Nathan menatap kosong pemandangan kota dengan kerlap kerlip lampu dibawah sana.
Indah dan mengagumkan,tapi tidak bisa mengenyahkan beban pikirannya seminggu ini.
Puk puk
Ia tersentak menoleh saat seseorang menepuk bahunya.
Itu papanya.Lelaki itu tersenyum lembut lalu merangkulnya.
"Kenapa?"
Nathan terdiam sebentar menunduk lalu kemudian menatap papanya kembali.
"Dia....sakit pa"lirih Nathan
"Terus?"
"Nathan takut"
"Takut sama dia?"tanya nya kembali yang diangguki pelan oleh sang anak.
"Ji,pulang ya?"bujuk Airin,kakak Jihan
Jihan hanya diam lalu menyuapkan kembali sesendok bubur pada kakaknya itu dengan tangan sedikit bergetar.
"J-jihan kekamar mandi dulu"ucapnya tanpa melihat kearah kakaknya kemudian langsung beranjak dari duduknya tersebut.
Ceklek
Jihan terdiam saat membuka pintu.Ada papanya yang hendak mengetuk pintu.Ia juga dapat melihat raut keterkejutan pada wajah tegasnya,papanya hanya terdiam membuat Jihan segera menundukkan kepalanya lalu pergi melewati tubuh tegap itu.
Dengan tergesa ia menuruni tangga,lalu masuk ke dalam kamar mandi dekat dapur.
Brak
Dengan tangan bergetar ia menyalakan keran diwastafel lalu membasuhkannya ke wajah berulang kali.
"Kakak nggak papa,....kakak nggak papa"gumamnya mencengkram wastafel kuat.
Tadi sepulang sekolah,pak Surya,sopir rumah ini menjemputnya.Ia mengatakan bahwa kakaknya sakit membuat Jihan dengan panik masuk kedalam mobil tanpa sadar bahwa ia lupa membawa obat penenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihanathan
Genç KurguCompleted✔️✔️ BOOK II Mari kita lihat seberapa berpengaruhnya kedatangan Adiputera Nathananta Zafer dalam kehidupan seorang gadis bernama Aneska Jihana Zaphira.