Chapter 20 : Haruto & Melody.

30 7 0
                                    

"Bangun pagi aja masih susah. Gimana mau bangun rumah tangga."
_Haruto.

|| A+ ||

Bunyi jam weker di pagi hari tidak mengusik sedikitpun gadis cantik yang sedang berlabuh dalam sebuah mimpi indahnya itu. Sampai sebuah suara ketukan lewat pintu mulai mengganggu tidurnya.

"Melody, bangun sayang. Ada Haruto di bawah tuh nungguin kamu," ujar seorang wanita paruh baya dibalik pintu.

Tak kunjung mendapat balasan, helaan nafas pasrah pun terdengar. Hingga akhirnya wanita paruh baya itu pergi.

"Kamu bangunin sendiri aja Melodynya ya, To. Dia emang agak susah di banguninnya," ujar Sherin-mamih Melody berjalan menghampiri Haruto.

"Ya udah, Haruto ke atas dulu Mih, bangunin Melody." Haruto berjalan menuju kamar Melody setelah mendapatkan Sherin mengangguk sebagai jawaban.

Haruto menatap pintu berwarna pink fanta di depannya, pintu bertuliskan 'Melody Room.' Kemudian membuka pintu tersebut. Kamar bernuasa berwarna pink fanta serta bertema musik adalah kamar khas seorang Melody. Cewek itu memang pecinta musik, hingga kamarnya pun ia hias dengan tema musik.

Haruto tersenyum simpul saat mendapati seorang gadis cantik sedang tertidur pulas dengan dibalut oleh selimut.

"Elo, bangun. Udah siang. Kemarin katanya mau ke dufan." Haruto mengelus lembuat rambut Melody. Senyumannya pun tak pernah luntur jika sedang bersama Melody.

"Bangun pagi aja masih susah, kamu. Gimana mau bangun rumah tangga?" ujar Haruto terkekeh.

Melody yang sedikit terusik tidurnya pun, melenguh membuka mata perlahan untuk melihat siapa orang yang sudah membangunkan dirinya di hari libur ini. Gadis itu terkejut mendapati Harotu tengah tersenyum kepadanya.

"Morning, baby," ujar Haruto menyapa.

"Aru? Kok kamu ada di kamar aku?" tanya Melody sembari menyenderkan kepalanya pada kepala tempat tidur.

"Mamih nyuruh aku yang bangunin kamu tadi," jawab Haruto.

"Mandi terus siap-siap gih. Katanya mau ke dufan. Setelah ibadah, kita ke sana ya. Aku tunggu di bawah," lanjut Haruto sembari mengecup kening Melody. Setelah mendapat anggukan dari Melody, Haruto bergegas keluar dari kamar tersebut.

Haruto dan Melody adalah sepasang kekasih yang cocok. Menurut teman-temannya, mereka berdua itu cocok karena sifatnya yang tak beda jauh, sama-sama dingin dan cuek. Bahkan di sekolah pun, Melody dan Haruto jarang sekali bersikap romantis seperti pasangan-pasangan lainnya.

Sudah sekitar 5 tahun Melody dan Haruto menjalin hubungan. Kedua keluarganya pun sudah saling kenal dan akrab. Setelah lulus SMA Haruto juga berniat untuk melamar Melody. Karena memang mereka berdua sudah sama-sama saling kenal satu sama lain dan mereka sudah mengenal sejak sekolah dasar.

Awalnya Haruto hanya kagum dengan Melody karena bakat dia yang ahli dalam bermain musik. Di sekolah SD nya dulu Melody sudah banyak meraih prestasi di bidang musik. Bahkan dirinya sampai meminta Melody untuk mengajari alat musik, seperti piano, biola, drum dan alat musik lainnya. Hingga lama-kelamaan Haruto mulai menyukai gadis itu. Awalnya ia kira itu hanya perasaan anak kecil saja. Saat kelas 6 SD, Haruto terus mengejar Melody. Hingga di kelas 7 SMP Haruto menembak Melody, karena mereka satu sekolah. Lebih tepatnya Haruto yang meminta orang tuanya untuk mendaftarkan dirinya di sekolah yang Melody tempati. Tanpa Haruto sangka, ternyata gadis itu juga menyukai dirinya. Tentu ia senang bukan main.

