Chapter 5 : Dijodohin?

72 30 23
                                    

Hidup ini adalah perjalanan, jadi jangan berlari untuk mengejarnya atau menghindarinya.

HAII HAII HAII. KETEMU LAGI SAMA AUTHOR YANG CECANS INI, HHAA. CANDA GESS!! AUTHORNYA SOK ASIK BANGET YA, BTW WKWK😏 GIMANA NIH? MASIH NUNGGU KELANJUTAN CERITA A+? YUK, BURUAN BACA BACA BACA.

DON'T FORGET TO VOTE & COMEN🤍

🖤HAPPY READING🖤

|| A+ ||

Arlan baru saja sampai rumah pada pukul 23.40 malam, ia masih mengenakan seragam sekolah, sepulang sekolah dirinya memang tidak langsung pulang, tapi berkumpul dengan teman-temannya di markas Delvaros. Ia tidak tahu jika dirinya akan ketiduran di kamar Delvaros hingga mengharuskan dirinya pulang selarut ini.

Saat kakinya akan melangkah di tangga terakhir, Arlan berhenti karena mendengar suara dehaman seseorang. Ia berbalik menemukan sosok sang papah yang berdiri bersedekap dada, menatap sang putra tajam.

"Kenapa baru pulang?" tanya Arya dingin.

Arlan menelan selavinya susah. Hei, ayolah. Walaupun dirinya seorang leader gangster yang di takuti banyak orang, tapi jika dirinya harus berhadapan dengan sang papah, iapun takut. Tapi ada yang lebih menakutkan dari Arya, yaitu Tarissa. Jika di banding dirinya berhadapan dengan 10 preman daripada harus berhadapan dengan Arya, maka Arlan akan memilih opsi pertama. Mau bagaimanapun Arya lebih menakutkan dibanding 10 preman yang berbadan seperti hulk.

"Arlan ketiduran di markas, Pah."

Arya mengangguk. "Masuk kamar," perintahnya.

Perintah Arya tentu akan Arlan lakukan. Ia bernafas lega, rasanya seperti sehabis di kejar oleh monster yang mengerikan. Kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju kamar. Baru saja Arlan membuka pintu, Arya menghentikan pergerakannya.

"Papah akan menjodohkanmu dengan gadis pilihan Papah. Tidak membantah!" perintahnya kemudian menghilang dari hadapan Arlan.

Detik itu juga jantung Arlan seakan berhenti berdetak. Keadaan atmosfer di sekitar seakan berubah mencekam setelah sang papah mengatakan itu. Ayolah, dirinya tidak punya apa-apa selain prestasi yang ia dapatkan, bagaimana ia bisa menikahi seorang gadis? Apakah zaman sudah kembali ke zaman siti nurbaya? Katakan, Arlan harus bagaimana? Ucapan Arya tidak pernah bermain-main. Jangan anggap remeh ucapan Arya. Arya adalah sosok pria yang jika dirinya inginkan, itu harus terwujud. Apapun segala cara akan ia lakukan untuk memenuhi keinginannya. Apakah ia harus seperti di film sinetron yang jika anaknya dijodohkan ia akan kabur dari rumah dan berakhir nyawa yang direnggut? Oh, tidak! Arlan masih mempunyai otak cerdas. Tolong, bantu Arlan dalam situasi seperti ini.

|| A+  ||

Saat ini Arlan berada di sebuah markas Delvaros, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10.00 wib dan ini sudah berganti pelajaran ke dua tapi ia terlihat sangat malas untuk masuk sekolah. Biarlah dia membolos, lagipun siapa yang akan berani memarahi dirinya jika membolos? Ingatkan jika dirinya anak pemilik sekolah.

Ia termenung sedari tadi memikirkan ucapan sang papah saat malam tadi. Apakah Arya serius dengan ucapannya yang akan menjodohkan dirinya dengan gadis pilihan Arya? Oh, tidak! Ia masih memikirkan masa depannya. Arlan memang berandal, tapi bagaimanapun Arlan mempunyai masa depan yang harus ia wujudkan. Jika ia menikahi gadis di usianya yang masih remaja ini, bagaimana dengan rumah tangganya nanti? Menikah dan membangun rumah tangga bukanlah hal yang mudah, sebab ia hanya ingin menikah sekali seumur hidupnya saja. Arlan tidak mempunyai kekasih, bukan berarti dia tidak laku. Hei! Dia Arlan dengan sejuta pesonanya. Bahkan banyak gadis-gadis yang menyukai dirinya. Tapi Arlan masih belum menemukan seseorang yang membuat dirinya tertarik.

Lama termenung, sampai-sampai ia tidak tahu jika keadaan markas saat ini sedang ramai. Bahkan para sahabatnya yang melihat Arlan tidak biasanya, membuat dirinya bingung. Kenapa seorang leader Delvaros termenung seperti itu? Apakah Arlan memiliki masalah? Apa yang ia pikirkan? Jika Arlan memikirkan ekonomi di keluarganya, sudah jelas-jelas Arlan terlahir dengan kekayaan yang melimpah. Masalah Delvaros? Memang selalu ada, tapi untuk saat ini, rasanya tidak ada masalah apapun. Lalu apa? Sudahlah.

"Napa lo Bos? Termenung, udah kayak orang yang banyak masalah aja," ujar Almausuf menepuk pundak Arlan.

Arlan yang memang tidak menyadari keberadaan merekapun tersentak kaget saat pundaknya di tepuk.

Ia menoleh pada Angkasa kemudian menggeleng. Seolah memberitahu pada mereka, jika ia baik-baik saja.

Ia melirik jam tangan mahal pada tangan kirinya, melihat jika sekarang harusnya masih jam pelajaran, tapi kenapa mereka sudah berada di markas? Bolos massal kah?

"Tumben. Bolos massal ceritanya?" tanya Arlan, sebab ia bingung kenapa mereka berada di markas di saat masih ada jam pelajaran.

"Bolos massal mata lo. Wisteria di pulangin karena guru-guru ada rapat penting sama SMA Renvarica," jelas Sadam.

Arlan mengangguk, kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Lalu ia menghidupkannya dengan korek api kemudian menghisap benda tersebut. Ya, rokok. Arlan bukan cowok perokok aktif tapi ia hanya akan merokok jika dirinya sedang ada masalah.

A+ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang