"Terima kasih pak"
Jihan tersenyum mengambil alih kopernya yang baru saja diturunkan dari bagasi mobil.
Coba tebak dia ada dimana sekarang? malam ini,dia ada didepan rumah besar yang didominasi dengan warna putih,milik kakek nenek Nathan dan Jay.
Yang berarti Nathan dan Jay tinggal disini juga.Ingat!Nathan dan Jay tinggal disini JUGA!.
"Benar ini rumahnya?"
Jihan mengecek kembali kertas yang tadi diberi oleh satpam perusahaan milik Nathan,lalu ia mengangguk setelah memastikan.
Ia mendongak kembali lalu tersenyum pada pria didepannya.
"Terima kasih sekali lagi pak Andreas,saya benar-benar merepotkan anda"
Coba lihat?bukankah takdir begitu membingungkan?dari sekian banyaknya orang didunia,Andreaslah yang tidak sengaja ia temui di pesawat kemarin,dan tujuan mereka sama.Seattle.
Jika Jevan tau,sepupunya itu sudah pasti berteriak histeris.
'Ya Allah!kan gue udah bilang jangan deket-deket sama duda itu Jihan!mau jadi apa keluarga kita kalo lo sama dia!kan tau sendiri Luna sama Cio musuh bebuyutan!'
Sepupunya itu memang agak kurang ajar:),jadi tolong maafkan.
"Tidak merepotkan sama sekali,kalau begitu saya pamit"
"Iya,hati-hati pak"
Seusai mobil hitam itu melaju pergi,Jihan menghela nafas lalu berbalik badan menatap ragu rumah dihadapannya tersebut.
Sebenarnya dia sudah berniat ikut bersama sahabat-sahabatnya ,tapi apalah daya dia malah kesiangan pagi itu.Dan buruknya lagi dia baru mendapat tiket jam 7 malam:)
"Pulang aja kali ya?"Jihan mengetuk-etukkan sepatunya resah,sesekali tangannya mengusap hidungnya yang terasa mulai gatal hendak bersin.
"Iya,pulang"Jihan menganggukkan kepalanya mantap lalu berbalik badan hendak pergi.Lagipula dia tidak bisa berhenti gugup sejak keberangkatannya kemarin.Dia merutuki dirinya kenapa seberani ini untuk datang menyusul sahabatnya yang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihanathan
Ficção AdolescenteCompleted✔️✔️ BOOK II Mari kita lihat seberapa berpengaruhnya kedatangan Adiputera Nathananta Zafer dalam kehidupan seorang gadis bernama Aneska Jihana Zaphira.