Hingga sampai saat ini hubungan Haruto dan Melody terus berlanjut. Haruto pernah berfikir jika ia cinta monyet. Karena mereka dulu masih sama-sama kecil, masih belum bisa merasakan perasaan yang sesungguhnya. Namun ternyata tidak. Perasaannya kepada Melody tidak pernah hilang, bahkan semakin bertambah.

Mereka tidak habis fikir bisa menjalin hubungan selama ini. Haruto juga tidak habis fikir dengan dirinya. Rasa kagumnya bisa membuat hubungan mereka lama. Walaupun dalam sebuah hubungan tidak ada kata 'mulus.' Bahkan mereka berdua juga sempat merenggang hubungannya, tapi tak memungkinkan mereka untuk berpisah. Dulu Melody juga sempat kena bully oleh orang yang menyukai Haruto. Tapi Melody bukan gadis lemah, tentu ia tidak terima jika harga dirinya terinjak-injak oleh orang lain. Melody paling tidak suka jika ada seseorang yang menginjak harga dirinya maupun orang terdekatnya.

Awalnya sifat Haruto itu tidak cuek dan dingin, malah dulu sifat cowok itu humble dan dengan mudahnya berbaur dengan yang lain. Respect pada semua orang, mau itu cowok ataupun cewek. Semenjak Haruto berpacaran dengan Melody, sifatnya berubah, lebih tepatnya ia sendiri yang merubah dirinya menjadi cuek, dingin dan pendiam.

Melody sebenarnya tidak masalah jika Haruto masih saja merespon orang lain, bahkan cewek sekalipun. Ia tidak pernah mengekang Haruto untuk tidak melakukan ini-itu. Ia tidak ingin egois dengan kehidupan orang lain. Selagi Haruto masih bisa menjaga hatinya untuk dirinya, kenapa ia harus mengekang? Ia yakin, Haruto benar-benar bisa menjaga hatinya. Bukankah sebuah hubungan harus saling percaya? Maka dari itu, ia percaya jika Haruto tidak akan pernah mengkhianati dirinya.

Melody telah selesai dengan ritual mandinya juga sudah rapi dengan pakaiannya. Setelah memoleskan sedikit makeup pada wajahnya, gadis itu segera turun ke bawah untuk menemui Haruto. Melihat kekasihnya sedang sibuk dengan ponsel, Melody langsung menghampiri cowok tersebut.

Haruto yang merasakan jika Melody menghampirinya pun langsung mematikan ponselnya, beralih melihat cewek tersebut. Melihat Melody yang begitu cantik, membuat dirinya menelan selavi agak sulit. Apalagi pakaian yang Melody pakai sangat menggoda imannya.

Ia berdecak kesal. "Ganti!"

Melody mengernyit bingung. "Maksud kamu. Kamu nyuruh aku ganti baju?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Haruto.

"Why? Bajunya bagus kok!"

"No, baby. Liat bahu kamu. Terekspos begitu. Pokoknya ganti!"

"Gak mau!" Melody memalingkan wajahnya ke arah lain.

Lagi-lagi Haruto berdecak. Memegang bahu Melody, memutar, agar menghadap ke arahnya. Satu kecupan mendarat di bibir Melody, melumatnya sebentar kemudian beralih menatap kekasihnya yang keras kepala.

"Ganti atau aku yang gantiin?" ucapnya mengancam membuat Melody berdecak kesal dengan Haruto.

"Iya-iya! Puas kamu?" Melody kemudian beranjak dan berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai 2.

Haruto terkekeh melihat wajah kesal kekasihnya. Ia memang tidak suka jika Melody memakai pakaian yang terekspos seperti itu. Ia tidak ingin kekasihnya menjadi pusat perhatian para lelaki.

A+ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang