.
.
.
Awal bulan Februari di tahun 2021, keluarga Kim dihantam oleh kabar buruk tentang Kim Junhee.
Seharusnya, saat malam tiba mereka menikmati makan malam sembari bersenda gurau. Tetapi malam ini, mereka semua menangis di hadapan Kim Junhee yang sudah berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Berbagai macam alat medis terlihat menancap di tubuhnya, membuat siapapun yang melihat pasti tak akan tega dengan nasib gadis malang itu.
Kim Junhee dinyatakan koma setelah penanganannya berakhir satu jam yang lalu. Dokter pun tidak bisa memprediksi kapan Kim Junhee akan sadar dikarenakan luka Kim Junhee sangat parah.
Bisa dibilang, kemungkinan Junhee untuk sadar dan kembali hidup hanyalah 10%.
Keluarga Kim tentu saja tak menerima begitu saja kondisi Junhee, terlebih lagi Jungsuk selaku ayah yang sangat menyayangi putri sulungnya.
Sepanjang malam, ia menangis, tak lupa juga berdoa pada Tuhan untuk meminta pertolongan agar putrinya cepat sadar.
Tak jarang Jungsuk melewatkan makan siang hanya demi menjaga putri-nya. Beruntunglah Jiyeon bisa lebih tegar dibanding sang suami, sehingga ia bisa menjaga suami serta putra bungsunya meski hatinya sendiri juga hancur karena kondisi Junhee.
Perihal Junkyu, Jiyeon sudah memberitahu Junkyu tentang kondisi Junhee. Jiyeon bisa mendengar Junkyu menangis, tapi sayangnya anak itu memutuskan panggilannya dengan cepat.
Jiyeon tahu Junkyu pasti juga terpukul karena sebelum Junhee kecelakaan, hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.
Mungkin sekarang Junkyu sedang menangis menyesal karena belum berani meminta maaf pada Junhee.
~oOo~
Dua minggu berlalu, tetapi Junhee masih belum menunjukan tanda-tanda akan sadar. Gadis itu masih tertidur nyaman di ranjangnya bersama alat-alat medis.
Sementara itu, kondisi Jungsuk sudah membaik, baik hati maupun fisiknya. Jungsuk sudah bisa kembali bekerja, karena pekerjaan tidak bisa selamanya ia tinggalkan. Ia butuh banyak uang untuk biaya rumah sakit Junhee selama masa koma-nya nanti.
Jauh dari kota Seoul, tepatnya di Incheon, Junkyu duduk termenung di lapangan sepak bola. Rambut yang ia kuncir satu ke belakang, melambai-lambai ketika angin berhembus.
"Hhh apa aku ke Seoul saja, ya?" gumam Junkyu yang tampak kebingungan.
Sekitar dua hari yang lalu, Junkyu mendapat kabar dari sekolah kalau gedung sekolahnya akan direnovasi secara besar-besaran. Tidak ada ruangan yang tersisa untuk mereka belajar secara offline, sehingga mereka harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days
FanfictionKim Junkyu dan Kim Junhee, sepasang anak kembar yang terpisah sejak usia 9 tahun karena keadaan ekonomi keluarga. Dimana Kim Junkyu harus dihidupi oleh keluarga dari pihak sang ayah, sementara Kim Junhee tetap tinggal bersama orangtuanya. 9 tahun ke...