WY | 20

1 2 0
                                    

W i t h Y o u

Ini hari ketiga Alsya menjauh dari Galan.

Hari ketiga Galan berusaha untuk berbicara dengan Alsya, namun Alsya memilih untuk menghindar.

Hari ketiga Galan tidak baik-baik saja. Hari ketiga Galan tanpa Alsya, dan Galan benar-benar tidak bisa.

Galan sudah tidak lagi pergi ke apartemen, Galan sudah menjauh dari Laura, dan Galan juga sudah tidak lagi berbicara dengan Laura meski sedikit pun.

Alsya hanya menemui Galan ketika urgent saja, pekerjaan yang seharusnya Alsya dengan Galan kini lebih banyak Ghea yang melakukannya.

Menjauh dari Galan bukannya membuat karyawan lain berhenti membicarakan nya, malah semakin menjadi.

Dulu mereka bilang Alsya harus sadar diri, dan sekarang setelah sadar diri mereka malah mengatakan Alsya tidak tau diri.

Sudah dicintai sampai seperti itu oleh Galan, bukannya berterima kasih malah sok jual mahal- itu kata mereka.

Mau mereka apa sih sebenarnya.

"Sa, tanda tangan ini ya. Terus ini seperti biasa, titipan dari Galan." ucap Jelsi.

"Mbak Jes gak tau ya kalau Galan sama Sasa udahan?" celetuk Ghea.

"Tau, Ghe. Tapi tau sendiri lah Galan, kalau gue buang ni titiapannya atau gue tolak aja buat ngasih ke Sasa yang ada gue kena semprot bisa-bisa gue ke cap jelek nanti." jawab Jelsi.

"Udah nih Mbak, makasih ya." ucap Alsya setelah menandatangani file itu.

"Okeii, aku keruangan ku dulu ya."

"Iya Mbak."

Jelsi meninggalkan ruangan Alsya dan Ghea.

"Sa, ini gak mau lo buka? atau lo bawa deh kerumah gue bosen banget liat ni barang-barang berantakan." celeltuk Ghea.

Di sofa terdapat beberapa bingkisan yang tiga hari itu Galan berikan untuk Alsya.

"Bawa aja buat lo."

"Ck your head!" celetuk Ghea. "Tapi gue penasaran, gue buka gapapa ya?" tanyanya.

"Udah gak usah lah Ghe."

"Please banget, gue penasaran."

"Yauda lah terserah lo."

Tiga bucket bunga yang sudah mulai layu, empat bungkus pancake yang isi nya sudah di makan Ghea, dua kotak cokelat yang masih utuh, Ghea tidak menyentuh nya karena itu diberikan untuk permintaan maaf nya pada Aldi dari kejadian yang Aldi lihat beberapa waktu lalu.

Dan dibuka maksud Ghea adalah isi suratnya.

Ghea membacanya satu persatu.

"Aku minta maaf ya- aku minta maaf Sa, Galan. Udahan ya marahannya, aku gak bisa di giniin terus sama kamu Sa- anjir so cute but iew." celetuk nya sambil membaca isi surat itu.

"Sa, yang ini buat Aldi ya- hmm okei. Aku tau kamu gak akan makan pancake nya, tapi aku udah kasih apa yang kamu suka- ya ya ya sorry ya Pak gue yang makan. Jangan lama-lama marah nya- apa sih kan udah selesai bambang! pasti ini ngasih waktu hari pertama selesai nih. Bunga cantik untuk orang yang sama cantiknya, maafi-"

"Udah deh Ghe! gue males tau gak dengernya." semprot Alsya.

"Bentar-" Ghea mengambil bingkisan tadi yang di berikan Jelsi.

"Itu juga harus lo buka?!"

"Iya dong, harus." ucap Ghea lalu nyengir.

Tak peduli dengan respon Alsya, Ghea tetap membuka bingkisan terakhir dari Galan.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang