11

511 97 76
                                    


.

.

.


Di sudut sekolah yang sepi, seorang gadis muda berdiri menatap sendu ke arah benda kecil di tangannya.

Pada benda itu, terlihat dua buah garis, tanda yang sangat tak diinginkan oleh si empunya benda tersebut.

Dalam waktu sekejab, benda itu terlempar dan menghantam dinding. Gadis itu kemudian berlari mendekati benda yang ia lempar, lalu menginjak-injaknya.

"Kenapa? kenapa jadi seperti ini? Kenapa janin sialan ini harus hadir?! Arrghh!" Remaja dengan name tag bertuliskan Hamada Asahi itu terus menginjak testpack miliknya, berharap benda itu dan apa yang ada di perutnya ikut musnah.

Bermenit-menit ia habiskan untuk meraung, sampai akhirnya tenaga yang ia miliki pun habis tak tersisa. Asahi jatuh, menyandarkan punggung ringkihnya pada dinding.

Dengan cepat Asahi melempar pandangannya ke arah kiri tanpa alasan. Akan tetapi, aksinya barusan justru membuatnya menangkap keberadaan seseorang yang kini berdiri kaku.

Kedua netra Asahi menatap datar ke arah sosok itu. Meskipun begitu, ada rasa takut di hatinya karena seseorang yang berdiri kaku itu pasti telah melihat apa yang ia lakukan tadi.

Dan orang itu juga pasti tahu tentang kondisinya yang sedang hamil.

"Asahi?" panggil orang itu.

Dia melangkah pelan mendekati Asahi. Cukup lama waktu yang ia habiskan untuk sampai di depan Asahi.

Ketika ia sampai, ia pun merunduk, kemudian melirik benda yang kini sudah rusak karena perbuatan Asahi.

"Kamu... hamil?" tanya seseorang itu.

Asahi melirik sinis siswi yang saat ini berada di depannya.

"Jaga mulutmu, Kim Junhee," desis Asahi.

Setelah itu, Asahi mendorong tubuh siswi yang ia panggil Kim Junhee. Segera Asahi bawa tubuhnya berdiri, lalu memungut testpack miliknya dan langsung berlari pergi darisana.

Asahi telah meninggalkan Kim Junhee yang kini menatapnya dengan tatapan sendu.





~oOo~






"Hhh yang namanya Asahi itu dimana, hah?!" Keluhan terus keluar dari mulut Junkyu karena teman satu kelompoknya yang bernama Asahi tak kunjung datang.

Junkyu yang tengah bersidekap dada sembari menyandarkan punggungnya di dinding kelas pun mulai menarik nafas panjang. Setelah zat oksigen itu terkumpul, Junkyu pun segera menghempaskannya dalam satu helaan.

"So Junghwan," panggil Junkyu.

Junghwan yang masih berada di kursinya pun menoleh.

"Kamu tidak punya nomor Hamada Asahi apa? Aku bosan menunggu dia," ujar Junkyu.

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang