WY | 03

4 4 1
                                    

W i t h Y o u

Alsya, menyiapkan nasi goreng yang sudah di buat Ibunya di meja makan.

"Sa, hari ini kerja?" tanya Miranti.

"Iya, Bu. Ibu mau titip apa? Ayah?" tanya Alsya.

"Ayah mau martabak kacang, spesial." sahut Hardi.

"Okeiii. Ibu- oh mau mie ayam atau bakso atau dua-duanya?"

"Nggak, bosen tiap hari kamu beli bakso terus buat Ibu."

"Terus apa? Atau- kebab? Ibu gak pernah Sasa beliin kebab soalnya."

"Gak Sa, susu nya Aldi abis jadi kamu bisa kan pulang kerja mampir di warung paling depan? Ibu males ke depan soalnya."

Aldi, adik Sasa sudah lima tahun. Tapi masih harus meminum susu, kalau tidak dia akan mogok makan.

"Oh oke, nanti Sasa beli." ucap nya lalu melihat satu sendok nasi goreng nya. "Aldi, mau jajan juga gak?" tanya Alsya pada Adik di depannya.

"Mauuu. Emang boleh?" jawab Aldi dengan semangat

"Boleh, nih." Sasa mengeluarkan uang berwarna biru dan memberikannya pada Aldi.

"Yeayy makasi Kak Sasa!"

"Sa, itu kegedean." tegur Miranti.

"Gapapa Bu, Sasa udah lama juga gak jajanin Aldi. Dan uang Sasa masih ada sisa." ucap Sasa dengan cepat sebelum Miranti mengomelnya 'mending buat jajan kamu.'

"Ya gapapa sih Bu, kalau royal sama Adik itu rezeki lancar terus." ucap Hardi.

"Aamiin." jawab Alsya dan Miranti. "Oh iya, sekarang kamu itu kerja dimana?" tanyanya.

"Masih di Pt Arganta kok Bu, cuma beda tempat. Kalau setahun yang lalu Sasa di kantor cabang nya, sekarang udah di kantor utamanya." jawab Sasa.

"Oh bagus itu, kerja kamu pasti bagus banget. Siapa Sa, bos nya?"

"Pak Sakir, yang waktu itu ketemu sama Ayah di depan pabrik loh."

"Oh masih yang itu."

"Iya. Tapi kalau di kantor utama, pasti beda sih siapa bosnya. Cuma, Sasa sama Ghea masih kerja di tempat yang sama kok." ucap Alsya.

"Oh gitu, yaudah semoga betah ya dikantor yang baru dan orang-orang yang baru. Oh ya, sudah ada yang kamu kenal?" tanya Hardi.

"Udah kok, banyak. Kan ini udah sekitar sebulan an Sasa disana. Sasa juga lumayan deket gitu sama sekretaris kantornya, soalnya sekretaris kantor kalau apa-apa ke Sasa terus."

"Oh gitu gapapa, selagi kamu nyaman ya lakuin aja ya."

"Iya Bu, Yah. Yauda Sasa siap-siap dulu, mau berangkat." ucap Alsya, lalu menaiki tangga untuk bersiap-siap pergi kerja.

"Sa, bensin udah di isi?" tanya Hardi.

"Udah, Yah." sahut Alsya.

Miranti tersenyum. "Gak nyangka ya, Alsya yang selalu orang-orang sebut beban karena gak bisa motor sekarang malah kemana-mana selalu pakai motor."

"Iya Bu. Alsya udah bisa motor sekarang, dia jadi gak perlu khawatir lagi takut gak ada yang anterin dia kemana-mana."

"Belum lagi rumah ini, gak nyangka Alsya bisa membiayai ini semua."

"Iya, kebutuhan kita juga alhamdulillah sangat cukup karena Alsya. Dan pekerjaan Sasa juga Alhamdulillah banget ya Bu."

"Iya Yah, Alhamdulillah."

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang