WY | 17

2 2 0
                                    

W i t h Y o u

"Saa, kenapaa?" tanya Ghea yang sudah stay di pinggir kasur Alsya, dengan Axel yang berdiri dibelakang nya.

"Kata Ibu dari siang lo gak turun ya? lo pasti belum makan, gue suapin ya?" tanya Ghea.

"Mau Axel go-food in apa?" tanya Axel.

Alsya menggeleng dengan posisi terbaring, dengan seluruh tubuhnya yang diselimuti selimut.

"Ish Sasa gue sedih tau liat lo kaya gini, gue juga sedih- gue kira lo lagi gak ada masalah apapun tau nya gue gak tau apa-apa." ujar Ghea.

"Kenapaa? sini gue peluk dulu yaa." ucap Ghea.

"Ish gue nangis nih kalau lo kaya gini, Saaaa ishh." rengek Ghea.

Alsya bangun, merapikan rambutnya lalu tersenyum pada Ghea dan Axel.

"G-gue gapapaa.."

"Sini gue pelukkk-"

Ghea langsung memeluk Alsya, sakit rasanya melihat Alsya yang seperti ini. Ini lebih parah dari kegalauan Alsya pada Axel sebelumnya.

"Ghe, gue nunggu di depan ya." ucap Axel.

Ghea mengangguk, Axel keluar dari kamar Alsya.

"Gapapa nangis aja, tapi dipeluk gue nangis nya jangan sendiri kaya tadi lagi." ucap Ghea sambil menenangkan Alsya.

"Ghe, Galan sama Laura hikss-"

"Stttt udah udah yaa, gue udah tau semuanya. Rafel yang bilang gue, gapapa nangis aja yaa."

Setelah kejadian tadi siang, Ghea langsung menghubungi Rafel karena Rafel satu-satu nya yang bisa diajak bicara serius.

Yang Ghea tau, Alsya dan Galan baik-baik saja. Selama seminggu ini di kantor, Ghea selalu melihat Alsya tertawa bersama Galan setiap makan siang.

Yang Ghea lihat, Galan dan Alsya memang baik-baik saja. Mereka terlihat seperti biasanya, Ghea juga tau Laura selalu datang ke kantor menemui Galan.

Selagi Galan masih mengantar kan Alsya pulang dan tidak meninggalkan Alsya, untuk Ghea tidak terlalu masalah.

Dan ternyata, Galan berbohong.

Selama ini Ghea selalu pulang duluan meninggalkan Alsya, karena yang Ghea tau Alsya pulang bersama Galan. Tapi nyatanya Galan membiarkan Alsya pergi ke lobby sendirian, dan malah meminta teman-temannya yang mengantar Alsya pulang.

Ghea kesal, Ghea marah.

Ghea lebih kesal pada Alsya, Alsya juga sama membohonginya.

Berulang kali Ghea tanya 'dengan siapa Alsya pulang' dan berulang kali pula Ghea mendengar jawaban 'Galan' dari mulut Alsya.

Alsya bohong, jelas.

Ghea sepercaya itu pada kata 'Galan gak mungkin, ninggalin dan biarin Alsya sendirian'.

Tidak lagi, tidak akan pernah lagi Ghea terlalu percaya pada apapun dan siapapun mengenai Alsya.

Awalnya Ghea diam saja, karena Alsya juga terlihat tidak mempermasalahkan itu. Tapi, setelah mengetahui ini semua Ghea menyesal karena percaya saja apa yang Alsya ucapkan.

Selain itu, Ghe juga menyesal karena diam saja melihat Laura yang keluar masuk di ruangan Galan.

Ghea juga menyesal kenapa harus percaya pada ucapan 'gapapa mereka kan cuma temen, Ghe' dari mulut Alsya.

Ghea juga kesal pada dirinya, kenapa dia tidak bisa memaksa Alsya untuk bercerita tetang bagaimana ketidak nyamanan Alsya selama ini.

Ghea juga sih bodoh, mana ada perempuan yang tidak sakit melihat laki-laki nya selalu bersama perempuan lain.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang