WY | 10

2 2 0
                                    

W i t h Y o u

Alsya merapihkan semua dokumen yang harus di bawa hari ini, dia akan pergi ke kantor cabang untuk menemani manager bertemu dengan client nya.

"Sa, udah?" tanya Anand.

"Udah."

"Ini?" Alsya mengangguk. "Gue aja yang bawa, Gue tunggu di ruangan Galan." ucap Anand lalu membawa beberapa dokumen yang tadi Alsya persiapkan.

"Ghe, udah belum sih lama banget."

"Udah kok Bu Bos. Eh Sa- btw kemaren gimana denger-denger lo di bawa kerumah nya Pak Galan ya Sa?"

"Sotaau lo, kata siapa?"

"Mbak Jelsi. Gimana-gimana?" tanya Ghea penasaran sambil berjalan ke arah luar.

"Ya gitu biasa aja."

"Kok gitu? orang tuanya gimana excited banget pasti ketemu lo yakaaan?"

"Ga Ghea. Biasa aja, gue malu ketemu Pak Sakir. Canggung banget, udah gitu gue juga ga ngobrol sama Bundanya Galan."

"Why? Ga-"

"Ghe Ghe kayanya Bundanya Galan gak suka deh sama gue, mana bawa-bawa nama Laura lagi."

"Apa-apa? Laura?"

"Iya udah nanti lagi, keruangan Pak Galan dulu." ucap Alsya meninggalkan Ghea yang masih kebingungan keluar lift duluan.

"Laura? Laura saha anjir?"

Galan dari tadi bersama Anand tumben tidak banyak menanggapi pembicaraan Anand. Padahal seperti biasa Anand selalu banyak bicara.

"Gal." panggil Anand.

"Hmm"

"Lo kenapa dah ada masalah?" tanya Anand.

"Kenapa?"

"Ya lo malah nanya gue, gimana ceritanya."

"Gue gapapa, cuma akhir-akhir ini gue sering pusing."

"Lo sakit?"

"Dikit."

"Ke Dokter deh mau gue anter? atau gue panggil Jelsi? atau sama Alsya deh."

"Ga perlu lo bacot ah, ini biasa aja dikit doang gue juga udah minum obat kali."

"Beneran? gak perlu takut Gal, yok dah gakan kena suntik kok gak akan."

"Eh lo ngomong sekali lagi gue tampol ya Nand."

"Ya elah gue perhatiin anjir baper dikit kek, makasih-makasih kek."

"Gandeng! lo tau gandeng gak?!"

"Iye-iye.

"Permisi." ucap Alsya mengetuk pintu ruangan Galan yang dsri tadi memang sudah terbuka.

"Masuk." sahut Anand.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Ghea.

"Lo sama Anand aja." jawab Galan.

"Lo gak jadi ikut?" tanya Anand.

"Gak jadi, pala gue lagi puyeng."

"Terus saya gimana?" celetuk Alsya.

"Kamu disini aja sama saya."

"Dih gak bisa gitu lah, kalau bapak Galan gak ikut itu urusan bapak saya bakalan tetep ikut sama Ghea." jawab Alsya.

"Kamu gak mau nemenin saya? kepala saya lagi pusing loh."

"Lah itukan bukan salah saya, jadi apa urusan nya sama saya?"

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang