🌜38🌛

387 72 20
                                    

"Ganti dulu,Na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganti dulu,Na."Jay menyodorkan tas punggung yang sepupunya itu bawa membuat Nathan mendongak

Pemuda itu menatap keadaannya yang terlihat cukup kotor sekarang.Tangan,lengan juga kemeja putihnya sudah dihiasi oleh darah.

Nathan hanya diam lalu mengalihkan pandangannya kearah pintu operasi yang masih tertutup rapat

"Jihan baik-baik aja,bersihin diri lo dan waktu lo balik,gue jamin semuanya masih sama"ucap Jay lagi yang kemudian dibalas helaan nafas dari sepupunya tersebut

Dengan lunglai Nathan meraih tas punggungnya kemudian berlalu mencari kamar mandi terdekat.

Sesampainya di kamar mandi,Nathan mencuci tangannya yang dipenuhi oleh darah kering tersebut,tak lupa ia juga membersihkan luka disikunya.

'Jaga putri om dengan baik ya?bahkan dari tangan om sendiri.'

'Airin dan Jihan adalah hal yang paling berharga yang om miliki,sampai kapanpun itu'

Nathan terkekeh kecil saat mengingat perkataan Arya beberapa minggu lalu.

"Kalo emang berharga,kenapa om senekat itu"monolog Nathan menatap kosong air kran yang masih menyala

Ia tertunduk lalu terisak pelan memikirkan keadaan Jihan.

Tadi saat pukul 07:15,tepat setelah ia dan Jay sampai di rumah Jihan,yang keduanya dapati adalah Jevan,Haekal juga papanya yang tengah menggedor pintu.

Setelah mendengar apa yang terjadi tak ayal kedua sepupu itu juga ikut khawatir walaupun beberapa kali dia ikut menggedor juga mendobrak hanya keheningan yang didapat

Pagi tadi saking kalutnya,dia ikut mendobrak mengabaikan kenyataan bahwa Arya menggunakan jenis kunci hendleset,dimana tentu sangat sulit untuk merusak keamanannya.

Hingga akhirnya Nathan memilih masuk melalui pintu samping.Setelah memecahkan pintu kaca dengan sikunya,ia segera berlari ke halaman belakang

Bukankah seperti itu cara kerja otak manusia?minim untuk berfungsi jika keadaan tengah tidak baik

Langkahnya saat itu terhenti begitu saja saat dengan mata kepalanya sendiri,Nathan melihat tubuh Jihan sudah tengkurap diambang pintu belakang dengan pisau dapur yang tertancap dipunggung

Saat itu pula dunianya runtuh bersamaan dengan menetesnya liquid bening dari matanya juga darah Jihan yang mengalir deras makin menggenangi lantai kayu dibawahnya.

Saat itu pula dunianya runtuh bersamaan dengan menetesnya liquid bening dari matanya juga darah Jihan yang mengalir deras makin menggenangi lantai kayu dibawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JihanathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang