Kalau udah cape istirahat, bukan malah nangis.
Tapi kadang kita juga butuh nangis gak sih? Capek banget rasanya sampe pengen nangis, pengen mengadu. Bahkan nangis bisa membuat kita ketiduran. Betul apa betull?
Suara hentakan kaki terdengar di sepanjang koridor SMA Wisteria. Seorang gadis cantik berhijab kini tengah berjalan menyusuri koridor sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah, ini pertama kalinya gadis itu menginjakkan kaki di sekolah baru ini.
SMA Wisteria sangat luas dan besar, gadis itu sampai kewalahan mencari ruang kepala sekolah yang entah di mana letaknya. Seperti ruang Kepsek sekarang sedang bermain petak umpet dengannya.
Gadis itu tidak bisa bertanya kepada siapapun karena koridor sudah sepi, pelajaran sebentar lagi akan dimulai jadi wajar saja koridor sudah sangat sepi.
Ia terus berjalan mencari letak ruang kepala sekolah. Tapi sepertinya Tuhan sudah menemukan jalan untuk dirinya. Lihatlah sekarang, ada seorang siswa yang berjalan entah akan kemana tapi yang pasti murid itu berjalan seperti menghampiri dirinya. Dengan senang, ia pun berjalan menghampiri siswa tersebut.
"Permisi, Saya murid baru di sini, mau tanya, letak kepala sekolah di mana ya? Soalnya saya sudah muter-muter tapi gak nemu-nemu," ujar gadis berhijab itu.
Siswa itu mengangguk. "Oh, lo murid baru? Ayo, gue anter ke ruang Kepsek." Siswa bernama Angkasa itu pun berjalan diikuti Azilla di belakang.
"Nama lo siapa?" tanya Angkasa.
"Nama saya Azilla. Hm ... kalo kamu sendiri, namanya siapa?"
"Gue Angkasa. Kelas 12 IPA 5."
Azilla hanya mengangguk sebagai respon. Tak lama akhirnya mereka sudah berdiri di depan ruang kepala sekolah.
"Ini ruang Kepseknya. Kalo gitu gue langsung cabut ya," ucap Angkasa.
Azilla mengangguk tersenyum tipis. "Makasih ya, Angkasa."
"Yoi, santuy. Gue duluan, Zil." Angkasa pergi meninggalkan Azilla.
Gadis itu mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan segera masuk setelah dipersilahkan untuk masuk.
Azilla memperkenalkan namanya dahulu sebelum Zikri-kepala sekolah itu menyebutkan kelasnya. Azilla kembali keluar dari ruang kepala sekolah untuk menuju kelasnya yang didampingi oleh bu Nadia selaku guru BK Wisteria.
Selama berjalan di koridor menuju kelas barunya, sesekali Azilla menoleh sana-sini, melihat-lihat sekolahnya.
"Kamu dulu sekolah di SMA Renvarica ya?" tanya bu Nadia.
Azilla mengangguk. "Iya, Bu."
"Ibu sudah sering mendengar namamu, tapi tidak tahu siapa orangnya, padahal Ibu juga seorang guru Sejarah di Renvarica," ujar bu Nadia berusaha untuk mengajaknya mengobrol.
"Mungkin memang beda Bu. Guru Sejarah saya dulu namanya bu Ariana."
"Ah, iya. Kebetulan juga saya guru Sejarah di bagian kelas 10," jedanya.
"Oh, iya. Kamu sering menjadi perwakilan Renvarica untuk lomba cerdas cermat ya?"
"Iya, Bu."
"Nanti kalo ada lomba lagi, kamu harus jadi perwakilan Wisteria ya."
"Insya Allah, Bu."
Mereka berhenti di depan pintu yang bertuliskan 12 IPA 3. 12 IPA 3 adalah kelas baru Azilla mulai hari ini. Bu Nadia masuk terlebih dahulu ke dalam kelas untuk meminta izin kepada guru yang mengajar. Setelah diperbolehkan, Azilla di perintahkan untuk memperkenalkan diri di depan murid IPA 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
A+ (New Version)
FanfictionBagaimana jadinya jika ke dua sifat yang bertolak belakang dipersatukan oleh sebuah ikatan sakral. Iya, pernikahan. Arlan Padeyka Loris namanya. Cowok berandal, bad, nakal, suka keluar masuk BK, balapan liar, mabuk, ketus dan cuek dipersatukan oleh...