19

501 87 42
                                    


.

.

.


Sudah tidak terasa Junkyu telah menghabiskan waktu hampir dua bulan menjadi sosok kakak kembarnya, Kim Junhee.

Selama berperan sebagai Junhee, telah banyak yang Junkyu ketahui tentang kehidupan sang kakak. Dimulai dari pembullyan, keputusan bodoh kakaknya karena perasaan suka pada pria yang jelas-jelas menolaknya, menyembunyikan kabar kehamilan teman dekatnya sendiri dan lain sebagainya.

Semakin lama, Junkyu merasa dirinya semakin terikat dengan kehidupan sang kakak. Pernah satu malam ia berkhayal bagaimana perasaannya nanti saat harus pulang ke Incheon.

Junkyu pasti akan 'sedikit' merindukan kehidupannya disini. Meskipun tidak semuanya yang ada disini memberi kesan menyenangkan untuknya.

"Sekarang waktuku hanya tersisa satu bulan lebih dan Junhee belum juga sadar. Hhh bagaimana jadinya nanti kalau waktuku disini habis tapi Junhee masih belum sadar juga?" tanya Junkyu kepada langit malam.

Jujur, bila nanti saat dirinya kembali ke Incheon tetapi kondisi Junhee belum juga membaik, Junkyu menjadi takut dan khawatir pada masalah yang sudah ia ambil sebagai Kim Junhee.

Dimulai dari Watanabe Haruto dan teman-temannya yang pasti akan balas dendam pada kakaknya, lalu Hamada Asahi yang sudah terlanjur menaruh kepercayaan padanya, dan So Junghwan yang entah mengapa sulit untuk ia lupakan keberadaannya.

Rambutnya yang tidak begitu panjang tiba-tiba bergoyang karena dorongan angin. Meski begitu, Junkyu tetap tak beranjak dari balkon kamarnya. Ia masih setia berdiri disana dengan piyama tidurnya yang berwarna abu-abu.

"Hhh sepertinya apa yang dikatakan mereka benar-benar terjadi..." ucap Junkyu sembari menopangkan dagunya di atas punggung tangan.

"... Junhee, cepatlah sadar, aku jadi tidak tega pada mereka sekarang."




~oOo~




Suara bell berbunyi menjadi penanda bahwa jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Walaupun begitu, nyatanya masih ada segelintir murid yang berada di luar sekolah, dimana mereka berlari seperti rombongan tikus yang dikejar seekor kucing.

"Tidak! jangan ditutup dulu!" Orang paling terakhir, yakni Kim Junkyu, melambaikan tangannya pada sang penjaga gerbang.

Jarak Junkyu dengan murid yang masih diberi 'ampun' terlalu jauh, sehingga ketika Junkyu sampai di gerbang, dirinya sudah terkunci.

"Paman! Tolong buka-kan pintunya, aku mohon. Yang tadi saja boleh masuk," ucap Junkyu memohon pada sang penjaga gerbang.

"Kamu sampai kesini sudah terhitung terlambat tiga menit, jadi tidak ada ampun," balas si penjaga gerbang dengan gaya-nya yang cuek.

Melihat itu, Junkyu pun mendengus sebal lalu berbalik badan.

Akan kuberi pelajaran kalian berdua nanti, Park-Park sialan! Batin Junkyu geram.

Ya, Junkyu marah pada dua sahabatnya yang bernama Park Jihoon dan Park Jeongwoo karena mereka mencegat Junkyu di tengah jalan. Mereka tidak sengaja bertemu dan mengajak Junkyu berbincang sebentar.

Junkyu pun lupa dengan tujuan awalnya dan berakhir menghabiskan waktu bersama dua sahabatnya. Sampai akhirnya, Junkyu ingat dengan sekolah ketika ia mendapatkan pesan dari Asahi.

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang