambil jaket dan kunci motor yang ada di meja. "Gue cabut duluan." Setelah itu pergi meninggalkan markas.

Mereka bertanya-tanya, kenapa Arlan mudah sekali menuruti perintah Arya? Biasanya ia tidak seperti itu. Dan seperti ada hal yang dia sembunyikan. Arlan itu biasanya jika ada masalah tidak selalu diumbar atau tidak memberitahukan kepada mereka. Arlan selalu memendam masalahnya sendiri.

Sedangkan di tempat lain. Di kediaman keluarga Legarist sedang bersiap-siap ke acara pertunangan.

Gadis cantik dengan dress panjang serta hijab itu termenung di depan cermin riasnya. Sang mamah memasuki kamar anaknya untuk memanggil agar segera keluar.

"Lu, ayo! Yang lain udah pada dateng, kamu lama banget cuma dandan gini aja!" ujarnya.

Gadis itu menoleh ke arah sang mamah kemudian tersenyum paksa.

"Inget ya! Setelah kamu menikah nanti, jangan pernah datang lagi ke sini kalo tidak dibutuhkan!"

Gadis itu hanya mengangguk pasrah. Kemudian mengikuti sang mamah--Ayla berjalan.

Balik lagi ke Arlan, sesampainya di rumah ia melihat Tarissa dan Arya sudah siap dengan pakaian rapinya. "Cepat siap-siap. Di tungguin juga dari tadi," ujar Tarissa.

Arlan mengangguk, kemudian sedikit berlari menuju kamarnya. Tak butuh waktu lama, untuk dirinya bersiap-siap, karena Arlan hanya memakai setelan jas saja tak lupa ia juga memakai parfum agar wangi dan membenarkan rambutnya agar terlihat rapi.

Arlan berjalan menghampiri mereka yang sudah siap akan berangkat. Bahkan adik dan kakaknya pun ikut ke acara dirirnya.

Mereka berangkat menggunakan kendaraan sendiri begitupun dengan Arlan, ia berangkat dengan motor kesayangannya.

A'A Restaurant adalah sebuah Restoran terbaik di daerah Jakarta. Restoran tersebut adalah milik sahabat Tarissa. Sesampainya di sana, Tarissa dan keluarga langsung masuk ke dalam restoran tersebut. Ternyata keluarga dari calon tunangan Arlan sudah datang.

Mereka menyambut kedatangan Tarissa dan keluarga dengan hangat. Tapi mereka seperti tidak melihat calon tunangannya.

"Maaf ya jeng, telat. Biasalah, anakku baru aja pulang dari nongkrongnya. Maklum," ujar Tarissa terkekeh.

A+ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang