Chapter 9 : Masa lalu Arlan dan Raga.

34 20 5
                                    

Kamu suka overthinking atau nangis?

Cewek biasanya banyak overthinking gak sih? Terus ujung-ujungnya nangis. Real gak niih?

Di malam minggu seperti ini emang enaknya pergi bersama sang pacar atau pergi dengan keluarga, tapi berbeda dengan ketiga remaja tersebut. Ia menikmati malam minggunya dengan bermain uno di sebuah kafè ternama di Jakarta. Remaja tersebut ialah Arlan, Raga dan Haruto. Mereka bertiga itu sahabat lama, sudah banyak kenangan yang mereka lalui hingga tumbuh bersama.

Dengan hati-hati Arlan mengambil balok kecil uno tersebut. Namun naas, balok uno yang mereka susun rapi hancur berhamburan, karena Arlan tidak hati-hati mengambilnya.

"Yes! Sesuai kesepakatan. Yang kalah bakal beliin motor ninja!" ujar Raga antusias. Memang sebelum mereka mulai bermain, mereka bertiga sempat membuat kesepakatan. Yang kalah akan membelikan sebuah motor ninja. Memang ya, orang kaya tidak tanggung-tanggung memilih kesepakatannya.

"Ck! 2 Motor ninja doang. Gampanglah. Besok motornya udah ada di rumah kalian," ujar Arlan sembari menyalakan api di rokoknya.

"Sultan emang beda. Gak main-main emang," celetuk Haruto, jelas ia juga senang karena akan mendapatkan sebuah motor, ya walaupun motornya sudah banyak di rumah.

Suara deringan ponsel mengalihkan atensi mereka. Raga yang ponselnya berbunyipun akhirnya mengangkat panggilan tersebut setelah melihat siapa penelponnya. Setelah menerima telpon, ia pamit untuk pergi karena ada hal yang harus ia urus.

Karena Raga pulang, akhirnya Haruto dan Arlan pun pergi meninggalkan kafè. Arlan tidak langsung pulang ke rumah, melainkan ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Sebelum itu, ia juga sudah memberitahu dia untuk ke suatu tempat.

Entah kenapa perasaan Arlan saat ini senang. Ia berpikir jika sekarang dirinya sudah tidak lagi sendiri, maksudnya akan ada seseorang yang selalu ada untuknya.

Arlan keluar dari mobil, kemudian berjalan menuju danau. Tempat yang Arlan maksud adalah danau. Di sana sudah ada cewek yang duduk menunggu dirinya. Arlan dengan percaya dirinya menghampiri cewek itu.

"Hai, El," sapa Arlan pada cewek bernama Elnara itu.

Elnara tidak membalas sapaan Arlan, ia hanya tersenyum sebagai balasan sapaannya.

"El. Gue gak mau basa basi. Gue ajak lo ke sini, karena gue mau ngungkapin perasaan gue ke lo. Gue tau, mungkin ini cukup singkat buat kita yang kenal hanya beberapa hari aja. Tapi asal lo tau El. Saat pertama kali gue liat lo, gue langsung suka. Ralat, maybe cinta. El, apa ... lo mau, jadi pacar gue?" tanya Arlan penuh keraguan. Ia takut jika ditolak oleh Elnara. Ia tahu, perkenalan antara Elnara dan Arlan cukup sangat singkat. Ia tahu Elnara sebab Raga sendiri yang memperkenalkan dirinya dengan Arlan. Yang Arlan tahu, Elnara adalah anak sahabatnya Reano-papah Raga.

"ANJING!"

BUGH

Seseorang memukul Arlan hingga tersungkur. Arlan terkejut dengan kedatangan Raga yang tiba-tiba begitupun dengan Elnara, ia melotot terkejut, tapi ia juga terkejut karena Arlan berani memgungkapkan perasaannya. Ia bingung harus bagaimana. Arlan baik hati, tapi hatinya bukan untuk Arlan melainkan lelaki lain.

"Kenapa lo malah nembak cewek gue, anjing!"

Arlan melotot tidak percaya begitupun dengan Elnara. Tapi ada rasa senang ketika Raga mengatakan jika dirinya cewek Raga.

"M-maksud lo?" tanya Arlan bingung.

Raga tersenyum mengejek. "Elnara cewek gue, asal lo tau! Tega ya lo nikung sahabat sendiri."

A+ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang