🌟05🌟

643 122 19
                                    

Drrt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrt..

Jihan merogoh laci mejanya saat merasakan getaran yang berasal dari ponselnya.

Dengan pelan dan waspada ia melirik isi pesan yang baru saja masuk.Dalam hati berdoa semoga pak Satya yang tengah mendengarkan perkenalan dari Nathan didepan sana tidak memergoki.

Rea

Tolongin kita😭
dinding halaman belakang
08:15

Jihan melotot membacanya.

"Pstt psst...Sel"bisik Jihan memanggil salah satu temannya yang duduk di dekat jendela.

"Paan?"bisik Sela mengangkat kedua alisnya

"Tukeran sebentar"bisik Jihan kembali membuat Sela menghela nafas lalu segera beranjak dari bangkunya pelan-pelan.

Setelah mendudukan diri,Jihan segera mengintip lewat jendela.Dan dapat ia lihat,dibawah sana...sahabatnya yang lain tengah celingak celinguk hendak memanjat dinding.

"Gila..bisa-bisanya telat 1 jam lebih"gerutu Jihan

Seketika matanya melotot saat melihat pak Muh sebagai Waka yang tengah berpatroli dihalaman belakang.

Jihan segera membuka aplikasi chatting-nya lalu menekan voice note.

"Jangan manjat dulu,ada pak Muh!!"bisik Jihan lalu mengirimkan voice note itu pada Rea.

Hah demi apapun!Jihan benci voice note.

"Jihan!kamu ngapain?!biasakan menghargai teman kamu yang sedang didepan!Kembali kebangku kamu!"bentak pak Satya mengagetkan Jihan .

"E-eh maaf pak...i-ini saya cari angin.Sesek banget..Ya Allah astaghfirullah sesek!"balas Jihan dengan dramatis memukul dadanya seraya mendongak

"Ji-"

"Saya ijin ke UKS ya pak..nggak tahan"alibi Jihan yang langsung diangguki oleh pak Satya.Guru paruh baya itu terlihat sangat khawatir.

"Saya antar?takutnya pingsan"tawar Pak Satya

"Nggak perlu pak...huh...huh ...saya sama Nathan aja"balas Jihan berakting mengatur nafas

"Ayo Nat!"dengan segera Jihan menarik tangan Nathan keluar dari kelas.

"Jangan lari Ji...nanti kamu tambah sesek"ujar Nathan menatap Jihan khawatir

"Aduh Nat..telmi nya ditunda dulu.Tadi gue boong."jelas Jihan mempertahankan tempo larinya dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Nathan

JihanathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang