WY | 15

3 1 0
                                    

W i t h Y o u

Alsya memasuki pintu kantor, ini hari pertamanya setelah dua hari tidak masuk kerja.

"Maaf Ibu Jes, Pak Galan sedang ada tamu." ucap Sinta.

"Hah? serius Sin, sepagi ini? tumben banget." tanya Jelsi.

"Iya Mbak."

"Client nya?"

"Bukan Mbak, itu sepertinya teman nya."

"Temen Galan? Laki-Laki?"

"Perempuan, Bu."

"P-perempuan?"

Seketika dada Alsya sakit mendengarnya langsung pembicaraan tadi.

"Sa, lo gapapa?" bisik Ghea.

"Gapapa, kok. Dah ayo, Ghe."

Alsya mendahului Ghea dan berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Jelsi yang sedang berbicara dengan Sinta.

"Alsya kali." ucap Jelsi.

"Bukan, Bu. Memang nya Ibu tidak tau Bu, Mbak Laura dua hari ini memang suka datang kesini untuk menemui Pak Galan?"

"L-Laura?"

"Iya, Mbak Laura Bu."

"Saya udah tiga hari gak ada disini jadi saya gak tau. Ya sudah, terimakasih ya."

"Baik, Bu."

"Laura? ngapain Laura ada disini? A-Alsya?" gumam Jelsi sambil pergi meninggalkan meja receptionist.

W i t h Y o u

Alsya bersama Ghea keluar dari pintu lift.

"Bu Laura sekarang sering banget ya datang kesini nemuin Pak Galan."

"Iya, mana sekarang berduaan terus lagi."

"Iya, aku gak tau gimana nanti perasaannya Mbak Alsya kalau tau."

"Mbak Alsya katanya udah dua hari gak masuk kantor, sakit."

"Oalah pantesan aja Pak Galan oke-oke aja ada Bu Laura setiap saat di ruangannya."

"Gapapa kali, bagus lah. Menurut ku, emang cocokan sama Laura dari pada sama Alsya."

"Iya juga sih, lebih sepadan."

"Iya kan lebih cocok, sama-sama berpendidikan."

"Iya betul, aku denger juga Bu Laura mau ambil S2 nya di Amerika loh."

"Bu Laura kan juga anak pengusaha, gak kaya Alsya yang gak jelas keluarganya."

"Tuh udahlah, kalau Alsya kan cuma modal cantik aja."

"Iya, lagipula Alsya apasih yang harus dibanggakan."

"Kalau dibandingin sama Laura, ya jauh."

"Pak Galan juga pasti milihnya Laura dari pada Alsya."

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang