16

515 99 60
                                    

.

.

.

Junkyu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali saat melihat Asahi berbaring di atas ranjang rumah sakit.

Sebagai satu-satunya orang yang menemani Asahi di rumah sakit ini, Junkyu telah mendengar perkataan dokter. Dan yang paling membuat Junkyu terkesiap adalah ini bukan kali pertama Asahi berakhir seperti ini.

Asahi sudah berkali-kali mencoba menggugurkan kandungannya, walaupun usahanya selalu gagal.

"Pergilah." Satu kata terucap dari bibir Asahi, merujuk langsung ke arah Junkyu. "Aku bisa pulang sendiri."

Kepala Junkyu terangkat, lalu menghela nafas yang panjangnya mampu menghabiskan waktu sebanyak 1 detik.

"Jujur aku tidak mengerti lagi dengan jalan pikiranmu," ucap Junkyu.

"Aku tahu kamu pasti malu dan takut dengan kondisimu. Tapi melimpahkan semua kesalahan pada anakmu bukankah itu terlalu kejam?" tanya Junkyu.

Ketika melihat Asahi meliriknya dengan delikan tak suka membuat Junkyu menghela nafasnya lagi.

"Kamu yang berbuat, kamu yang terbuai nafsu, tapi anakmu yang kamu salahkan. Asal kamu tahu, berada di posisi anakmu, dimana dia tidak dipilih oleh orangtuanya sendiri itu sangat menyakitkan," tutur Junkyu.

Junkyu kembali melirik Asahi yang entah sejak kapan telah membuang pandangannya ke arah lain. Bila dilihat lebih seksama, Junkyu dapat melihat kedua bola mata Asahi tampak berkaca-kaca.

"Lucu sekali," Asahi berucap dengan nada bergetar, "Kamu bicara seolah kamu pernah merasakan posisi itu."

Mendengar itu, dahi Junkyu pun berkerut. "Sudah kubilang kalau aku pernah–"

"Hidupmu bahagia, Kim Junhee! Kamu tidak pernah merasakan posisi siapapun yang merasakan sakit! Orangtuamu menyayangimu, mereka tidak pernah menuntutmu ini-itu, mereka selalu memaafkan kesalahanmu!" potong Asahi.

Kedua mata Junkyu membulat kaget. Bukan karena nada bicara Asahi, tetapi karena penuturan Asahi yang seperti tahu banyak tentang kakak kembarnya.

Tunggu, kenapa dia tahu banyak tentang kehidupan Junhee ? batin Junkyu.

"Kamu tidak pantas menilai. Jadi berhenti mengatakan omong kosong seolah kamu pernah menderita. Satu-satunya penderitaanmu adalah menyukai Haruto yang jelas-jelas tidak menyukaimu. Daripada menganggapku bodoh, lebih baik kamu berkaca dan lihat seberapa bodohnya kamu yang terlalu gencar mengejar hati Watanabe berengsek itu," ujar Asahi yang kembali mengejutkan Junkyu dengan fakta yang baru.

"Sudah berkali-kali aku bilang untuk berhenti mengejar dia. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu tetap mengemis cinta dan mau-maunya dijadikan budak. Aku sampai lelah memperingatimu. Bukankah itu artinya kita sama-sama bodoh? Tidak! kamu jauh lebih bodoh. Kamu melakukannya dengan kesadaran, sementara aku karena keterpaksaan," ungkap Asahi.

Junkyu tak bisa lagi berkata apa-apa.

Semua yang dikatakan Asahi terlalu mengejutkannya. Dimulai dari fakta bahwa saudarinya sudah tahu tenang kondisi Asahi yang sedang berbadan dua, lalu tahu banyak bagaiman kehidupan keluarga Junhee, dan terakhir tahu perihal tantangan 100 hari yang dijalani Junhee.

Dan apa katanya tadi? Asahi sempat meminta Junhee untuk berhenti ?

Sebenarnya, Hamada Asahi ini siapa di kehidupan kakak kembarnya ?




100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang